Close
Close

Sejumlah Desa Di Bursel Terima Bantuan Sembako

Namrole, SBS
Pemerintah Buru Selatan (Bursel) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bursel telah menyalurkan sejumlah bantuan bagi masyarakat di beberapa desa di Kabupaten Bursel yang terkena dampak banjir.


Bantuan ini berupa paket bahan sembako yang didistribusikan melalui jalur darat, maupun laut menggunakan Jomson.


Kepala BPBD Bursel, Awat Mahulauw kepada wartawan di kantornya mengatakan penyaluran ini diproses sesuai surat laporan yang masuk dari setiap desa terdampak bencana ke BPBD.


"Logistik stok gudang untuk tahun 2022 itu hanya di akomodir

257 Kepala Keluarga. Yang sudah kami proses dan beri bantuan sebanyak 158 kepala keluarga. Stok sisa paket sembako tinggal 99," terang Mahulauw, Kamis (22/09/2022).


Mahulauw menjelaskan, desa-desa yang menerima bantuan itu diantaranya, Dusun Fatiban, Desa Masowoy, Desa Emguhen, dan Desa Walbele.


"Sudah realisasi 158 Kk dengan rincian, Dusun Fatiban 15 KK; Desa Masawoy 18 KK; Desa Emguhen 25 KK, dan Desa Walbele 100 KK," rincinya.


Ia menjelaskan, bantuan yang diberikan berupa paket sembako yang sudah disiapkan di gudang oleh BPBD sesuai yang dialokasikan Pemda Bursel.


"Paket yang disalurkan berupa beras, gula, terigu, kopi, mie instan, minyak goreng, ikan kaleng, susu, daun teh, dan lain-lain. Per KK dapat satu paket," terang Mahulauw.


Lebih jau Mahulauw menuturkan, bantuan yang diberikan ini sesuai dengan permintaan desa melalui surat yang masuk ke BPBD. Dan pemberian ini dilakukan sesuai dengan antrian laporan yang masuk.


"Jadi yang kita berikan ini sesuai antrian permintaan. Kita akan berikan secara bertahap karena harus disesuaikan dengan stok yang ada di BPBD," tambahnya.


Lanjut Mahulauw, sisa stok 99 KK yang tersedia sementara akan diproses untuk desa-desa yang sudah melaporkan jumlah masyarakat yang terkena musibah banjir.


"Sementara surat yang baru masuk dari beberapa desa terkait bencana beberapa pekan lalu yakni desa Waenamaolon, Desa Labuang, Desa Air Tarnate, Desa Waeoandan, Desa Elara, Desa Oki Baru, dan Desa Elfule. Kita lagi proses dan persiapkan untuk penyaluran logistik ke desa-desa tersebut," akuinya.


Kata Mahulauw, untuk memproses masyarakat yang terdampak bencana harus ada surat yang masuk ke BPBD dengan maksud supaya surat itu dapat dijadikan sebagai dasar hukum oleh BPBD Bursel. Sehingga kalau ada pemeriksaan dapat dijadikan rujukan untuk laporan.


"Harus ada surat karena itu data bagi kita pertanggung jawabkan semua laporan," tegasnya lagi.


Ia mengakui, Kabupaten Bursel rawan bencana, untuk itu anggaran soal bencana ini bisa diakomodir tahun depan jauh lebih besar dari yang ada saat ini.


"Bursel ini rawan banjir jadi kalau bisa anggaran harus ditambah atau kita akan berhutang seperti saat ini. Stok tinggal sedikit sementara masyarakat terdampak ada banyak. Mau tidak mau kita harus hutang," akuinya.


Ia berharap semua elemen dan pihak-pihak terkait bisa memahami kondisi Bursel dengan intensitas hujan yang begitu tinggi, sehingga terjadinya bencana di berbagai desa dapat terjadi kapan saja dan tanpa di duga-duga.


"Kita tidak minta bencana terjadi, tapi ini adalah kondisi dan realita yang tidak kita duga-duga. Oleh karena itu, anggaran perlu kita siapkan lebih. Siapa yang tau bencana terjadi di desa A dan desa B. Lebih baik stok lebih daripada kekurangan stok seperti sekarang, kami yang kerepotan," tandasnya. (SBS/01)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post