Close
Close

Desa Waefusi Kembali Diterjang Banjir Bandang

Namrole, SuaraBS
Banjir bandang kembali menerjang 98 rumah warga di desa Waefusi, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Rabu (31/5/2023).


Banjir bandang ini terjadi lantaran hujan lebat disertai angin kencang yang mengguyur kota Namrole sepekan belakangan ini.


Akibatnya, air kali Waetina tak  mampu dibendung karena debit air yang meningkat turun dari hulu kali Waetina membuat air merembet keluar menerjang Desa Waefusi yang terletak di kaki kali Waetina.


Tak hanya 98 rumah warga dan 4 fasilitas umum yang terendam, namun dari pantauan wartawan di lokasi sekitar desa Waefusi yang memiliki 718 jiwa itu, sejumlah kebun warga juga hancur akibat terjangan air tersebut.


Terlihat sejumlah warga desa tetangga berbondong-bondong mendatangi desa Waefusi untuk membantu warga yang membutuhkan pertolongan.


Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bursel, Hadi Longa dan sejumlah stafnya juga hadir disana untuk memonitoring dan melakukan pendataan terhadap warga terdampak banjir dan memberi bantuan sementara berupa nasi bungkus sekaligus mengevakuasi korban ke lokasi pengungsian.


Sejumlah personil Polsek Namrole, Polres Bursel, dan anggota Kompi Senapan D Yonif 731 Kabaresi juga diterjunkan ke lokasi banjir.


Banjir kali ini melebihi banjir tahun-tahun sebelumnya. Harta benda berupa barang-barang elektronik milik warga diketahui mengalami kerusakan fatal.


Kepada wartawan di lokasi, Kepala BPBD Bursel, Hadi Longa mengatakan akibat banjir ini sebanyak 114 kepala keluarga membutuhkan bantuan pemerintah maupun bantuan dari berbagai pihak.


"Sebanyak 114 KK yang ada di desa Waefusi. 98 rumah warga dan 4 fasilitasi umum ikut terendam. 4 fasilitas itu yakni sekolah, Paud, Masjid dan Pustu," terang Longa.


Menurut Longa, langka-langka awal yang dilakukan pemerintah saat ini adalah melakukan evakuasi dan orang-orang yang dievakuasi tersebut akan menjadi fokus perhatian Pemda Bursel.

"Langka awal kita adalah evakuasi dan pemerintah akan bertanggung jawab terhadap orang-orang yang di evakuasi tersebut, karena yang terpenting adalah warga desa Waefusi harus selamat dan nyaman serta mendapat penanganan dari pemerintah," ucap Longa.


Menghadapi keluhan masyarakat terkait solusi dari Pemda Bursel mengingat Desa Waefusi adalah desa langganan banjir, Longa menjelaskan bahwa Pemda Bursel tidak akan berdiam diri dan akan mencari solusi untuk mangatasi masalah tersebut.


"Pemerintah akan mengambil langka-langka dan strategi apa yang harus diperbaharui sehingga tidak akan terjadi lagi keluhan-keluhan seperti ini," tanggapnya.


Mantan Sekwan DPRD Bursel ini menambahkan, untuk warga yang di evakuasi sementara ditampung di sekolah yang ada di desa Lektama.


"Saat ini kami sedang menyiapkan dua sekolah karena bertepatan dengan waktu libur yaitu SMP 1 Atap Lektama dan SD Lektama serta rumah kediaman Penjabat Kades Waefusi," papar Longa.


Lebih jauh Longa menjelaskan, untuk mengantisipasi kondisi desa Waefusi yang menjadi langganan banjir, Pemda Bursel telah berpikir untuk merelokasi warga di desa tersebut sehingga tidak menjadi korban banjir di setiap musim hujan. Tapi ada kendala-kendala yang menghambat proses tersebut.


"Pemerintah punya pikiran seperti itu, karena dilihat dari letak geografis dan kondisi desa setempat, maka masyarakat patut direlokasi cuma keinginan masyarakatlah yang menjadi masalah besar bagi pemerintah karena mereka merasa ini adalah pemukiman yang telah dibangun  oleh para leluhur dan mereka nyaman ditempat ini. Itu salah satu kendala untuk merelokasi masyarakat," ungkapnya.


Upaya pemerintah dalam mengatasi luapan kali Waetina ini, kata Longa sudah dilakukan sejak tahun 2011 dengan melakukan pembuatan bronjong namun derasnya air kali Waetina disaat hujan tidak dapat dibendung.


Untuk itu, atas nama Pemda Bursel, Longa menghimbau kepada warga Waefusi dan seluruh masyarakat Bursel untuk tidak melakukan aktifitas di saat cuaca ekstrim berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai dengan angin yang kencang dan juga gelombang yang tinggi.


"Kepada masyarakat Bursel atas nama Pemda Bursel, saya menghimbau agar tidak melakukan aktifitas di saat musim hujan deras yang dapat menyebabkan banjir dan disaat gelombang air laut sedang tinggi," pintanya.


"Mari sama-sama katong jaga keselamatan katong pung diri, katong pung keluarga dan katong pung basudara dari semua musibah dan bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi," tandasnya Longa.


Hujan deras yang terjadi di Kabupten Bursel menyebabkan banjir di beberapa desa. Selain Desa Waefusi, banjir bandang juga terjadi desa Namrinat, Kecamatan Namrole, dan Desa Waenamaolon, Kecamatan Leksula.


Seperti yang di posting oleh akun Facebook Cristian Solissa, terungkap bahwa akibat luapan air kali Waetina menyebabkan banjir di Desa Namrinat.


"Akibat musim hujan yang begitu besar mengakibatkan Sungai Waetina banjir dan membuat warga desa Namrinat cemas karena sudah mulai memasuki rumah warga," tulis Solissa.


Kondisi banjir juga di posting akun Facebook atas nama Dace Nurlatu Namraja. Dalam salah satu grup Facebook, Dace menulis penyebab banjir di desa Waenamaolon yang diakibatkan oleh luapan air Waeveva.


Akibatnya sejumlah rumah dan fasilitas umum lainnya ikut terendam banjir.


"Rumah warga dan sejumlah fasilitas pemerintah seperti sekolah, Gereja, pastori jemaat dan lain lain terendam banjir akibat jebol sungai Waeveva di Desa Waenamaolon, Kec Leksula Kab. Bursel. Kami warga desa Waenamaolon meminta kepada Pemda Bursel, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat untuk pembuatan Talud pembatas sungai Waeveva agar warga setempat. Kami berharap pemerintah bisa melihat hal ini dengan serius," tulis Dace. (SBS/01)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post