Namrole, SBS
Lapangan usaha dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi Bursel, yakni pertanian, administrasi pemerintahan, kontruksi, dan perdagangan.
”Distribusi PDRB mengalami pertumbuhan di sektor administrasi pertanian, Adm. pemerintahan, kontruksi, dan perdagangan. Pertumbuhan tertinggi tahun 2023 meliputi transportasi & pergudangan sebesar 9,59 persen, jasa kesehatan 8,89 persen, dan perdagangan 7,98 persen,” ujar Kepala BPS Kabupaten Bursel, Herthy Dianan Soumokil di ruang aula Kantor BPS Bursel, Selasa (5/3/2024).
Soumokil menjelaskan, transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi didorong oleh kenaikan pengguna jasa angkutan, peningkatan volume pengiriman barang, dan mobilitas kampanye dan persiapan Pemilu.
Sementara Jasa Kesehatan mengalami pertumbuhan tinggi dari realisasi belanja APBN pada fungsi kesehatan (jasa kesehatan dan belanja modal) mengalami peningkatan yang signifikan. Sedangkan perdagangan mengalami pertumbuhan tinggi ditopang dari peningkatnya hasil pertanian, peningkatan penjualan dari UMK dan UMB pada bahan makanan dan non makanan (bahan bakar minyak, kendaraan bermotor roda dua, dsb).
“Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Bursel 2023 tumbuh positif di angka 4,48 persen melambat di bandingkan tahun 2022 yang mencapai 5,53 persen. Pada Tahun 2023, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 2,01 persen,” terangnya.Sementara PDRB menurut pengeluaran tahun 2023 dibandingkan dengan tahun 2022 konsumsi LNPRT ada pada angka 5,36 persen, konsumsi rumah tangga 3,90 persen. Distribusi terbesar terhadap total PDRB tahun 2023 adalah konsumsi rumah tangga sebanyak 85,95 persen, konsumsi pemerintah 50,47 persen dan PMTB 47,43 persen.
“Pada Tahun 2023, komponen konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 3,17 persen dan jika dibandingkan secara regional Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2023 menurut kabupaten/kota di provinsi Maluku, pertumbuhan tertinggi tercatat di Kabupaten Maluku Barat Daya sebesar 24,85 persen, pertumbuhan terendah di Kabupaten Seram Bagian Timur sebesar 3,91 persen, sementara posisi kabupaten Bursel berada di urutan tengah,” ungkapnya.
“Ditengah melambatnya perekonomian global dan nasional, ekonomi Bursel mampu tumbuh 4,58 persen pada tahun 2023, yang menandakan ketahanan dan prospek ekonomi Bursel tetap baik dan jika dirinci menurut lapangan usaha, yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Bursel pada tahun 2023 adalah pertanian, administrasi pemerintahan dan konstruksi, sementara dirinci menurut komponen pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Bursel pada tahun 2023 utamanya ditopang oleh konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan PMTB,” tambahnya.
Terkait angka kemiskinan, Soumokil mengungkapkan bahwa di tahun 2023, kabupaten Bursel mengalami kenaikan.
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan.
Ia menjelaskan, garis kemiskinan per rumah tangga dihitung dari garis kemiskinan per kapita dikalikan dengan rata-rata banyaknya anggota rumah tangga pada rumah tangga miskin.
"Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan dan sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan Maret 2023 adalah data Susenas bulan Maret 2023," paparnya.
Perkembangan Angka Kemiskinan di Kabupaten Bursel Tahun 2018 – 2023 mengalami sikulus turun naik. Persentase Penduduk Miskin (P0) Kabupaten Bursel pada tahun 2023 sebesar 15,28 persen atau naik 0,53 persen poin terhadap tahun 2022.
Perkembangan garis kemiskinan tahun 2018- 2023 di pengaruhi seiringnya kenaikan harga komoditas makanan dan non makanan. Garis kemiskinan Kabupaten Bursel selama dua dekade terakhir juga terus mengalami kenaikan.
“Garis Kemiskinan Kabupaten Bursel pada tahun 2023 sebesar Rp743.721 per kapita per bulan, angka ini naik 9,8 persen lebih tinggi dari garis kemiskinan tahun 2022 yang mencapai Rp 677.044 per kapita per bulan,” bebernya.
Ia merincikan, 10 (Sepuluh) komoditas makanan yang memberi sumbangan terbesar terhadap garis kemiskinan di Bursel pada Maret 2023 adalah Beras (beras lokal, medium, premium, dan impor) 21,2%, Rokok dan tembakau 9,9%, Ikan segar 8,5%, Roti tawar, roti manis, roti lainnya 4,7%, Ketela pohon/singkong 3,6%, Bawang merah, bawang putih 3,3%, Gula pasir 2,6%, Makanan gorengan (tahu, tempe, bakwan, pisang) 2,4%, Minyak goreng (kelapa sawit, bunga matahari) 2,1%, dan Mie instan 1,5%.
Sedangkan 10 (Sepuluh) Komoditas Non Makanan yang memberi sumbangan terbesar terhadap garis kemiskinan di Bursel yakni Pendidikan 19,1%, Bensin 16,7%, Pakaian 12,9%, Kayu bakar 10,9%, Perlengkapan mandi 9,2%, Listrik 8,7%, Kesehatan 6,9%, Minyak tanah 6,5%, dan Perumahan 4,2% serta Angkutan 4,1 %.
“Dalam upaya mengentaskan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin saja, tetapi perlu diperhatikan dimensi lain yaitu tingkat kedalaman kemiskinan dan tingkat keparahan kemiskinan. Jadi selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan,” tandasnya.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat Kemiskinan di kabupaten Bursel yaitu penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi pada tanggal 3 September 2022
untuk jenis pertalite, solar dan pertamax, Ekonomi Maluku triwulan I Tahun 2023 terhadap triwulan III tahun 2022 yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,19 persen, Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2023 sebesar 103,16 turun 2,09 poin dibandingkan NTP Maret 2022 yang sebesar 105,25.
Hal ini menunjukkan bahwa daya tukar produk pertanian yang dihasilkan petani mengalami penurunan dibanding Maret 2022.
Tak hanya itu, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKKRT) Provinsi Maluku pada Maret 2023 sebesar 114,98 persen naik sebesar 0,8 persen poin terhadap IKKRT September 2022 sebesar 114,07 persen serta Kenaikan harga bahan bakar minyak yang berdampak pada kenaikan harga barang di Provinsi Maluku termasuk Kabupaten Bursel.
"Pada Maret 2023, Kota Ambon yang merupakan kota inflasi dan pernah menjadi sister city dari penghitungan inflasi. Kabupaten Bursel tercatat mengalami inflasi year on year (yoy) sebesar 5,30 persen, sedangkan tingkat inflasi gabungan (yoy) Kota Ambon dan Kota Tual pada Maret 2023 terhadap Maret 2022 tercatat sebesar 5,43 persen juga turut berpengaruh,” tandasnya.
Ia berharap, paparan yang disampaikan ini dapat dipakai oleh Pemda Bursel untuk mengatasi angka kemiskinan di Bursel dan menjadi motivasi dalam mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. (Tim)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!