Close
Close

Pemkab dan Forkopimda Sambut Kepulangan Puluhan Jamaah Haji Bursel

Namrole, SBS
Pemerintah Kabupaten ( Pemkab ) Kabupaten Buru Selatan ( Bursel ) yang diwakili Sekretaris Daerah ( Sekda ) Ruslan Makatita, bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah ( Forkopimda ) setempat, menjemput kepulangan puluhan jemaah haji, kloter 32 tahun 2024, Rabu, 17 Juli 2024, yang di pusatkan di Aula Gedung Serba Guna Namrole. 


Dalam sambutan Bupati Bursel Safitri Malik Soulissa yang di bacakan Sekda Bursel Ruslan Makatitta menyampaikan terima kasih kepada penyelenggara haji yang telah membantu dan memfasilitasi jamaah haji dari keberangkatan hingga kembali lagi ke kabupaten Bursel dengan lancar.


" Pada kesempatan itu, Pemkab Bursel menyampaikan turut berbelasungkawa atas meninggal satu orang jemaah haji asal desa Oki Lama, La Hamiu La Bandara. 


"Kemarin kami mendengar bahwa ada jamaah haji yang tergabung dalam kloter 32 bernama La Hamiu La Bandara meninggal dunia, untuk itu Bupati dan Pemkab turut berbelasungkawa dan berdukacita, semoga almarhum diampuni segala dosa dan amal ibadahnya diterima," kata Makatita. 


Dia menyebut, ibadah haji tidak seperti ibadah lainnya karena ibadah haji harus bagi orang yang mampu secara fisik dan secara finansial. Untuk itu, para jamaah yang telah menjadi haji diharapkan bisa meraih derajat haji yang Mabrur dan Mabruroh.


"Gelar haji yang disandang hendaknya menjadikan bapak/ ibu untuk berprilaku lebih baik di tengah masyarakat," tutur Ruslan. 


Tak sampai disitu, Ia juga berpesan kepada kaum muda khususnya umat muslim yang ingin menunaikan ibadah haji untuk mempersiapkan diri dengan baik jika berencana untuk menunaikan ibadah haji. Sebab, Ibadah haji merupakan ibadah yang membutuhkan fisik, juga butuh pikiran dan hati yang sehat semata namun butuh sehat lahir dan batin. 


Terpisah, ketua rombongan jamaah haji kabupaten Bursel tahun 2024, H Masrudin Solissa kepada awak media menyarankan agar ke depan Pemkab Bursel dan Kemenag kabupaten Bursel, bisa menyediakan tenaga kesehatan dan tenaga pembimbing ibadah dan tidak berharap kepada pemerintah provinsi.


Hal ini disampaikan sebab menurutnya, satu orang pembimbing ibadah tidak bisa menangani 450 jemaah yang tergabung dalam satu kloter.


"Untuk itu, keinginan kami seperti kabupaten-kabupaten yang lain harus ada satu tenaga kesehatan dan satu tenaga pembimbing ibadah sehingga jamaah bisa terkontrol dengan baik dan tidak mengantri saat beribadah di Makkah maupun Medina," ucap Masrudin. 

Tenaga kesehatan dan tenaga pembimbing ini menurut Solissa harus yang profesional dan ahli dalam bidangnya masing-masing.


"Jadi rekomendasi kami itu kalau dokter harus ahli atau spesialis jangan bidan atau mantri, sebab jamaah ini memiliki penyakit yang berbeda-beda dan krusial maka harus yang profesional. Jadi itu saran kami," kata Solissa. (Yul)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post