Namrole, SBS
Wakil Bupati ( Wabup ) Bursel Gerson Eliaser Selsily dalam sambutan menyebut walaupun kasus polio akibat virus polio liar sudah tidak ditemukan lagi di Indonesia selama lebih dari 10 tahun. Namun penyakit ini masih mungkin terjadi di wilayah Indonesia yang mungkin disebabkan adanya importasi virus dari negara lain atau virus vaksin yang bermutasi di daerah dengan cakupan imunisasi polio yang rendah dalam jangka waktu lama.
" Pada November 2022 terkonfirmasi kasus poliomyelitis pada anak usia 7 tahun yang diakibatkan oleh Vaccine Derived Polio Virus tipe 2 ( VDPV2 ) untungnya penemuan kasus ini ditanggulangi secara cepat oleh tim gabungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ( Kemenkes RI ) beserta Mitra yang melakukan pengumpulan dan mengkaji data kasus Acute Flaccid Paralysis ( AFP ) secara retrospektif serta mendukung persiapan pelaksanaan imunisasi dalam rangka penanggulangan Kejadian Luar Biasa ( KLB ) atau Outbreak Response Imunization ( ORI ), " kata Gerson, dalam sambutan, saat melakukan Pekan Imunisasi Nasional ( PIN ), Selasa, 23 Juli 2024, di Aula Gedung Serba Guna Namrole.
Dirinya mengaku, pandemi covid 19 kemarin mengakibatkan pelaksanaan imunisasi rutin tidak dapat berjalan optimal. Data beberapa tahun terakhir menunjukkan terjadinya penurunan cakupan Imunisasi rutin yang cukup signifikan termasuk imunisasi polio.
Hal ini menyebabkan jumlah anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi rutin lengkap sesuai usia semakin bertambah banyak" KLB polio tipe 2 sejak akhir 2022 hingga saat ini dilaporkan terjadi di beberapa provinsi di Indonesia seperti Aceh Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Papua Tengah dan papua pegunungan. Sampai saat ini status KLB tersebut belum dicabut karena kasus masih saja terus dilaporkan, " ucap Eliaser.
Menurut Wabup, selain polio tipe 2 kasus polio tipe 1 juga dilaporkan di Provinsi Papua Tengah. Oleh karena itu dibutuhkan upaya respon imunisasi yang masif dengan cakupan tinggi dan merata untuk memutus transmisi virus polio baik Tipe 1 maupun tipe 2 berdasarkan penilaian risiko menggunakan tool standar yang dilakukan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
" Indonesia dikategorikan wilayah risiko tinggi penularan polio. Oleh karena itu komite ahli eradikasi polio dan komite penasihat ahli imunisasi nasional merekomendasikan agar dilakukan pemberian imunisasi polio melalui kegiatan Pekan Imunisasi Nasional ( PIN ) polio 2024 sejumlah 2 putaran di wilayah KLB maupun wilayah lainnya yang berisiko tinggi sesuai kajian epidemiologi, " tutur Selsily.
Pihaknya mengaku, WHO merekomendasikan bahwa kegiatan PIN dalam rangka penanggulangan KLB polio ini harus menyentuh dua hingga empat jutaan anak untuk dapat memutus rantai penularan.
Dimana, sasaran pemberian vaksin dalam PIN polio adalah anak usia 0 sampai 7 tahun. Dimana di Kabupaten Bursel jumlah sasaran anak yang akan diimunisasi polio sebanyak 13.565 orang anak, yang tersebar di enam kecamatan dengan jumlah pasien yang disediakan sebanyak 680 vial yang saat ini telah didistribusikan ke-13 Puskesmas yang ada di Kabupaten Bursel.
" Pemberian imunisasi polio dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia sebanyak 2 kali putaran dimana putaran pertama dilaksanakan tanggal 23 sampai 29 Juli 2024 dan putaran kedua pada tanggal 6 sampai 12 Agustus 2024 dengan target cakupan pemberian imunisasi sekurang
kurangnya adalah 95% anak usia 0 sampai 7 tahun, untuk masing-masing pemutaran," ujar Sarjana Ekonomi ini.
Ia mengaku, anak adalah potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa Indonesia yang harus mendapatkan perhatian dari semua pihak pemerintah secara umum dan khususnya orang tua di dalam keluarga. Berkaitan dengan jaminan pemenuhan hak dan perlindungan anak dalam rangka menjamin pemenuhan hak dan perlindungan anak, maka perlu mendapatkan perhatian yang berhubungan dengan pertumbuhan fisik mental sosial dan kesehatan yang utuh.
Masa depan bangsa Indonesia berada di tengah anak-anak saat ini semakin banyak kualitas anak-anak saat ini maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa Indonesia umumnya dan khususnya Kabupaten Bursel.Sementara dalam laporan penyelengaraan PIN yang di bacakan Sekretaris Dinas Kesehatan mengaku sasaran PIN polio 2024 adalah anak usia 0 sampai 7 tahun.
" Jumlah sasaran untuk Kabupaten Bursel sebanyak 13.565 orang anak yang diklasifikasi menjadi satu anak usia 0 sampai 5 tahun 8.643 anak, anak usia 5 sampai 6 tahun usia TK/PAUD 3.295 anak-anak usia 7 tahun usia SD 1.627 anak, " katanya.
Dimana, PIN polio 2024 dilaksanakan di semua Puskesmas dan pos pelayanan yang ada di setiap wilayah kerja puskesmas.
Adapun pelaksanaan PIN polio dilakukan dalam dua putaran atau dosis putaran 1 dimulai secara serentak tanggal 23 sampai 29 Juli 2024, 7 hari ditambah sweeping 30 Juli sampai 3 Agustus (selama lima) hari putaran 2 dimulai tanggal 6 sampai 12 Agustus 7 hari ditambah swiping 13 sampai 17 Agustus lima hari.
" Target cakupan dalam pelaksanaan PIN polio 2024 sekurang-kurangnya adalah 95% untuk masing-masing putaran. (Yul)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!