Namrole, SBS
"Saya tidak mau cari kaya, tapi saya mau mengabdi, saya akan buktikan nanti. Percayakan kepada saya. Pilih saya dan Pak Gerson, saya tidak akan memperkaya diri, saya tidak akan membangun istana diluar sana atau yang lain. Karena sepanjang saya di DPRD semakin saya menyadari politik adalah pengabdian, " ujar La Hamidi, dalam orasi politiknya, Kamis, 3 Oktober 2024, di Desa Waly, Kecamatan Namrole.
Niat untuk mengabdi ini muncul, karena dia merasa miris dengan situasi pemerintahan di Kabupaten yang berusia enam belas tahun ini, masih banyak masyarakat Bursel, yang belum terlayani dengan baik.
"Olehnya itu, kita akan lakukan pelayanan yang baik. Saya sadar bahwa pemerintah itu pelayan masyarakat, kita akan melayani. kita tidak akan jadi raja, kita tidak akan jadi ratu bagi bapak ibu semua. Kita akan berikan kemudahan pelayanan. Kalau mudah untuk apa dipersulit, " tutur LHM.
Ia mengaku, akan membuktikan kepada masyarakat Bursel, bukan sekedar menjanjikan saja, tapi ingin dilakukan.
"Tolong catat, ketika kita terpilih, kita akan lakukan itu. Saya akan menjadi pelayan petani, nelayan, UMKM, yang putus sekolah, pelayan masyarakat yang sakit, semua akan kita layani, sepanjang itu menjadi kebutuhan masyarakat, " kata mantan anggota DPRD Bursel ini.
Dia menjelaskan, dia telah mewakafkan diri, dengan rela meninggalkan jabatan DPRDnya pada periode ke empat.
"Saya ini bukan lahir dari keluarga yang kaya, saya tahu penderitaan masyarakat, saya melihat kehidupan seperti ini, saya tersentuh. Ada masyarakat yang berobat dan harus dirujuk ketempat lain, saya terpukul, " ujar sarjana hukum ini.
Dia menyebut akan membenahi pelayanan rumah sakit, transportasi, pendidikan, bangun infrastruktur yang memadai. Sehingga daerah yang belum terakses dengan baik, seperti di Waesama, Fena Fafan, Kepala Madan, dapat juga menikmatinya.
"Saya bilang buat Pak Gerson, kawan, kalau kita dua dipercayakan oleh masyarakat, mendapat restu dari Allah SWT, jangan tidur lelap. Karena ketika kita turun ke Waesama masyarakat berteriak jalan, jembatan. Di kepala madan juga demikian. Saya merasakan dan juga menjadi korban, " ucap LHM.
Tujuan dari pengabdian ini, bagaimana masyarakat bisa tersentuh, tingkat taraf hidup masyarakat bisa meningkat, masyarakat petani, nelayan, tukang dan kelompok masyarakat tertentu.
Menurutnya, LHM-GES akan serap aspirasi ini dan dalam penerapan kebijakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) akan diarahkan untuk itu. Jadi bagi masyarakat petani, nelayan, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dan kelompok masyarakat lainnya yang bisa sejahtera, tidak pilih pasangan nomor urut satu, rugi, karena program LHM-GES akan diarahkan kesana.
"Maka itu, kami mau mengabdi, bukan memperkaya diri. Saya hidup saat ini sudah merasa enak, Makanan saya yang biasa saja, seperti daun kelor, embal, suami, nasi, tidak suka makanan yang mahal-mahal, karena makanan restoran yang mahal tidak cocok dengan perut saya. Gaya hidup saya demikian, tinggal bapak ibu yang menilai siapa disini yang gaya hidup, " tutur alumni sekolah menengah atas negeri 3 Ambon ini.
Calon orang nomor satu di Fuka Bipolo ini, merasa malu, istrinya saja mengunakan gelang imitasi. Dia mengaku malu, bisa dicek kebenarannya. (LHM-GES) tidak bergaya hidup.
Pasangan Calon (Poslon) nomor urut 1 blusukan dengan menawarkan program, tinggal bapak/ibu menentukan pilihan apa mau yang mengabdi atau yang mau gagah-gagahan.
"Di Waly potensi wisata yang baik, Saya lihat masyarakat di Waly ini sangat mandiri, tinggal kehadiran pemerintah saja untuk memperhatikan itu. Nanti saat terpilih, LHM-GES akan membuktikan itu, " kata pria yang akrab di sapa Midi ini. (Yul)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!