Close
Close

Kader PDIP Bursel Ancam Hengkang Kalau Rekomendasi Bukan Untuk Solissa - Latbual


NAMROLE: Seluruh kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Pengurus Anak Cabang (PAC) se Kabupaten Buru Selatan (Bursel) mengancam akan meninggalkan partai tempat mereka mengabdi tersebut, jika nantinya DPP PDIP merekomendasikan Buce Ayub Seleky untuk berdampingan lagi dengan Tagop Sudarsono Solissa dalam pilkada Bursel, 9 Desember mendatang.
 
Penolakan keras ditujukan kepada Seleky, karena Seleky yang pernah kang-kalau direkomendasikan PDIP saat pilkada Bursel perdana beberapa tahun lalu dianggap telah mengkhianati partai wong cilik besutan Megawati Soekarno Putri tersebut setelah menjadi Wakil Bupati.

Padahal, saat Seleky direkomendasikan untuk menjadi Calon Wakil Bupati waktu itu, semua kader PDIP di daerah ini telah bekerja keras memenangkannya tanpa sepeserpun uang yang diberikan, karena pihaknya merasa bertanggung jawab untuk mengamankan rekomendasi partai ketika itu.

"Kami minta DPD tidak gegabah dan rasional dalam memberikan pertimbangan kepada DPP. Disamping itu, kami pun berharap DPP nantinya tidak lagi gegabah dan salah memberikan rekomendasi kepada kader partai lain, apalagi kepada Buce Ayub Seleky. Kami menolak dengan sangat keras dan tegas," kata Ketua PAC Kecamatan Namrole, Sudin Silimbona didampingi sejumlah fungsionaris PAC Kecamatan Namrole, Kecamatan Leksula, Kecamatan Kepala Madan dan Kecamatan Waesama di Namrole, Senin (15/6).

Menurutnya, sejak menjadi Wakil Bupati hingga kini, Seleky malah menjadi kader partai lain dan berperan secara langsung melawan PDIP dalam berbagai event politik, baik itu Pemilihan Presiden, Pemilihan Gubernur dan Pemilihan Anggota Legislatif.

Olehnya itu, para kader PDIP ini berharap DPP tidak mengabaikan berbagai rekomendasi yang dilahirkan dalam Rapat Ranting, Muscab dan Konfercab yang merekomendasikan Tagop Sudarsono Solissa sebagai Calon Bupati berpasangan dengan Ketua DPC PDIP Kabupaten Bursel, Sami Latbual sebagai Wakil Bupati.

"Tak hanya Rekomendasi Rapat Ranting, Musancab dan Konfercab saja, tapi Rakerda dan Kongres pun telah menegaskan bahwa daerah yang memperoleh suara dengan persentase 20 persen, maka diprioritaskan kader dalam pilkada kepala daerah dan wakil kepala dan itu pun telah ditegaskan Ibu Megawati dalam Kongres. Olehnya, termasuk setiap incumbent yang direkomendasikan PDIP wajib untuk menggandeng kader PDIP," paparnya.

Bahkan, mereka pun mengancam akan mundur dan meninggalkan partai ini jika rekomendasi Wakil Bupati diberikan kepada Seleky.

"Jangan salahkan kami, sebab kalau rekomendasi diberikan kepada kader partai lain yang telah mengkhianati partai ini, maka kami akan mundur dari PDIP dan bekerja bagi kandidat lain. Sebab, percuma saja kalau kader PDIP di daerah ini bekerja keras untuk membesarkan partai, tetapi kader tidak dibesarkan. Malah, orang yang tidak punya kontribusi bagi partai ini yang dibesarkan. Padahal, PDIP tidak kekurangan kader" tegasnya.

Selain itu, pihaknya pun mengecam adanya oknum-oknum fungsionaris DPD maupun DPC yang diduga dan dinilai telah mengkhianati partai ini dengan melobi kader partai lain untuk direkomendasikan oleh PDIP.

"Kami sangat mengecam adanya langkah-langkah pengkhianatan semacam itu. Sebab, kepentingan apa oknum-oknum di DPD dan DPC melobi kader partai lain untuk direkomendasikan. Padahal, jelas-jelas kita telah memutuskan untuk merekomendasikan kader terbaik PDIP di daerah ini untuk berpasangan dengan Bupati saat ini dalam Rapat Ranting, Musancab dan Konfercab yang juga dihadiri oleh DPC maupun DPD," paparnya.

Bahkan, lanjut mereka, jika nantinya Tagop Sudarsono Solissa memilih untuk tetap berpasangan dengan Seleky, maka para kader PDIP ini menantang DPP untuk merekomendasikan Samy Latbual untuk berpasangan dengan orang lain atau maju sebagai calon Bupati.

"Sesuai SK DPP Nomor 301A, DPP PDIP masih punya kewenangan untuk tentukan calon lain. Olehnya itu, kami menantang DPP untuk merekomendasikan Ketua DPC PDIP Kabupaten Bursel, Sami Latbual untuk maju berpasangan dengan orang lain atau maju sebagai Calon Bupati karena kami menilai Latbual punya kans dan cukup berpeluang untuk menang dalam Pilkada Bursel 9 Desember nanti bila direkomendasikan oleh PDIP," tantang mereka.

Menurutnya, hal tersebut sangat wajar, mengingat dalam Pemilihan Gubernur Maluku beberapa tahun lalu, PDIP juga merekomendasikan Herman Koedoeboen sebagai Calon Gubernur Maluku dan Daud Sangadji direkomendasikan sebagai Calon Wakil Gubernur Maluku.

Padahal, lanjut mereka, ketika itu Koedoeboen mendaftar sebagai Calon Wakil Gubernur dan Sangadji tidak mendaftarkan diri. Namun, tambahnya lagi, jika nantinya DPP merekomendasikan Seleky sebagai Wakil Bupati, maka ditakutkan struktural partai di Bursel bakal berjalan pincang dan tidak solid.

"Bukan hanya sturuktural PDIP di Bursel yang nantinya tidak solid, tapi kami takutkan nantinya ada dendam dari Seleky terhadap struktural partai di daerah ini yang tidak mendukungnya dan berimbas pada pembunuhan karakter kader partai di Bumi Fuka Bipolo ini maupun pergerakan PDIP di daerah yang kita cintai ini," tandasnya.

Maka dari itu, jika tak ingin kehilangan seluruh kader partai yang selama ini berjuang keras untuk menjadikan PDIP sebagai partai pemenang pemilu di Kabupaten Bursel itu, maka DPP haruslah tepat dalam menentukan rekomendasi nantinya.

"Sebab, kalau sampai rekomendasi tetap diberikan kepada Seleky, maka sudah dipastikan kader-kader terbaik partai ini akan berpaling untuk mendukung kandidat kepala daerah lainnya. Namun, apabila suara hati para kader partai wong cilik melalui rekomendasi-rekomendasi itu diwujudkan dengan merekomendasikan Solissa-Latbual, maka tanpa diminta pun, kami siap menjadi ujung tombak perjuangan untuk memenangkan Calon yang direkomendasikan tersebut, sebab menurut kami, pasangan ini sangat tepat bila direkomendasikan," tuturnya. (www.tribun-maluku.com)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

أحدث أقدم