Bendahara DKP Bursel Nyaris Jadi Korban Pemerasan.
Namrole, SBS.
Masyarakat di Kabupaten Buru Selatan (Bursel) kuduh
hati-hati dengan sepak terjang Kapolsek
Namrole palsu yang mengatas namakan diri sebagai AKP Kahar. Sebab, Kapolsek
Namrole ini lagi mencari korbannya di Namrole, Ibu Kota Kabupaten Bursel.
Apalagi oknum penipu ini sudah nyaris menjadikan Bendahara
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bursel, Yanes Siahaya sebagai
korban aksi penipuan dan pemerasan yang digencarkannya.
Tak tanggung-tanggung, Siahaya bahkan disuruh oleh
sang Kapolsek Namrole palsu itu untuk mengirimkan uang sebesar Rp. 15 juta bagi
pelaku yang mengaku sementara bersama Tim Mabes Polri dan Polres Buru dari
Namlea yang hendak datang ke Namrole untuk mengusut kasus pencurian yang
dialami oleh Siahaya sebagai korban.
Siahaya kepada wartawan di kediamannya, Rabu (24/6)
kemarin mengaku bahwa kronologis aksi penipuan dan pemerasan itu mulai terjadi
pada Rabu (10/6) lalu. Dimana, saat itu dirinya kembali menjadi korban
pencurian untuk kedua kalinya Rabu subuh sekitar pukul 01.00 WIT.
Dirinya mengaku, setelah menjadi korban kedua kali
dengan kerugian berupa kehilangan 1 unit labtop, 1 unit hardiks dan 1 unit
genset 1 Kg dan kasus itu dilaporkan istrinya ke Mapolsek Namrole Rabu siang,
tiba-tiba ada yang menelpon dirinya dan mengatasnamakan diri sebagai Kapolsek
Namrole yang disertai dengan permintaan uang sebesar Rp. 15 juta.
“Oknum Kapolsek yang diduga palsu ini mengaku
sementara berada di Namlea dan tamunya mau datang dan butuh dana 15 juta dan
minta dari Saya mengatasnamakan Kapolsek Namrole. Tetapi, Saya mengaku tidak
punya uang,” katanya.
Namun setelah berbincang beberapa saat, dirinya kemudian
membuat penawaran dengan oknum Kapolsek Namrole palsu tersebut dan disepakati
dirinya akan mentransfer uang sebesar Rp. 3 juta.
Selanjutnya, pelaku kemudian mengirimkan nomor
rekening kepada Siahaya agar bisa ditransfer sekitar pukul 16.00 WIT lantaran
yang bersangkutan membutuhkan uang cepat. Namun, dirinya tak langsung melakukan
hal itu.
“Tetapi karena kondisi hujan deras disini, makanya
Saya bilang jangan paksakanlah. Waktu itu ada teman-teman polisi yang kebetulan
mendampingi Saya dalam kasus yang Saya hadapi, mereka mendengar pembicaraan
itu. Kemudian saya ulur-ulur waktu dan polisi pun bergerak ke BRI Namrole untuk
mencari tahu asal usul nomor rekening pelaku itu, apakah pernah transaksi di
Namrole ataukah tidak. Ternyata nomor rekening itu tidak ada di Namrole, tetapi
adanya di Pulau Jawa,” ungkapnya.
Kendati mengaku tak sampai menjadi korban penipuan
dan pemerasan itu, namun dirinya berharap agar jajaran yang dipimpin oleh
Kapolsek Namrole Kompol Kahar Soelefi tidak tinggal diam pasca namanya
dicatut-catut oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dalam melakukan
aksi penipuan dan pemerasan terhadap korban pencurian maupun kasus seperti
dirinya maupun orang lain.
“Dalam hal ini, nama baik Kapolsek turut
dibawa-bawa, Kapolsek harusnya usut siapa yang bawa-bawa nama baiknya, iya kan,”
cetusnya.
Sihaya mengaku bahwa belum menunjukkan sejumlah
pesan singkat pelaku kepada dirinya itu kepada Kapolsek, lantaran para anggota
Polsek Namrole mengaku akan menyelidikinya.
“Saya belum pernah tunjukkan SMS itu ke Kapolsek,
tetapi saya sudah konfirmasi dengan anggota kepolisian dan mereka katakan bahwa
mereka akan tangani penipuan atas nama Kapolsek itu. Tapi saya tidak tahu
apakah mereka sudah melaporkan soal pencurian yang mengatas namakan Kapolsek
ataukah belum. Saya tidak tahu,” paparnya.
Namun, lebih dari itu, kalaupun sudah dilaporkan ke
Kapolsek, Siahaya mengaku pesimis Kapolsek Namrole akan menempuh jalan
demikian, sebab kasus pencurian yang dialami dirinya pun ditangani dengan
sangat lambat oleh jajaran Polsek Namrole.
Padahal, pada kasus pencurian kedua yang dialaminya ini,
pihaknya punya rekaman CCTV yang telah diserahkan kepada jajaran kepolisian
sebagai barang bukti guna mengungkap dan menangkap pelaku pencurian yang
berjumlah dua orang sebagaimana terekam dalam CCTV itu.
Sementara itu, Kapolsek Namrole, Kompol Kahar
Soelefi kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (24/6) mengaku bahwa sudah
mendapatkan laporan langsung dari anak buahnya terkait dengan kasus penipuan
dan pemerasan yang dialami oleh Siahaya dengan mengatas namakan dirinya itu.
“Itu
bukan saya. Anggota sudah cek di Bank, ternyata pemiliknya rekening itu di Jawa
sana. Ada dua orang, pas kejadian malamnya itu, besoknya langsung mereka kasih
tahu Saya soal adanya oknum tertentu yang menelpon Sihaya itu dengan
membawa-bawa nama Saya dan minta uang,” kata Soelefi.
Selanjutnya, dari nomor HP pelaku yang didapatkannya
dari anggota, pihaknya langsung menelpon pelaku dan memarahi pelaku yang telah
mencatut namanya dalam aksi penipuan dan pemerasan itu.
“Saya telepon yang bersangkutan, tetapi dia tidak
angkat dan selang 20 menit kemudian yang bersangkutan menelpon saya. Saya
katakan kepada yang bersangkutan, kamu katakan kamu Kapolsek Namrole? Kapolsek
itu saya bukan kamu, brengsek kamu. Pakai bawa-bawa nama Kapolsek lagi.
Langsung yang bersangkutan mematikan HP-nya,” terang Soelefi.
Menurut Soelefi, yang melakukan aksi penipuan
terhadap Siahaya dengan mengatas namakan dirinya itu sepertinya ada dua orang.
“Pelaku yang minta uang itu dua orang, tetapi yang
kedua itu Saya tidak sempat telepon dia. Jadi yang bersangkutan mengaku bahwa
ada kepolisian dari Mabes Polri dan Polres Buru yang datang untuk menyelidiki
kasus pencurian tersebut dan membutuhkan uang,” ungkapnya
Terkait dengan kasus ini, dirinya menduga bahwa
pelaku penipuan dan pemerasan ini berjaringan dan subur di Namrole.
“Kalau menurut saya ada indikasi jaringannya ada
disini. Ini bukan baru pertama kali ada oknum yang menyamar sebagai Kapolsek
Namrole dan saya menduga ada jaringan,” katanya.
Olehnya itu, dirinya menghimbau kepada seluruh
masyarakat di Namrole untuk tidak terpancing, apalagi mengirimkan uang ke
rekening oknum-oknum yang mengatas namakan dirinya seperti itu, sebab dirinya
tidak pernah melakukan pemerasan dan penipuan.
“Saya menghimbau kepada warga masyarakat supaya
ketika ada kasus serupa yang membawa-bawa nama Saya, jangan diladeni,”
tegasnya.
Lebih lanjut dirinya mengaku, bahwa kasus semacam
ini bukan hanya dialami oleh masyarakat biasa, tetapi dirinya pun nyaris
menjadi korban serupa pada beberapa bulan lalu. Dimana, ketika itu ada oknum
yang menelpon dirinya dan mengatasnamakan diri sebagai supir Karo ESDM Polda
Maluku bernama Dani dan mengaku bahwa Karo ESDM Polda Maluku akan berbicara
dengan dirinya.
Dimana, Karo ESDM Polda Maluku palsu itu kemudian
meminta uang sebesar Rp. 8 juta rupiah dari dirinya dan saat itu dirinya pun
hampir tertipu oleh rangkaian tipu muslihat yang dimainkan oknum itu.
Hanya saja, dari berbagai gelagak yang mencurikan
dan hasil koordinasi serta pengecakan yang dilakukan pihaknya, dirinya tak
sampai menjadi korban aksi penipuan dan pemerasan semacam itu.(SBS-01)
إرسال تعليق
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!