Kewajiban Atau Kebutuhan?
Matius 14:22-27
Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. (Matius 14:23)
Kebutuhan selalu menuntut untuk dipenuhi.
Dapat ditunda namun tidak dapat diabaikan. Sebagai contoh, kebutuhan
akan makanan. Anda dapat menunda untuk makan, tetapi tidak mungkin
menghindari dan mengabaikannya. Untuk sementara Anda dapat berpuasa,
tetapi tidak untuk seterusnya. Begitulah sifat kebutuhan, bukan?
Tuhan Yesus memperlihatkan suatu kehidupan
yang di dalamnya doa menjadi suatu kebutuhan. Sejak semula Dia dan
murid-murid-Nya ingin menyendiri ke tempat yang sunyi. Untuk apa?
Pertama, untuk berdoa, apalagi setelah mendengar berita eksekusi Yohanes
Pembaptis (Matius 14:13). Kedua, untuk makan, sebab mereka belum sempat
sarapan (Markus 6:31). Tetapi kedua hal itu tertunda. Mengapa? Sebab
hingga petang hari mereka masih harus melayani ribuan orang yang terus
mengikuti Yesus melalui jalan darat (Matius 14:13). Sesudah sibuk
melayani dan letih menunda, akhirnya mereka makan. Namun, bagaimana
dengan berdoa? Alkitab melukiskan bagaimana ketika semuanya telah usai,
Yesus pergi menyendiri ke atas bukit. Meski tertunda, Dia memenuhi
kebutuhan yang satu lagi: berdoa.
Bagaimana dengan kita? Apakah berdoa terasa
sebagai sebuah kewajiban atau kebutuhan? Kita bisa mengingkari
kewajiban, atau bahkan melanggarnya. Berbeda dengan kebutuhan. Kebutuhan
bisa ditunda tetapi tidak bisa diabaikan. Marilah kita memohon agar
Tuhan memberi kita hati yang senantiasa tergetar oleh kebutuhan untuk
berdoa sehingga kita tidak akan mengabaikannya setelah seharian mungkin
tertunda oleh segala kesibukan—PAD
- See more at: http://todaymanna.com/category/renungan/#sthash.rrjQ7MVj.dpufKewajiban Atau Kebutuhan?
Matius 14:22-27
Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. (Matius 14:23)
Kebutuhan selalu menuntut untuk dipenuhi.
Dapat ditunda namun tidak dapat diabaikan. Sebagai contoh, kebutuhan
akan makanan. Anda dapat menunda untuk makan, tetapi tidak mungkin
menghindari dan mengabaikannya. Untuk sementara Anda dapat berpuasa,
tetapi tidak untuk seterusnya. Begitulah sifat kebutuhan, bukan?
Tuhan Yesus memperlihatkan suatu kehidupan
yang di dalamnya doa menjadi suatu kebutuhan. Sejak semula Dia dan
murid-murid-Nya ingin menyendiri ke tempat yang sunyi. Untuk apa?
Pertama, untuk berdoa, apalagi setelah mendengar berita eksekusi Yohanes
Pembaptis (Matius 14:13). Kedua, untuk makan, sebab mereka belum sempat
sarapan (Markus 6:31). Tetapi kedua hal itu tertunda. Mengapa? Sebab
hingga petang hari mereka masih harus melayani ribuan orang yang terus
mengikuti Yesus melalui jalan darat (Matius 14:13). Sesudah sibuk
melayani dan letih menunda, akhirnya mereka makan. Namun, bagaimana
dengan berdoa? Alkitab melukiskan bagaimana ketika semuanya telah usai,
Yesus pergi menyendiri ke atas bukit. Meski tertunda, Dia memenuhi
kebutuhan yang satu lagi: berdoa.
Bagaimana dengan kita? Apakah berdoa terasa
sebagai sebuah kewajiban atau kebutuhan? Kita bisa mengingkari
kewajiban, atau bahkan melanggarnya. Berbeda dengan kebutuhan. Kebutuhan
bisa ditunda tetapi tidak bisa diabaikan. Marilah kita memohon agar
Tuhan memberi kita hati yang senantiasa tergetar oleh kebutuhan untuk
berdoa sehingga kita tidak akan mengabaikannya setelah seharian mungkin
tertunda oleh segala kesibukan—PAD
- See more at: http://todaymanna.com/category/renungan/#sthash.rrjQ7MVj.dpufKewajiban Atau Kebutuhan?
Matius 14:22-27
Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. (Matius 14:23)
Kebutuhan selalu menuntut untuk dipenuhi.
Dapat ditunda namun tidak dapat diabaikan. Sebagai contoh, kebutuhan
akan makanan. Anda dapat menunda untuk makan, tetapi tidak mungkin
menghindari dan mengabaikannya. Untuk sementara Anda dapat berpuasa,
tetapi tidak untuk seterusnya. Begitulah sifat kebutuhan, bukan?
Tuhan Yesus memperlihatkan suatu kehidupan
yang di dalamnya doa menjadi suatu kebutuhan. Sejak semula Dia dan
murid-murid-Nya ingin menyendiri ke tempat yang sunyi. Untuk apa?
Pertama, untuk berdoa, apalagi setelah mendengar berita eksekusi Yohanes
Pembaptis (Matius 14:13). Kedua, untuk makan, sebab mereka belum sempat
sarapan (Markus 6:31). Tetapi kedua hal itu tertunda. Mengapa? Sebab
hingga petang hari mereka masih harus melayani ribuan orang yang terus
mengikuti Yesus melalui jalan darat (Matius 14:13). Sesudah sibuk
melayani dan letih menunda, akhirnya mereka makan. Namun, bagaimana
dengan berdoa? Alkitab melukiskan bagaimana ketika semuanya telah usai,
Yesus pergi menyendiri ke atas bukit. Meski tertunda, Dia memenuhi
kebutuhan yang satu lagi: berdoa.
Bagaimana dengan kita? Apakah berdoa terasa
sebagai sebuah kewajiban atau kebutuhan? Kita bisa mengingkari
kewajiban, atau bahkan melanggarnya. Berbeda dengan kebutuhan. Kebutuhan
bisa ditunda tetapi tidak bisa diabaikan. Marilah kita memohon agar
Tuhan memberi kita hati yang senantiasa tergetar oleh kebutuhan untuk
berdoa sehingga kita tidak akan mengabaikannya setelah seharian mungkin
tertunda oleh segala kesibukan—PAD
- See more at: http://todaymanna.com/category/renungan/#sthash.rrjQ7MVj.dpufKewajiban Atau Kebutuhan?
Matius 14:22-27
Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. (Matius 14:23)
Kebutuhan selalu menuntut untuk dipenuhi.
Dapat ditunda namun tidak dapat diabaikan. Sebagai contoh, kebutuhan
akan makanan. Anda dapat menunda untuk makan, tetapi tidak mungkin
menghindari dan mengabaikannya. Untuk sementara Anda dapat berpuasa,
tetapi tidak untuk seterusnya. Begitulah sifat kebutuhan, bukan?
Tuhan Yesus memperlihatkan suatu kehidupan
yang di dalamnya doa menjadi suatu kebutuhan. Sejak semula Dia dan
murid-murid-Nya ingin menyendiri ke tempat yang sunyi. Untuk apa?
Pertama, untuk berdoa, apalagi setelah mendengar berita eksekusi Yohanes
Pembaptis (Matius 14:13). Kedua, untuk makan, sebab mereka belum sempat
sarapan (Markus 6:31). Tetapi kedua hal itu tertunda. Mengapa? Sebab
hingga petang hari mereka masih harus melayani ribuan orang yang terus
mengikuti Yesus melalui jalan darat (Matius 14:13). Sesudah sibuk
melayani dan letih menunda, akhirnya mereka makan. Namun, bagaimana
dengan berdoa? Alkitab melukiskan bagaimana ketika semuanya telah usai,
Yesus pergi menyendiri ke atas bukit. Meski tertunda, Dia memenuhi
kebutuhan yang satu lagi: berdoa.
Bagaimana dengan kita? Apakah berdoa terasa
sebagai sebuah kewajiban atau kebutuhan? Kita bisa mengingkari
kewajiban, atau bahkan melanggarnya. Berbeda dengan kebutuhan. Kebutuhan
bisa ditunda tetapi tidak bisa diabaikan. Marilah kita memohon agar
Tuhan memberi kita hati yang senantiasa tergetar oleh kebutuhan untuk
berdoa sehingga kita tidak akan mengabaikannya setelah seharian mungkin
tertunda oleh segala kesibukan—PAD
- See more at: http://todaymanna.com/category/renungan/#sthash.rrjQ7MVj.dpuf
إرسال تعليق
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!