Close
Close

Warga Dusun Modan Mohe Ancam Pindah dari Kabupaten Buru ke Bursel

Namrole, SBS.
Lantaran tidak mendapat perhatian dan sentuhan pembangunan yang maksimal dari Pemerintah Kabupaten Buru dibawa pemerintahan Bupati Ramli Umasugi dan Wakil Bupati Juhana Sudrajad, maka warga Dusun Modan Mohe, Desa Lele mengancam untuk hijrah ke Kabupaten Buru Selatan (Bursel) yang kini dibawa pemerintahan Bupati Tagop Sudarsono Soulissa dan Wakil Bupati Buce Ayub Seleky.
Ancaman itu dikemukakan oleh Aldri Latbual, Tokoh Pemuda Dusun Modan Mohe yang didampingi sejumlah Toko Adat Modan Mohe kepada wartawan di Namrole, Jumat (25/9).
“Karena selama ini kami tidak mendapat sentuhan perhatian dari pemerintah Kabupaten Buru, maka kami pun bersikap untuk hijrah dan bergabung dengan Kabupaten Bursel saja,” kata Latbual.
Menurutnya, ada beberapa persoalan yang mendasari keinginan masyarakat Modan Mohe itu. Dimana, persoalan itu antara lain, lantaran janji Pemerintah Kabupaten Buru untuk memekarkan Dusun Modan Mohe, Dusun Uka Lahin, Dusun Ite Lahin dan Dusun Wafu Dinat di dataran Gunung Kagafil sebagai desa, ternyata tak pernah ditepati hingga kini.
“Padahal, Pemerintah Kabupaten Buru sejak kurang lebih 10 Tahun lalu dimasa pemerinrahan Bupati Husni Hentihu telah dijanjikan secara resmi kepada seluruh masyarakat adat di dataran Gunung Kagafil atau Gunung Waelua untuk menjadikan Dusun Modan Mohe dan sejumlah dusun disekitarnya akan dijadikan sebagai desa, tetapi ternyata hingga pemerintahan berganti hingga kini janji itu tak kunjung ditepati,” paparnya.
Selain itu, katanya lagi, sentuhan pemerintah Kabupaten Buru terhadap pendidikan masyarakat di Dusun Modan Mohe pun tidak diperhatikan dengan baik. Dimana, gedung sekolah yang dibangun di Modan Mohe pun tidak disertai dengan tenaga pengajar yang memadai.
“Ada sekolah yang dibangun di Modan Mohe, tapi hanya ada satu tenaga kepala sekolah saja dan kepala sekolah pun tinggal di Namlea dan 5-6 bulan baru sekali naik ke Modan Mohe. Sedangkan, kami butuh sentuhan pendidikan yang maksimal dari pemerintah, kami butuh untuk maju dan sejahtera. Tetapi, kalau dengan kondisi yang seperti ini, tentu kebutuhan kami itu tidak akan pernah terealisasi,” tandasnya.
Akibatnya, lanjut Latbual, sejumlah anak pun harus menimbah ilmu di Kota Namrole, Ibu Kota Kabupaten Bursel yang dari sisi geografis lebih dekat dengan Modan Mohe, ketimbang harus ke Namlea, Ibu Kota Kabupaten Buru.
“Selain itu, dari aspek geografis, kami lebih dekat ke Bursel, hanya sekian kilo meter bisa sampai ke Namrole, Ibu Kota Kabupaten Bursel, ketimbang kami ke Namlea, Ibu Kota Kabupaten Buru. Begitu pun dalam hal transpotasi pun lebih efisien ke Namrole, ketimbang ke Namlea. Selain itu, dari sisi akses pendidikan pun kami lebih banyak berakses dan mengeyam pendidikan di Bursel,” terangnya.
Latbual pun menilai, selama ini masyarakat di Dusun tersebut hanyalah dijadikan sebagai lahan empuk dalam berbagai kepentingan politik saja dan diabaikan setelah kepentingan politik tersebut tercapai.
“Jadi, masyarakat Modan Mohe ini hanya dikunjungi dalam jangka waktu lima tahun sekali ketika ada moment politik dan setelah itu tidak lagi mendapat perhatian pemerintah Kabupaten Buru,” ujarnya.
Maka dari itu, dirinya berharap Pemerintah Kabupaten Buru dapat mengiklaskan masyarakat Dusun Modan Mohe untuk hijrah ke Kabupaten Bursel.

“Oleh karena itu kami minta Kabupaten Buru mengiklaskan kami bergabung dengan Kabupaten Bursel. Sebab, kami lebih banyak mendapat perhatian dari saudara-saudara yang ada di Kabupaten Bursel dan kami ingin maju seperti saudara-saudara yang lain,” tuturnya. (SBS-02)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

أحدث أقدم