Pemerintah
Kabupaten Buru Selatan (Bursel) telah menganggarkan pengadaan satu unit mesin
pembangkit listrik bernilai miliaran Rupiah dengan kapasitas 500 KVA dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bursel Tahun 2015 yang
kemudian ditangani oleh kontraktor bernama Ongko Jery.
Namun, mesin
tersebut terancam mubasir jika nantinya rusak sebelum dimanfaatkan bagi
kebutuhan masyarakat di Ibu Kota Kabupaten berumur tujuh tahun itu. Sebab,
setelah mesin tersebut dibeli oleh pihak kontraktor dan telah dibawa ke Desa
Masnana, Kota Namrole, Kabupaten Bursel sejak 21 September 2015 lalu, ternyata
mesinnya hanya dititipkan pada Pengelola Kantor Pelayanan Perusahan Listrik
Negara (PLN) Namrole dan belum juga dipasang.
Padahal,
jika mesin tersebut tak secepatnya dipasang dan dipanaskan, maka bukan tidak
mungkin mesin bernilai miliaran rupiah itu akan rusak dan tak bisa dipergunakan
oleh PLN untuk melayani masyarakat di Kota Namrole yang hingga kini masih haus
dan belum terlayani secara maksimal akan kebutuhan listrik.
“Tipenya
saya tidak hafal, tetapi yang pasti 500 KVA. Mesinnya belum dipakai karena
belum serah terima. Karena sistemnya masih diditipkan di PLN. Jadi, yang
menitip itu Pemda,” kata Pengelola Kantor Pelayanan PLN Namrole, Salahudin kepada
wartawan di kediamannya, Kamis (8/10).
Menurutnya,
lantaran belum ada serah terima dari Pemda Kabupaten Bursel kepada pihak PLN,
maka jika nantinya ada kerusakan, maka pihak PLN tidak akan bertanggung jawab,
sebab itu belum menjadi aset milik PLN.
“Selama
belum ada terima dengan PLN, maka PLN tidak bertanggung jawab jika ada
kerusakan. Sebab, PLN bekerja ada aturan. Aturannya kalau sudah jadi aset PLN
baru PLN tanggulangi, tetapi sebaliknya kalau selama masih titip,” terangnya.
Dikatakannya
lagi, jika pihak teknisi yang didatangkan oleh pihak kontraktor lambat dalam
pemasangan mesin tersebut untuk difungsikan, maka mesin tersebut pun bisa
rusak, apalagi lokasinya penitipannya tak jauh dari tepi pantai Desa Masnana.
“Kalau sudah
sampai 2 bulanan bisa rusak. Tetapi, mesinnya baru didatangkan kurang lebih
baru seminggu. Tetapi, katanya tenaga teknisinya su ada. Jadi, belum melewati
masa emergensilah dan masih dalam batas kewajaran,” tandasnya.
Walau
begitu, lanjut Salahudin, sebelum mesin tersebut akan diserah terimakan oleh
Pemda Kabupaten Bursel kepada pihaknya, mesin tersebut akan dicek terlebih
dahulu oleh pihaknya, apakah masih layak operasi ataukah tidak nantinya.
“Jadi, nanti
kita periksa dan cek lagi apakah layak operasi ataukah tidak. Karena ada prosedurnya
semua, sebelum operasi harus di cek dulu baru diserahkan ke PLN. Jadi, sebelum
diserahkan ke PLN, belum menjadi tanggung jawab PLN,” paparnya.
Pria yang
akrab disapa Udin ini pun mengaku bahwa sebelumnya Pengelola Kantor Pelayanan
PLN Namrole hanya memfungsikan dua unit mesin saja untuk melayani masyarakat di
Kota Namrole. Dimana, dalam perjalanannya pihak Pemda Kabupaten Bursel
berencana untuk membantu dengan satu unit mesin lagi. Namun, ternyata Pemda
terlambat dalam merealisasikan itu sehingga pihak PLN pun mengantisipasinya
dengan mendatangkan satu unit mesin lagi dari Mako, Kabupaten Buru.
“Terus
terang PLN duluan tambah mesin dari pada Pemda, sebab isunya Pemda mau tambah
mesin padahal PLN punya mesin yang duluan datang duluan dan sudah beroperasi
sejak beberapa waktu lalu. Jadi, sebelumnya kita punya dua, tetapi sekarang
kita punya tiga, karena sudah ada tambahan 1 buah mesin tambahan dari Mako,
sebab sudah terlalu lama tunggu dari Pemda, akhirnya kita sendiri tambah satu
lagi dari mesin yang direnovasi, sebab kita tidak bisa beli mesin baru. Jadi,
kalau mau bilang kita antisipasi, kita sudah antisipasi duluan dari pemda
dengan 1 buah mesin type mercy yang di datangkan dari Mako,” bebernya.
Dimana,
tambahnya, ketiga mesin yang dimiliki oleh Kantor Pelayanan PLN Namrole saat
ini berkapasitas masing-masing 190 Watt atau 350 KVA dan selalu dijalankan
secara bersamaan untuk melayani kebutuhan masyarakat Namrole sehingga tidak ada
mesin cadagangn.
“Tiga saja,
tidak mampu, jadi tidak ada cadangan. Selain itu, kita juga dibantu dari
Ranting Wamsisi,” bebernya.
Disinggung,
apakah pihaknya juga akan mengusulkan pengadaan mesin tambahan selain
mempergunakan mesin dari Pemda Kabupaten Bursel, dirinya mengaku bahwa pihaknya
akan melihat lagi perkembangan kebutuhan masyarakat di Kabupaten berusia tujuh
tahun ini kedepannya lagi.
Sebab,
sebagai kabupaten baru dengan berbagai pertumbuhan ekonomi, tentu saja akan ada
banyak masyarakat yang minta untuk pasang jaringan listrik baru, disamping ada
pula berbagai industri yang bakal semakin bergeliat di Kabupaten ini dan tentu
saja membutuhkan listrik sebagai penunjangnya.
“Kita lihat
lagi perkembangan, sebab PLN bukan hanya di Namrole, ada daerah-daerah lain
yang belum dilistriki. Kalau kita sudah dapat beberapa, ya kita sabar lagi lah,
sebab kita sudah usaha semaksimal mungkin,” tuturnya. (SBS-02)
إرسال تعليق
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!