Namrole, SBS.
Kepala Bagian Ekonomi dan
Pembangunan (Ekbang) Setda Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Kader Tuasamu
meminta agar Dewan
Pimpian Daerah (DPD) Komite Rakyat Anti Korupsi (KRAK) Kabupaten Bursel dan Paguyuban Kecamatan Kepala Madan tak mempolitisir
rencana pelaksanaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Provinsi Maluku yang akan
digelar tanggal 6-7 November 2015 mendatang di Desa Biloro Kecamatan Kepala
Madan dengan tudingan-tudingan miring yang tak benar.
“Kalau ada bahasa-bahasa
seperti itu, berarti ada yang coba mempolitisir, jangan kita mudah terprovokasi
dengan hal-hal itu,” kata Tuasamu kepada Suara
Buru Selatan di ruang kerjanya, Selasa (27/10).
Menurutnya, apa yang
dilontarkan oleh KRAK dan Paguyuban Kecamatan Kepala Madan adalah sebuah
kebohongan yang tidak sesuai fakta di lapangan.
“Tidak itu, informasi itu tidak
betul. Jadi begini, rehab kamar Mandi itu dia bervariasi. Saya punya anak-anak
sudah turun verfikasi dan ada yang penya kebutuhan semen itu tidak semuanya
sama, karena ada warga yang udah punya bak kamar mandi sudah ada dan ada yang
belum ada. Tetapi, kami pukul rata semua dan kami ambil nilai tertinggi. Jadi,
bisa dihitung saja. Dimana, kami berikan semen itu masing-masing 10 bantal dan
tehel sebanyak 15 dos. Jadi, kalau dikatakan bahwa nilainya lebih dari Rp. 5
juta, maka itu bohong besar,” papar mantan Sekretaris Bappeda Kabupaten Bursel
itu.
Dirinya pun menjelaskan bahwa
dalam realisasi program rehabilitasi kemar mandi warga penerima tamu tersebut,
memang tidak dianggarkan dan dialokasikan anggaran untuk biaya tukang.
“Tidak ada biaya tukang, sebab
ini bantuan perumahan swadaya, berarti tidak ada untuk biaya tukang. Jadi, ada
kontribusi dari masyarakat berupa material lokal seperti pasir, begitu juga
tenaga kerja. Jadi, nanti mereka bentuk kelompok dan di dalam kelompok itu ada
tukang dan mereka kerja dari rumah ke rumah,” ucapnya.
Menurut Tuasamu, setelah
pihaknya turun mengecek secara langsung di lapangan, ternyata tidak ada
penolakan dari masyarakat di Desa Biloro maupun Desa Waekeka Kecamatan Kepala
Madan selaku tuan rumah yang akan menerima tamu pelaksanaan event tingkat
provinsi Maluku itu.
“Saya sudah turun langsung ke
masyarakat untuk lakukan sosialisasi di masyarakat dan tidak ada masyarakat
yang komplain terkait hal itu. Itu, mungkin ada rekayasa dari orang-orang yang
sudah mempolitisirnya. Sebab, saya sendiri sudah turun dan saya sudah berikan
pemahaman kepada masyarakat sebagai calon penerima tamu dan mereka semua terima
dengan tangan terbuka,” terangnya.
Maka dari itu, Tuasamu pun
menghimbau agar seluruh masyarakat di Kabupaten Bursel secara umum maupun
Kecamatan Kepala Madan tidak lagi mempolemikkan hal itu dan harus mendukung
pelaksanaan kegiatan ini agar berjalan sukses dan memberikan keuntungan bagi
daerah ini kedepannya.
“Mari kita semua saling
berkontribusi untuk mensukseskan kegiatan ini. Apalagi, dari gubernur ke
gubernur tidak ada pelaksanaan Rakerda di kecamatan, baru kali ini dan
masyarakat HARUS bisa menyambut ini, sebab Pak Gubernur itu mau tahu dan mau
rekam kekurangan apa di daerah ini,” tutur Tuasamu.
Untuk diketahui, Rakerda Pemerintah Provinsi Maluku baru akan berlangsung di Desa Biloro,
Kecamatan Kepala Madan, Kabupaten Buru Selatan (Bursel) 6-7 November 2015
mendatang. Namun, ternyata bau korupsi atas penyelewenangan anggaran kegiatan
tersebut telah menguap dan sampai ke telinga masyarakat setempat.
Sebab, anggaran yang digelontorkan bagi pelaksanaan
kegiatan ini tidak sedikit, tetapi mencapai milyaran rupiah yang bersumber dari
APBD Kabupaten Bursel lebih dari Rp. 1 miliar rupiah, dana dari APBD Kabupaten
Bursel pada Kantor Camat Kepala Madan sebesar Rp. 200 juta, belum lagi adanya
dana sharing dari Pemerintah Provinsi Maluku, termasuk juga ada dana pemotongan
sebesar Rp. 5 juta dari setiap rumah yang diperuntukan bagi program Pembangunan
Rumah yang harusnya diperuntukkan bagi masyarakat Kecamatan Waesama, tetapi
diduga turut disunat oleh Pemkab Bursel melalui Kepala Bagian Ekonomi dan
Pembangunan (Ekbang) Setda Kabupaten Bursel, Kader Tuasamu.
“Anggaran yang dialokasikan melalui APBD Kabupaten
Bursel maupun dana sharing dari Provinsi Maluku itu miliaran rupiah, tetapi
dari data lapangan yang kami punya, diduga ada penyimpangan anggaran kegiatan
Rakerda Pemerintahn Provinsi Maluku yang akan dilaksanakan di Kecamatan Kepala
Madan itu,” kata Ketua Dewan Pimpian Daerah (DPD) Komite Rakyat Anti Korupsi
(KRAK) Kabupaten Bursel, Haris Suhut Mamulaty yang didampingi Ketua Paguyuban
Kecamatan Kepala Mada, Ari Waly kepada wartawan di Namrole kemarin.
Menurutnya, dari data yang dimiliki pihaknya,
ternyata setiap rumah di Desa Biloro dan Waekeka harus menerima masing-masing
Rp. 40 juta untuk mempersiapkan rumah dan fasilitas penunjang guna menerima
tamu yang datang dari pemerintah provinsi Maluku maupun 10 kabupaten/kota
lainnya di Maluku dalam Rakerda tersebut. Namun, ternyata yang didapatkan oleh
masyarakat disana hanyalah Semen sebanyak 10 sak dan tehel kecil sebanyak 30
dos, yang bila diuangkan hanya bernilai Rp. 3.100.000.
“Dari hasil pengecekan kami ternyata warga hanya
menerima semen dan tehel senilai Rp. 3.100.000, tetapi dinotakan di Toko Lima
Jaya Namrole sebesar Rp. 5.000.000. Hal ini menunjukkan bahwa ada indikasi
penyimpangan anggaran yang berbau korupsi,” paparnya.
Apalagi, lanjutnya, pemberian semen dan tehel itu
pun tak disertai dengan biaya kerja atau biaya tukang. Bahkan, sebaliknya
dibebankan kepada warga penerima tamu.
“Padahal warga penerima tamu ini juga bukan tukang.
Jadi, warga yang menerima semen dan tehel itu harus membayar sendiri biaya
tukang untuk merehab kamar mandi yang disediakan untuk tamu Rakerda tersebut,”
paparnya.
Bahkan, dirinya pun heran, mengapa warga ingin
berbelanja langsung dari Namlea, Kabupaten Buru yang berjarak lebih dekat
dengan Kecamatan Kepala Madan agar lebih murah dalam pengangkutan, namun tak
diizinkan oleh Pemkab Bursel dan malah diarahkan untuk hanya bisa berbelanja
barang tersebut di Toko Lima Jaya Namrole.
“Jadi, bukan saja ada indikasi penyelewenangan
anggaran, tetapi kegiatan yang akan dilaksanakan ini pun terkesan adanya
pemborosan anggaran yang belum tentu bermanfaat bagi Kabupaten Bursel secara
umum maupun Kecamatan Kepala Madan secara khusus,” tandasnya.
Apalagi, tambahnya, sampai saat ini berbagai
persiapan di Kecamatan Kepala Madan pun belum memadai karena adanya dugaan
penyimpangan anggaran kegiatan tersebut. Sebab, tak ada fasilitas lain yang
diberikan kepada warga penerima tamu.
“Akibatnya, belasan kepala keluarga yang
direncanakan untuk menerima tamu pun kini menolak untuk menerima tamu yang akan
hadir dalam Rakerda dimaksud,” tandasnya. (SBS-03)
Momen pilkada ujung2 dr semua ini,,
ReplyDeleteAda setingan di balik semua kegiatan,,hanya karena momen yg di bentuk bersamaan dengan rakerda..
Kemana selama ini pemerintah bursel????daerah yang sudah lepas kab.buru dari 2009 dengan kucuran dana pusat 1.300 milyar lebih,,namun jalan penghubung dan transportasi dari desa ke desa pun susah,,,
Masyarakat bursel harus buka mata lihat janji2 bupati tagop sebelum dan sesuah jadi!!!!buka mata dan hati kalau mau lihat bursel lebih maju..
Jangan mau lagi dengan janji2 manis tapi kosong,
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!