Namrole, SBS.
Bupati Kabupaten Buru Selatan
(Bursel), Tagop Sudarsono Soulissa berharap tidak ada pihak-pihak yang
menggangu keamanan di Bumi Fuka Bipolo jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)
Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bursel periode 2016-2021 yang puncaknya akan
digelar tanggal 9 Desember 2015 mendatang.
Sebab, dari informasi yang
didapatkan oleh pihaknya, ternyata ada pihak-pihak yang ingin memporak-porandakan
kehidupan persaudaraan yang telah terjalin secara baik selama ini di Kabupaten
Bursel dalam rangkaian agenda Pilkada Bursel ini.
Menurut Tagop, pihaknya tidak
akan segan-segan mengambil keputusan tegas, apabila keamanan yang telah dijaga
selama ini coba dirampas oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Kemarin saat Rapat dengan
FKUB, ada isu informasi, SMS-SMS liar bahwa kalau kandidat lain kalah, mau
biking kerusuhan disini, saya bilang saya tunggu, saya tunggu itu. Sebab, saya
tidak main-main, siapa pun yang mengganggu stabilitas keamanan, kebersamaan
saya, pemerintah dan masyarakat itu, maka tidak segan-segan saya cukur sampai
habis. Saya tidak main-main,” ancam Tagop ketika meletakkan Batu Pertama
pembangunan gedung Kantor Wilayah Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Bursel dan
Rana di kawasan Kilo Meter II Namrole, Selasa (10/11).
Tagop pun mengaku bahwa
stakholder TNI/Polri yang ada di wilayah kepemimpinannya ini akan dikerahkan
untuk mengatasi berbagai masalah keamanan, apabila terjadi gangguan keamanan
nantinya.
“Apalagi, komando Kapolda
Maluku, komando Pangdam Maluku sudah diberikan kepada saya bahwa segala unsur
keamanan di daerah ini digunakan, apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,”
paparnya.
Walau begitu, Tagop mengaku
sangat bersyukur dan berbangga dengan masyarakat di Kabupaten berusia tujuh
tahun ini, karena kendati di tiga Kabupaten lain terjadi riak-riak konflik,
seperti Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Kabupaten Kepulauan Aru dan
Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), hal itu tidak terjadi di Kabupaten Bursel
yang dipimpinnya bersama Wakil Bupati, Buce Ayub Seleky.
“Tetapi, alhamdulillah daerah
ini tertib, aman dalam proses Pilkada, sebab daerah lain sudah terjadi konflik,
seperti SBT ada konflik, Aru ada konflik, bahkan MBD juga ada konflik. Itu
pertanda bahwa kita sebagai masyarakat secara totalitas memiliki daerah dan
membangun daerah ini sadar benar bahwa isu-isu provokasi yang dilakukan oleh
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dapat kita halau, dapat kita singkirkan
untuk kepentingan besar kita sebagai masyarakat Bursel. Itu yang paling penting,”
tandasnya.
Terkait itu, dirinya pun
mengghimbau agar masyarakat di daerah ini tetap bergandengan tangan untuk terus
menjaga kondisi keamanan yang ada sehingga tidak terjadi lagi hal-hal yang tak
kita inginkan bersama di waktu-waktu mendatang.
“Saya melihat bahwa semakin
hari kebersamaan kita tidak bisa dipisahkan, kebersamaan kita bukan hanya
sebagai Kait Wait Wali Dawen saja, tetapi sebagai anak cucu dari Nabi Ibrahim
atau Abraham, kita tidak bisa terpisahkan dan sejarah 15 Tahun lalu membuktikan
bahwa kalau kita tidak bersatu, kalau kita tidak merasa sebagai orang keluarga,
tidak merasa sebagai umat Tuhan, maka kita akan gampang diobrak abrik oleh siapa
pun, oleh orang-orang yang tidak memiliki moral,” tandasnya.
Olehnya itu, dalam rangka
menjaga kondisi keamanan di Kabupaten yang dikenal dengan Bumi Fuka Bipolo ini
selalu mengkampanyekan pemahaman tentang budaya hidup Kai Wait atau
persaudaraan yang merupakan budaya orang Buru yang harus dijaga dan dipelihara
secara baik.
“Hal itulah yang saya dan Pak
Buce dalam pemerintahan lima tahun ini kita memberikan sebuah pemahaman tentang
bagaimana hidup orang basudara, tentang bagaimana hidup orang Kai Wait Wali
Dawen, bagaimana hidup seketurunan Nabi Ibrahim. Jadi, kalau dicubit di tangan kiri,
tangan kanan ikut sakit. Itulah yang sementara kami lakukan,” tutur mantan
Kepala BAPPEDA dan Litbang Kabupaten Bursel itu. (SBS02)
إرسال تعليق
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!