Ambon
- Panwaslu Bursel menganggap anggaran pengawasan yang dikucurkan oleh Pemkab
Bursel tidak mencukupi. Bahkan Rp 500 juta yang telah ditetapkan dalam APBD-P
juga hanya bisa membiayai gaji dan operasional pilkada hingga bulan November
mendatang.
Akibatnya Panwaslu mengancam untuk
mengeluarkan rekomendasi menunda tahapan pilkada hingga tahun 2017 agar pemkab
setempat bisa benar-benar siap dari sisi anggaran. Ancaman Panwaslu
Bursel sangat didukung oleh Bawaslu Maluku.
Komisioner Bawaslu Maluku, Abdullah
Ely kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Sabtu (31/10) mengatakan
memang harus ada sikap yang tegas mengenai persoalan anggaran pengawasan di
Bursel dan hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut begitu saja.
“Wacana untuk penundaan pilkda ini
sebenarnya sah-sah saja karena jika tidak ada anggaran maka pengawasan tidak
bisa berjalan,” katanya.
Dijelaskan, Bawaslu Maluku secara
formal maupun non formal telah mengkomunikasikan terkait kebutuhan anggaran
ini terhadap pemkab setempat mengenai persoalan ini namun hingga sekarang
belum ada respon padahal dibulan ini seluruh struktur Panwaslu di Bursel tidak
lagi mendapatkan gaji maka harus ada sikap yang jelas mengenai persoalan ini,”
ujarnya
Ely mengaku Bawaslu Maluku sendiri
sementara menunggu respon dari surat yang telah dilayangkan ke Bawaslu RI dan
Mendagri terkait kekurangan anggaran pilkada ini.
“Namun jka waktu dekat belum
ada respon, maka Bawaslu Maluku rencananya akan langsung ke Jakarta untuk
mengkonsultasikannya dengan Bawaslu RI. Kondisi ini, sudah masuk tahap yang
rawan karena tidak mungkin proses pentahapan pilkada berjalan tanpa sebuah
pengawasan karena kalau tahapan tetap berjalan sama saja dengan melanggar
aturan dalam peraturan perundangan. Nanti kita lihat perkembangan selanjutnya
dalam minggu ini, apakah memang harus ditunda atau ada langkah-langkah tengah
yang harus diambil,” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, krisis
anggaran kini menimpa Panwaslu Bursel, sehingga tak lagi dapat melakukan pengawasan.
Akibatnya perhelatan Pilkada Bursel diambang penundaan.
Panwaslu Bursel bahkan akan
mengusulkan ke Bawaslu Maluku agar pelaksanaan Pilkada kabupaten tersebut
ditunda ke tahun 2017.
“Kita akan usulkan ke Bawaslu Maluku
agar pilkada ini ditunda sampai dengan tahun 2017 sehingga pemkab juga
benar-benar siap,” kata Ketua Panwaslu Kabupaten Bursel, Siyusuf Solissa kepada
wartawan di Namrole, Jumat (30/10).
Solissa yang didampingi dua komisioner
Panwaslu lainnya, Jusri Lesilawang dan Hasim Souwakil serta seluruh anggota
Panwascam mengaku, pemkab selalu beralasan mengalami keterbatasan anggaran
untuk mengakomodir kebutuhan anggaran pengawasan
“Pemkab beralasan pendanaan belum
bisa karena keterbatasan dana, sehingga menurut kami jika ditunda sampai dengan
tahun 2017 mungkin akan lebih efektif dalam kesiapan-kesiapan seluruh jajaran
penyelenggara,” ungkapnya. (Siwa5)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!