Pekan
Imunisasi Nasional (PIN) Polio telah dicanangkan di Kabupaten Buru Selatan
(Bursel).
Pencanangan
yang dipusatkan di Puskesmas Namrole, Sabtu (5/3) ini dilakukan Wakil
Bupati (Wabup) Kabupaten Bursel, Buce Ayub Seleky.
Hadir
pada pencanangan itu itu, Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan
Kabupaten Bursel Ibrahim Banda, sejumlah
pimpinan SKPD, Kapolsek Namrole Kompol Kahar Soelefi, para undangan dan puluhan
balita yang akan diimunisasi.
Dalam sambutannya diselah-selah
pencanangan PIN Polio
di Kabupaten Bursel itu, Seleky mengatakan
imunisasi merupakan upaya pencegahan yang terbukti sangat effectiv. Sebab, banyak kematian dan kecacatan disebabkan oleh
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Menurutnya, eradikasi
polio secara global akan memberi keuntungan secara finansial.
“Biaya
jangka pendek yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan eradikasi tindakan tidak
seberapa apabila dibandingkan dengan keuntungan yang akan didapat dalam jangka
panjang, sehingga anak-anak yang menjadi cacat karena polio biaya yang
diperlukan untuk rehabilitasi penderita polio dan biaya untuk imunisasi polio
dapat dikurangi,” kata Seleky.
Seleky menjelaskan, program
imunisasi merupakan komitmen nasional dengan target sasaran tercapainya bebas
polio 100 persen pada akhir Tahun 2018 mendatang.
Dimana, lanjutnya, upaya pelayanan
ini dilakukan melalui kegiatan imunisasi rutin maupun PIN Polio dengan tujuan
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit-penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi.
Tujuan
tersebut, katanya, sangat ditentukan oleh cakupan
imunisasi yang tinggi dan merata disemua desa/kelurahan yang dapat diukur
dengan cakupan Universal Child
Imunization (UCI).
“UCI adalah suatu kondisi dimana
minimal 80% bayi yang ada disuatu desa/kelurahan telah mendapatkan imunisasi
dasar lengkap (imunisas iHb, BCG, DPT, dan POLIO) yang merupakan salah satu
indicator keberhasilan imunisasi dan anak dinyatakan aman kekebalan tubuhnya,” ujarnya.
Di
Indonesia lanjut Seleky, Polio menyebabkan kematian terbesar pada anak
dimana kurang lebih 23% serius pada anak disebabkan oleh Polio. Virus Polio
Dapat menimbulkan kematian serta kecacatan pada anak. Meningitis adalah radang
pada seluruh anggota tubuh (bagian dari sistem saraf ) dengan gejala: demam,
kaku kuduk, penurunan kesadaran dan lumpuh.
Berdasarkan
kajian dari Regional Review Meeting on Immunization WHO/SEARO
di New Delhi India dan Komite Ahli
Penasihat Imunisasi Nasional/Indonesian
Technical Advisory Group on Immunization
(ITAGI) merekomendasikan agar vaksin polio
diintegrasikan ke dalam program imunisasi Nasional untuk menurunkan
angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi juga balita akibat virus polio.
Hal ini selaras dengan rencana pemerintah dalam rangka mempercepat pencapaian Millenium Development Goals (MDGs).
“Pekan Imunisasi Nasional (PIN)
polio telah dilaksanakan tiga tahun berturut-turut yakni thn 1995,1996 dan 1997
sehingga virus polio asli indonesia sudah tidak ditemukan lagi pada tahun 1996,
namun pada tanggal 13 maret 2005 ditemukan kasus polio importasi pertama di
sukabumi Jawa Barat,” tutur mantan Kepala BKD dan
Diklat Kabupaten Bursel itu.
Kasus
polio tersebut, kata Seleky, berkembang menjadi wabah/ KLB (kejadian
luar biasa) yang menyerang 305 orang dalam kurun waktu 2005 – 2006 dan tersebar
di 47 kabupaten/kota di 10 propinsi, ini juga diakibatkan karena banyak
anak-anak yang tidak di imunisasi. Rata-rata terjadi dipulau Jawa dan Madura.
”Kegitan
Pekan Imunisasi Nasional ini perlu mendapat perhatian dan dukungan bapak/ ibu
masyakat setempat begitu juga tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Buru
Selatan, ada perhatian penuh terhadap program imunisasi sehingga pada saat
kegitan yang di maksud dapat mencapai target 95 % yang sasarannya pada balita
yang umur 0 - 59 bulan,” terangnya
Katanya lagi, bagi tenaga pengelola program imunisasi puskesmas
dan kabupaten, kami mengharapkan agar dapat melaksanakan pelayanan imunisasi
yang berkualitas sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku
sebab Hasil Cakupan Imunisasi di Buru Selatan masih perlu ditingkatkan lagi.
Hal
ini,
lanjut Seleky, dapat diketahui dengan hasil cakupan Desa UCI
pada tahun 2012 – 2014 belum mencapai UCI Desa. (Bursel tahun 2012-2014 capaian
imunisasi hanya 42 %, tahun 2015 mencapai 63% diharapkan thn 2016 dengan adanya
pin dapat mencapai diatas 95 %).
Oleh
sebab itu, untuk meningkatkan pelayanan imunisasi yang optimal dan
professional, seluruh bayi-balita harus mendapatkan imunisasi lengkap oleh
tenaga imunisasi puskesmas sehingga tingkat kekebalan atau Herd Immunity di
masyarakat khususnya pada kabupaten Buru Selatan semakin tinggi dalam menekan
angka kesakitan dan kematian penyakit akibat PD3I atau Penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi.
Sementara itu, Kadis Kesehatan Kabupaten Buru Selatan Ibrahim Banda
mengatakan, pelaksanaan pencanangan PIN dilakukan pada 8-15 Maret 2016 mendatang.
“Hanya saja, Dinkes Bursel
mengambil inisiatif untuk melakukan pencangan lebih awal sehingga seluruh
puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Buru Selatan sudah bisa melakukan
kegiatan imunisasi kepada semua bayi dan balita
yang ada di daerah ini,” terang Banda. (SBS-01)
إرسال تعليق
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!