Namrole, SBS.
Untuk
mencegah ancaman penyebaran penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Dinas Kesehatan Kabupaten Bursel melakukan fogging (pengasapan) pada
pemukiman warga di Kecamatan Namrole.
Sebanyak 13 Desa di Ibu Kota Kabupaten Bursel
menjadi terget kegiatan fogging tersebut. Dimana, dalam pelaksanaannya, Dinkes
Kabupaten Bursel mengerahkan
sejumlah petugas dibawa komando Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kabupaten Bursel, Hans
Lesbatta.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitwQ1HZLtbBVfwSTM94NIXn1SMN9TaX7vJoX95siZlvcPEwWXasng4KUEz5Ku_bAz7h3J-3DxWOSkVi_WLUhzpdCnaSY-37hG2vv3O8PksYg8cOBA9uSRebdn5UJsy0new065pNiE5vCUd/s640/fogin+semprot+asap+berantas+nyamuk+malaria+dikes+buru+selatan+%25285%2529+suara+buru+selatan.jpg)
“Ada satu anak dari Desa Masnana kemarin yang
indikasinya terkena Malaria komplikasi dan ditangani disini kemudian dirujuk ke
Ambon, tetapi ketika kita pantau sampai di Ambon ternyata terindikasi Demam
Berdarah dan beritanya itu kami dapatkan kemarin sore. Untuk itu pagi hari
tadi, saya tugaskan Kepala
Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kabupaten Bursel, Hans Lesbatta untuk segera melakukan
fogging untuk mematikan nyamuk dewasa yang sudah terinfeksi. Jadi, kita matikan
itu dulu,” kata Banda.
Dijelaskan, untuk nyamuk DBD di Kabupaten Bursel
cukup banyak dan berpotensi menyebabkan DBD. Namun, selama ini belum terdengar
adanya masyarakat yang terkena DBD selain seorang anak asal Desa Masnana
tersebut.
“Virus pembawa penakitnya itu selama ini belum
ada. Tapi, kita disini kan punya daerah kan terbuka dan sering terjadi
mobilisasi penduduk. Karena kita disini tidak pernah dengar adanya pasien DBD
sehingga baru tahu satu dan kita langsung bertindak untuk lakukan pencegahan
melalui fogging tersebut,” ujarnya.
Menurut Banda, kendati pasien DBD tersebut
berasal dari Desa Masnana, tetapi pihaknya tidak hanya memfokuskan pelaksanaan
fogging pada Desa Masnana saja, tetapi turut dilaksanakan pula pada 12 Desa
lainnya di Kecamatan Namrole.
“Sebenarnya anak yang terkena DBD itu di Desa
Masnana, tetapi kita tidak fokus saja disitu, tetapi kita lakukan menyeluruh
sampai di desa-desa tetangga. Jadi, targetnya 13 Desa di dalam Kota Namrole.
Direncanakan fogging ini akan dilakukan selama tiga hari dan diharapkan melalui
fogging selama tiga hari ini, nyamuk dewasa yang terinfeksi membawa bibit
penyakitnya itu bisa mati segera. Dengan begitu, berarti untuk kita sementara
aman,” terangnya.
Selain melakukan fogging, pihaknya juga mengimbau agar masyarakat
tetap menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan, terutama melakukan 3M yakni,
menguras, menutup, dan mengubur barang-barang yang bisa menampung air. Karena
menurutnya, aksi 3M lebih efektif daripada fogging.
“Sosialisasi ada dua, selain dengan tindakan
fogging seperti tadi dengan diberangi lewat penyuluhan dan berjalan sambil
menggunakan pengeras suara di sekitar pemukiman warga dan juga melalui tenaga
Puskesmas atau melalui tenaga-tenaga medis, dimana kami sudah sampaikan kepada
pimpinan-pimpinan Puskesmas untuk turun ke masyarakat melalui
pertemuan-pertemuan Posyandu dan menghimbau agar masyarakat bisa turut
berpartisipaso menjaga lingkungannya agar tidak menjadi sarang nyamuk yang
dapat menyebabkan DBD,” tuturnya. (SBS-02)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!