Close
Close

14 Kasus HIV Ditemukan di Bursel

Namrole, SBS.
Asisten II Setda Kabupaten Buru Selatan (Bursel) Ais Lesnussa, Kamis (29/9) membuka kegiatan Rapat Koordinasi Penguatan Kelembagaan Komisi Penanggulangan AIDS dan Advokasi serta Money Program Penanggulangan HIV-AIDS.
Kegiatan tersebut dipusatkan di ruang Aula Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bursel dan menghadirkan dua orang pemateri, yakni Kepala Bidang Penang­gulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kabupaten Bursel Hans Lesbatta dan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Maluku, Aziz.

Lesnussa ketika membaca sambutan Bupati Kabupaten Bursel Tagop Sudarsono Soulissa mengaku bahwa hingga pertengahan Tahun 2016, telah terdeteksi 14 kasus HIV di Kabupaten Bursel.

“Penderita HIV positif yang ditemukan di Kabupaten Bursel sampai dengan Juli 2016 sebanyak 14 kasus,” katanya.
Namun, lanjutnya, kendati telah mendeteksi 14 kasus tersebut, tetapi bisa saja masih banyak kasus yang belum terdeteksi di masyarakat dan menjadi ancaman penularan bagi masyarakat lainnya.

“Kemungkinan masih ada kasus lain yang belum terdeteksi, sehingga sangatlah berbahaya ketika terjadi kontak dengan penderita yang belum terdeteksi karena virusnya dapat tertular dengan sangat cepat,” ucapnya.

Pada kesempatan itu, dirinya menjelaskan bahwa KPA telah terbentuk sejak Tahun 2012 lalu, dimana komisi ini diharapkan dapat mengambil peran dan tanggung jawab yang besar bersama dengan Dinas dan Badan terkait guna tercapainya program Penanggulangan HIV-AIDS di Kabupaten Bursel sehingga penyebaran virus HIV ini dapat teratasi dan tidak lagi menular di masyarakat Bursel.

Sebab, AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV, yang merusak system kekebalan tubuh manusia yang menyebabkan melemahnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi. AIDS mempunyai dampak di berbagai bidang kehidupan manusia.

Dikatakan, Dewasa ini HIV-AIDS telah menjadi pandemik, menyerang jutaan penduduk di dunia, pria, wanita bahkan anak-anak. WHO memperkirakan sekitar 15 juta orang diantaranya 14 juta remajadan dewasa terinfeksi HIV, 1 juta bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi. Setiap hari sebanyak 5.000 orang ketularan virus HIV.

Apalagi, lanjutnya, telah kita ketahui bersama bahwa penyakit HIV-AIDS dan IMS (Infeksi Menular Seksual) merupakan masalah utama masyarakat di Indonesia. Jumlah kasus HIV-AIDS di Indonesia dari tahun 1987-2014 adalah 225.928 (HIV : 160.138, AIDS : 65.790).

“Laporan terakhir yang diterima menunjukkan bahwa Provinsi Maluku adalah salah satu daerah yang menunjukkan peningkatan kasus. Kasus kumulatif di Maluku dari Tahun 1994 sampai dengan bulan Juli 2015 sebanyak 2.775 kasus (HIV : 1.319, AIDS : 1.456),” urainya.

Lanjutnya lagi, kasus HIV-AIDS merupakan fenomena gunung es, dimana kasus yang ditemukan tidak menggambarkan kasus sebenarnya yang ada di mayarakat.
Olehnya itu, strategi nasional 2015-2019 menjabarkan paradigma baru dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia dari upaya yang terfragmentasi menjadi upaya yang konprehensif dan terintegrasi, yang diselenggarakan secara harmonis oleh semua pemangku kepentingan (stakeholder).

Dimana, salah satu isu utama di dalam strategi dan rencana aksi nasional 2015-2019 yang dikeluarkan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional adalah akselerasi upaya pencegahan penularan HIV-AIDS pada populasi berperilaku resiko tinggi maupun masyarakat umum dijalankan bersamaan dengan akselerasi upaya perawatan, pengobatan dan dukungan pada orang yang hidup dengan HIV dan AIDS (ODHA).


“Saya harapkan agar lewat kegiatan koordinasi dan penguatan kelembagaan serta advokasi dan monev program HIV-AIDS di Kabupaten Bursel ini boleh bermanfaat bagi kita semua guna menjadi dasar dan bahan masukan untuk kita dalam mensosialisasikan berbagai hal tentang HIV-AIDS bagi masyarakat dimana saja kita berada,” harapnya.(SBS-01)
أحدث أقدم