Close
Close

Semarak MTQ, Ekonomi Syariah Diperkenalkan di Bursel

Namrole, SB 
Menyongsong pelaksanaan kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXVII Provinsi Maluku tanggal 30 April 2017 nanti, Bappeda dan Litbang Kabupaten Bursel menggelar kegiatan Seminar Pengembangan Ekonomi Syariah, Selasa (25/4).
Kegiatan yang dipusatkan di ruang Aula Lantai II Kantor Bupati Bursel baru di Jalan Kilo Meter II Desa Kamlanglale, Kecamatan Namrole itu dilakukan guna memperkenalkan Ekonomi Syariah di Bumi Fuka Bipolo tercinta.

Hadir dalam kegiatan itu, Bupati Bursel Tagop Sudarsono Soulissa, Sekda Bursel Syahroel Pawa, Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Bursel Kader Tuasamu, Ketua DPRD Bursel Arkilaus Solissa dan para anggota DPRD Bursel, para pimpinan SKPD lingkup Pemkab Bursel serta OKP/LSM yang ada di Kabupaten berjuluk Bumi Fuka Bipolo itu.

Seminar itu dipandu oleh Dosen Fakultas Hukum dan Pascasarjana Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Sherlock Lekipiouw sebagai moderator dan menghadirkan empat orang pembicara dalam sembinar.

Keempat pembicara itu terdiri dari Rektor Universitas Cokroaminoto Makassar yang juga Ketua Presidium Nasional Ikatan Cendekiawan Kraton Nusantara (ICKN) H. Muhamad Asdar dengan materi ‘Menggagas Kabupaten Buru Selatan Sebagai Daerah Berbasis Syariah Guna Mewujudkan Masyarakat Madani’. 

Kemudian, Wakil Rektor Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) Simon Pieter Soegiono dengan materi ‘Ekonomi Syariah : Pilihan Pemberdayaan Ekonomi Umat’.

Selanjutnya, Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi (Fekon) Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon yang juga Ketua Lembaga Peneliti dan Pengembangan Ekonomi Fekon Unpatti Ambon Jufri R Pattilouw dengan materi ‘Meretas Paradigma Sains Ekonomi Islam’.

Selain itu, pembicara lainnya ialah Kepala Bank Muamalat Indonesia Cabang Ambon yang juga Ketua I Masyarakat Ekonomi Syariah Provinsi Maluku Bambang Haryo Nugroho dengan materi ‘Praktek Bisnis Keuangan Syariah, Potensi dan Kendalanya di Provinsi Maluku’.

Bupati Tagop Sudarsono Soulissa dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan seminar yang dilakukan merupakan kegiatan ilmu tentang Ekonomi Syariah dalam rangka menyongsong MTQ XXVII Provinsi Maluku nantinya.

“Kegiatan seminar ini adalah sebuah kegiatan ilmiah akademisi yang notabenenya dalam rangka untuk melihat momentum pelaksanaan MTQ XXVII yang akan dilaksanakan tanggl 30 April 2017,” kata Tagop.

Menurut Tagop, Ekonomi Syariah perlu diperkenalkan di Kabupaten Bursel karena memiliki nilai-nilai positif bagi pengembangan ekonomi masyarakat di daerah yang kental dengan budaya Kai Wait (Persaudaraan) ini.

“Selain itu, kita melihat bahwa ekonomi syariah ini juga memberikan nilai positif yang sangat besar jika di lihat dari hal-hal yang bersifat ekonomi sehingga pemerintah Kabupaten Bursel melihat bahwa ide-ide dan pikiran-pikiran ini untuk bisa disosialisasikan melalui seminar ini dan bisa dipikirkan oleh seluruh komponen masyarakat, terutama pelaku-pelaku ekonomi di Namrole dan sekitarnya agar bisa melihat bahwa ekonomi syariah merupakan sebuah ruang untuk bagaimana bisa meningkatkan ekonomi masyarakat kedepan,” ungkapnya.

Menurut Tagop, kegiatan MTQ XXVII Provinsi Maluku yang dilakukan di Kabupaten Bursel juga harus memberkan nilai-nilai social kemasyarakat bagi masyarakat di daerah ini dan tak hanya nilai-nilai keagamaan semata.

“Saya melihat bahwa dalam konteks pelaksanaan MTQ di Kabupaten Bursel ini, harus ada sesuatu yang diberikan juga, bukan hanya nilai-nilai agamanya, tetapi juga harus ada nilai-nilai sosial kemasyarakatannya bisa diberikan dan kita sumbang saran kepada semua masyarakat di Kabupaten Bursel ini secara khusus dan masyarakat Maluku,” ucapnya.

Apalagi, lanjutnya, kita tahu bahwa Ekonomi Syariah merupakan model ekonomi yang kini tengah berkembang pesat secara nasional maupun dunia.

“Saya kemarin sempat membaca beberapa artikel, bahkan sampai di dunia Eropa pun mulai merambah ekonomi syariah. Jadi, ini adalah kekuatan utama kita sebagai bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, tetapi belum mampu untuk bagaimana menjadikan ekonomi syariah sebagai landasan ekonomi yang bisa menjadi penguat ekonomi masyarakat,” terangnya.

Untuk itulah, maka Tagop menganggab kegiatan seminar ini sangat penting sekali, karena ekonomi syariah bukan saja menjadi milik masyarakat ataupun orang-orang yang beragama muslim semata, tetapi menjadi milik semua orang yang notabenenya adalah memberikan nilai positif terhadap ekonomi masyarakat.

Tagop menjelaskan, selama ini dirinya selalu menabung di bank-bank kompensional, tetapi kini dirinya pun tahu bahwa bank-bank syariah pun memberikan nilai positif dan tak kurang dari bank-bank konpensional yang di kenal selama ini.
setelah mengetahui

“Ternyata di Indonesia banyak nasabah-nasabah bank syariah itu juga non muslim, karena mereka melihat bahwa ternyata bank syariah lebih menguntungkan dan lebih bernilai sosial dibandingkan dengan bank-bank kompensional,” jelasnya.

Olehnya itu, dirinya pun berharap melalui kegiatan seminar yang dilakukan tersebut, masyarakat di Kabupaten Bursel pun memiliki pemahaman yang serupa dan iapun berharap kedepan Bank-Bank Syariah pun akan membuka Cabang di Namrole, Kabupaten Bursel.

“Inilah yang saya pikir hari ini, kita di Kabupaten Bursel juga harus memahami hal tersebut. Mudah-mudahan Kepala Bank Syariah juga hadir disini dan buka cabangnya disini, di Namrole dan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat di Namrole,” tuturnya. (MR-01)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

أحدث أقدم