Namrole, SBS
Rusaknya badan jalan tersebut sebenarnya telah terjadi sejak banjir yang melanda Kota Namrole dan sekitarnya, Jumat (2/6) malam lalu. Dimana, saat itu tingginya aliran sungai yang mengalir cukup deras saat itu telah mengikis badan jalan dan mengakibatkan kerusakan di badan jalan tersebut kurang lebih tujuh meter.
Namun, ketika hujan turun cukup deras lagi pada Jumat (9/6) dan air Sungai Waekolo pun kian menggih dan mengalir cukup deras, ternyata langsung mengikis bagian samping jalan sehingga jalan yang semula telah mengalami kerusakan pun kian parah, karena kerusakan yang semula hanya sekitar 7 meter dengan lebar sekitar 80 Cm itu kini mengalami kerusakan dengan panjang kurang lebih 15 meter dan lebar kurang lebih 1 meter.
“Tadi hujan dari pukul 10.00 WIT hingga pukul 12.00 WIT itu cukup deras. Tapi tidak sampai banjir. Hanya saja, akibat hujan tersebut jalan di samping Sungai Waekolo mengalami kerusakan tambah besar,” kata salah satu warga Kota Namrole, Sami Solissa yang tinggal kurang lebih 300-an meter dari lokasi rusaknya jalan tersebut kepada wartawan SBS, Jumat (9/60 sore.
Kendati tempat tinggalnya agak jauh dan berada di tempat yang agak tinggi dari kali Waekolo, namun Sami mengaku bahwa pihaknya tetap akan mewaspadai jika terjadi hujan lebat lagi.
“Memang saat ini hujan sudah redah, tetapi kalau hujan besar lagi, kita perlu waspada jangan sampai Sungai Waekolo meluap. Selain itu, ditakutkan juga hujan di kepala Sungai yang cukup deras dan bisa berdampak kepada kita disini,” kata Sami yang juga pegawai Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Bursel itu.
Sementara itu, akibat hujan deras tersebut pun mengakibatkan kerusakan pada talud penahan air di kali yang berlokasi tepat di belakang kost-kostan milik keluarga Nyong Nahumury di Desa Labuang sepanjang kurang lebih 4 meter.
“Akibat hujan tadi siang, talud di belakang katong pung kost-kostan patah kurang lebih 4 meter,” kata salah satu penghuni kost-kostan, Beth Huwae kepada wartawan SBS, Jumat (9/6) sore.
Menurut Huwae, kendati talud penahan air itu patah, tetapi air di dalam kali tersebut tidak sampai keluar dan menggenangi pemukiman warga sekitar aliran kali itu.
“Air memang tinggi sejajar dengan talud, tetapi biar pun patah, air tidak tergenang ke katong pung kost-kostan,” terangnya.
Walau begitu, lanjut Huwae yang merupakan guru pada SD Fatsinan ini, pihaknya tetap waspada dikalah hujan kembali turun.
“Sekarang hujan sudah redah dan air di kali pun perlahan-lahan mulai turun. Tetapi kalau ada hujan lagi, berarti katong tetap musti waspada,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Bursel Rahman Soulissa yang dikonfirmasi terkait dengan kerusakan berbagai fasilitas yang dibangun oleh Dinas PU setempat itu tak membalas pesan singkat yang dikirimkan SBS. Bahkan, ketika dihubungi via telpon selulernya pun pria yang akrab disapa Man itu tak meresponinya.
Tak hanya Man, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bursel, Awath Mahulauw yang dikonfirmasi terkait dampak hujan deras yang terjadi di Kota Namrole, Jumat (9/6) siang itu pun tak membalas pesan singkat yang dikirimkan kepadanya, termasuk ketika dihubungi via telepon selulernya pun, Awath tak merespon untuk menjawab panggilan tersebut. (SBS-01)
Hujan deras yang turun di daerah Kota Namrole dan sekitarnya
di Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Jumat (9/6) mengakibatkan debit air Sungai
Waekolo pun meninggih dan arusnya kian deras.
Akibatnya, badan jalan di Kilo Meter II Desa Kamlanglale,
Kecamatan Namrole sepanjang kurang lebih 15 meter dan lebar 1 meter pun amblas
dan jatuh ke dalam sungai.
Rusaknya badan jalan tersebut sebenarnya telah terjadi sejak banjir yang melanda Kota Namrole dan sekitarnya, Jumat (2/6) malam lalu. Dimana, saat itu tingginya aliran sungai yang mengalir cukup deras saat itu telah mengikis badan jalan dan mengakibatkan kerusakan di badan jalan tersebut kurang lebih tujuh meter.
Namun, ketika hujan turun cukup deras lagi pada Jumat (9/6) dan air Sungai Waekolo pun kian menggih dan mengalir cukup deras, ternyata langsung mengikis bagian samping jalan sehingga jalan yang semula telah mengalami kerusakan pun kian parah, karena kerusakan yang semula hanya sekitar 7 meter dengan lebar sekitar 80 Cm itu kini mengalami kerusakan dengan panjang kurang lebih 15 meter dan lebar kurang lebih 1 meter.
“Tadi hujan dari pukul 10.00 WIT hingga pukul 12.00 WIT itu cukup deras. Tapi tidak sampai banjir. Hanya saja, akibat hujan tersebut jalan di samping Sungai Waekolo mengalami kerusakan tambah besar,” kata salah satu warga Kota Namrole, Sami Solissa yang tinggal kurang lebih 300-an meter dari lokasi rusaknya jalan tersebut kepada wartawan SBS, Jumat (9/60 sore.
Kendati tempat tinggalnya agak jauh dan berada di tempat yang agak tinggi dari kali Waekolo, namun Sami mengaku bahwa pihaknya tetap akan mewaspadai jika terjadi hujan lebat lagi.
“Memang saat ini hujan sudah redah, tetapi kalau hujan besar lagi, kita perlu waspada jangan sampai Sungai Waekolo meluap. Selain itu, ditakutkan juga hujan di kepala Sungai yang cukup deras dan bisa berdampak kepada kita disini,” kata Sami yang juga pegawai Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Bursel itu.
Sementara itu, akibat hujan deras tersebut pun mengakibatkan kerusakan pada talud penahan air di kali yang berlokasi tepat di belakang kost-kostan milik keluarga Nyong Nahumury di Desa Labuang sepanjang kurang lebih 4 meter.
“Akibat hujan tadi siang, talud di belakang katong pung kost-kostan patah kurang lebih 4 meter,” kata salah satu penghuni kost-kostan, Beth Huwae kepada wartawan SBS, Jumat (9/6) sore.
Menurut Huwae, kendati talud penahan air itu patah, tetapi air di dalam kali tersebut tidak sampai keluar dan menggenangi pemukiman warga sekitar aliran kali itu.
“Air memang tinggi sejajar dengan talud, tetapi biar pun patah, air tidak tergenang ke katong pung kost-kostan,” terangnya.
Walau begitu, lanjut Huwae yang merupakan guru pada SD Fatsinan ini, pihaknya tetap waspada dikalah hujan kembali turun.
“Sekarang hujan sudah redah dan air di kali pun perlahan-lahan mulai turun. Tetapi kalau ada hujan lagi, berarti katong tetap musti waspada,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Bursel Rahman Soulissa yang dikonfirmasi terkait dengan kerusakan berbagai fasilitas yang dibangun oleh Dinas PU setempat itu tak membalas pesan singkat yang dikirimkan SBS. Bahkan, ketika dihubungi via telpon selulernya pun pria yang akrab disapa Man itu tak meresponinya.
Tak hanya Man, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bursel, Awath Mahulauw yang dikonfirmasi terkait dampak hujan deras yang terjadi di Kota Namrole, Jumat (9/6) siang itu pun tak membalas pesan singkat yang dikirimkan kepadanya, termasuk ketika dihubungi via telepon selulernya pun, Awath tak merespon untuk menjawab panggilan tersebut. (SBS-01)
إرسال تعليق
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!