Akibat Buaya yang panjangnya sekitar 3 meter masuk ke pekarangan warga Desa
Masnana,kecamatan Namrole kabupaten Buru Selatan (Bursel) pada Sabtu malam
sekitar pukul 23.00 WIT membuat gempar warga setempat.
Menurut kepercayaan masyarakat bahwa apabila ada buaya yang
masuk sampai pekarangan rumah atau kedalam desa meraka, dianggap buaya setan
atau iblis sehingga harus dibunuh.
Hendro Nurlatu, sala seorang masyarakat yang membunuh buaya
tersebut, menceritakan, pada Sabtu malam
sekitar pukul 11.00 Wit malam seekor buaya masuk kedalam desa mereka.
Menurutnya, buaya tersebut pertama kali dilihat oleh mantan Kades Lektama, dan langsung berteriak
ada buaya masuk kampung, sontak langsung membuat warga panik.
''Mantan kepala desa Lektama yang lihat duluan itu buaya,
sekitar jam 11.00 Wit malam, lalu antua teriak dan kejar akang (buaya) yang lari dan masuk di teras
rumah, samping rumah beta,'' jelas Nurlatu kepada media ini dirumahnya Minggu
(11/6).
Saat mendengar teriakan mantan Kades Desa Lektama itu, dirinya juga turut keluar
untuk melihatnya karena sangat dekat dengan rumahnya, namun ia tidak mebawa
alat apa-apa. Setelah dilihatnya benar ada seekor buaya ia kembali masuk
mengambil alat berupa tumbak.
''Waktu beta lempar (menumbak) buaya itu kembali lari ke hutan, beta kembali
ambil tumbak lain lagi dan beta tumbaki ke dua kali tepat di bagian belakang
buaya, langsung tidak kuat dan mati, seng hidup lai,'' jelas Nurlatu.
Menurut Nurlatu bahwa akibat buaya yang masuk pada malam itu
sangat membuat resa seluruh masyarakat yang bertanya-tanya pertanda apa ini.
Walaupun begitu, tidak ada upaya agar buaya itu tetap hidup,
karena menurutnya buaya seperti itu
sejenis iblis sehingga tidak ada yang berani menangkapnya secara hidup-hidup.
Tambah Nurlatu juga,
hal ini baru pertama kali terjadi ada buaya yang masuk sampai kedalam
perkampungan desa mereka, kalaupun ada yang naik kedarat hanya pada pesisir
pantai saja.
''Ini pertama, Kalau ada yang naik hanya di pesisir pantai
saja, kalau di pesisir pantai memang sering kami dapat,'' ujar Nurlatu.
Dikatakannya, buaya itu telah dibunuh dan dikuliti dan
sedang dijemur di belakang rumahnya. Kulit buaya katanya akan dijual karena
harga kulit buaya sangat mahal.
''Kulitnya beta jemur atau diasar (diasapi) sampai kering
agar orang bisa datang untuk beli akang (buaya), karena kulit itu mahal,'' ujar
Nurlatu. (SBS-01)
إرسال تعليق
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!