Setelah Kota Namrole, Kabupaten Buru Selatan diguyur hujan dengan intensitas tinggi pada Jumat (02/06), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buru Selatan (Bursel), sampai Sabtu (03/06) masih melakukan pendataan terhadap dampak banjir yang terjadi.
“Sampai saat ini katong masih lakukan pendataan,” kata Kepala BPBD Kabupaten Bursel, Awath Mahulauw kepada Suaraburuselatan.com via telepon selulernya, Sabtu (03/06) malam.
Awath mengaku, pihaknya belum mendapatkan laporan secara langsung dari Kepala Desa yang ada di Kecamatan Namrole secara khusus maupun di Kabupaten Bursel secara umum tentang adanya korban harta benda maupun korban jiwa atas insiden banjir yang menimpa wilayah tersebut.
“Belum ada laporan dari Kepala Desa tentang korban dan mudah-mudahan tidak ada,” ujar mantan Kepala Dinas Pendapatan (Kadispenda) Kabupaten Bursel itu.
Ia menjelaskan, dari hasil pendataan yang dilakukan pihaknya, ditemukan adanya kerusakan yang menimpah rumah sejumlah warga, tetapi kerusakan itu tidaklah seberapa alias rusak ringan saja.
“Kalau yang sementara ini ada yang rusak yang biasa saja,” cetusnya.
Selain menunggu laporan dari pihak Desa, dirinya pun telah mengutus sejumlah stafnya ke Kecamatan Waesama guna mengecek secara langsung di lapangan, jangan sampai ada dampak banjir yang menimpa wilayah itu.
“Beta pung staf juga ada turun ke waesama untuk cek lagi. Kita belum tahu seperti apa, kalau ada informasi lanjut baru kam infokan lagi,” janjinya.
Mahulauw pun mengaku bahwa banjir yang terjadi di Kota Namrole maupun Waesama diakibatkan oleh minimnya penataan saluran air sehingga kedepan harus mendapat perhatian serius sehingga banjir seperti itu tak lagi terulang.
“Untuk sementara ada beberapa titik yang harus dibenahi saluran airnya, terutama di Desa Waenono, Desa Elfule, Desa Lektama, Desa Namrinat dan Dusun Fatiban. Untuk Fatiban itu beberapa waktu lalu saya sudah usulkan, tapi tidak disetujui, akhirnya banjir lagi,” terangnya.
Sebagaimana diketahui, hujan dengan intesitas tinggi yang mengguyur Kota Namrole, Kabupaten Bursel, Jumat (02/06) selama lebih dari 10 jam mengakibatkan banjir terjadi dimana-mana.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, banjir terparah berada di Desa Waenono, tepatnya di seputaran Gedung Gereja Imanuel Waenono, dimana ketinggian air mencapai dada orang dewasa.
Hal ini disebabkan akibat meluapnya air dari aliran sungai sehingga mengakibatkan air keluar dari jalurnya dan memenuhi ruma-rumah warga. Bahkan, Gedung Pemberdayaan Jemaat GPM Waenono yang ditempati oleh Ketua Majelis Jemaat setempat, Pendeta Anita Mairima pun digenangi air hingga dada orang dewasa sehingga warga jemaat setempat pun harus bergotong royong untuk menyelamatkan barang-barang milik Pendeta Mairima ke tempat yang lebih amsn.
Tak hanya sampai disitu, karena guyuran hujan yang tak henti, jemaat setempat pun akhirnya harus berjaga-jaga di gedung Gereja setempat untuk mengantisipasi meluapnya air banjir.
Selain itu, banjir pun merendam puluhan kamar kos yang terletak tak jauh dari area meluapnya aliran sungai tersebut sehingga memaksa warga untuk mengungsi ketempat yang lebih aman.
Pantauan media ini, Banjir tak hanya terjadi di seputaran Desa Waenono saja namun, jalan di Desa Lektama pun mengalami kebanjiran dengan debit air di atas lutut orang dewasa. Bahkan, air yang mengenangi jalan akses menuju Pandopo Bupati pun sementara tidak bisa dilewati oleh kendarahan roda dua maupun roda empat.
Sementara itu, disekitar kawasan Jalan Baru, Desa Elfule pun tak bisa di bendung derasnya air yang turun dari hulu mengakibatkan beberapa rumah warga terendam dan memaksa warga untuk mengunsi ke tempat yang lebih aman.
Banjir pun terjadi di Desa Labuang, dimana lokasinya yang terendam air terjadi di sekitar belakang Mapolsek Namrole.
Hujan yang terus menguyur Kota Namrole tanpa henti membuat warga Namrole harus tetap waspada, apalagi ditambah dengan padamnya listrik. (SBS-01)
إرسال تعليق
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!