Untuk melengkapi
Calon Jamaah Haji Kabupaten Buru Selatan (Bursel) tentang tata cara dalam
pelaksanaan ibadah baik Haji maupun Umroh, Bagian Kesra Setda Kabupaten Bursel,
Sabtu (22/7) menggelar kegiatan Bimbingan Manasik Haji bagi Calon Jamaah Haji
1438 H/Tahun 2017 Masehi yang diselenggarakan di aula kantor bupati.
Sekretaris
Daerah (Setda) Kabupaten Bursel Syahroel Pawa ketika membacakan sambutan Bupati
Tagop Sudarsono Soulissa ketika membuka kegiatan itu mengatakan ibadah haji
adalah sebuah perjalanan spiritual berkunjung ke baitullah demi mencapai ridho
Allah SWT disertai dengan melaksanakan ibadah-ibadah tertentu sejak dari tawaf
sampai dengan melempar jumrah dengan syarat-syarat.
Ibadah haji
adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh umat Islam yang mampu atau kuasa untuk
melaksanakannya, baik secara ekonomi, fisik, psikologis, keamanan, perizinan
dan lain-lain sebagainya.
“Pergi haji
adalah ibadah ibadah yang masuk dalam rukun Islam, yakni rukun Islam kelima
yang dilakukan minimal sekali seumur hidup,” katanya.
Dirinya
menjelaskan, manasik adalah tata cara dalam pelaksanaan ibadah, baik umroh
maupun haji sesuai syariah dan merupakan prasyarat yang tidak bisa diabaikan
bagi seorang muslim yang akan melaksanakan ibadah haji yang dilakukan sebelum
perjalanan dilaksanakan.
Dengan mengikuti
manasik, lanjutnya, setiap calon jamaah haji akan mendapatkan pengetahuan
tentang tata cara beribadah haji yang sesuai, baik rukun haji maupun wajib
haji.
Lanjutnya lagi,
untuk menjadi haji mabrur memang bergantung pada niat. Tetapi, juga bagaimana
keseriusan dalam memahami ibadah haji secara optimal semasa manasik yang akan
membantu untuk bisa mendapatkan haji mabrur.
“Haji mabrur
adalah haji yang mampu menghantarkan pelakuunya kelak bisa lebih baik dari pada
hari-hari sebelum ia berhaji,” ucapnya.
Dengan demikian,
katanya, haji mabrur sudah pasti maqbul, akan tetapi tidak semua haji maqbul
menjadi haji mabrur, karena kemabruran haji seseorang ditentukan dengan dengan ibadah dan amaliahnya setelah
pelaksanaan hajiinya.
“Potret haji
mabrur tidak hanya dinilai pada saat proses ibadah haji tersebut berlangsung,
tapi juga harus dinilai sejak persiapan termasuk bekal yang bersumber dari yang
halal, serta amalan setelah ibadah haji berakhir,” ucapnya.
Dirinya
menambahkan, indikator kemabruran haji adalah tampak pada kepribadian dan
sikap-sikap berikut : Pertama, Patuh
melaksanakan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah SWT; Kedua, Konsekuen
meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah SWT, baik dosa-dosa besar maupun
dosa-dosa kecil; Ketiga, Gemar melaksanakan ibadah-ibadah sunat dan amal shalih
lainnya, serta berusaha meninggalkan
perbuatan-perbuatan yang makruh dan tidak bermanfaat; dan Keempat,
Memiliki sifat dan sikap terpuji seperti sabar, syukur, tawakkal, tasamuh,
pemaaf, tawadu dan sejenisnya.
Pada kesempatan
itu dirinya berpesan kepada peserta kegiatan bimbingan manasik haji agar dapat
mengikuti manasik dengan baik dan benar serta memenuhi segala peraturan yang
telah ditetapkan, dengan harapan mmenjadi haji yang mabrur.
Karena,
menurutnya, bimbingan manasik haji tersebut bertujuan memberikan wawasan bagi
para calon jamaah haji dengan harapan calon haji akan memiliki gambaran pada
saat melaksanakan ibadah haji atau pada saat berada di tanah suci.
“Kita yang telah
berniat untuk melaksanakan ibadah haji haruslah benar-benar berniat berhaji
untuk mencari ridho Allah SWT, bukan hanya untuk perjalanan semata,” ajaknya.
Ia pun
menghimbau kepada peserta manasik haji, selama di tanah suci nanti agar selalu
memelihara dan menjaga kesehatan fisik dan mental dengan sebaik-baiknya.
“Jangan
menganggab remeh untuk memelihara kebugaran jasmani dan mental, jangantakabur,
jangan sombong, hindari pertengkaran dan kemarahan yang hanya akan merusak
ibadah haji yang saudara-saudara laksanakan. Hormatilah adat dan kebiasaan
masyarakat setempat karena kita akan menjadi tamu di negara lain,” pungkasnya. (SBS-02)
إرسال تعليق
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!