(Ilustrasi) |
Namrole, SBS
Nelayan asal
Desa Waemala, Kecamatan Leksula, Kabupaten Buru Selatan (Bursel) La Uku
Galeteng tenggelam dan hilang dibawa ombak saat melaut bersama tiga rekannya,
Rabu (23/8).
Informasi yang berhasil diperoleh wartawan
dari anggota DPRD Kabupaten Bursel, Ridwan Nurdin yang juga merupakan putra
asli Desa Waemala menerangkan bahwa kronologis terjadinya insiden itu bermula
ketika pada Rabu (23/8) pukul 07.30 WIT, La Uku Galeteng bersama tiga nelayan
lainnya yang juga warga Desa Waemala hendak melaut untuk mencari ikan.
Korban bersama
tiga temannya turun melaut dalam kondisi laut yang kurang bersahabat dan
berombak sehingga ketika masih dalam areal laut Desa Waemala mesin body tuna yang
mereka tumpangi pun tiba-tiba mati dan mereka pun tak bisa menghindari ombak
besar yang datang menghantam body tuna yang mereka tumpangi untuk melaut itu.
“Baru keluar dan
masih di depan Desa Waemala Mesin, tiba-tiba mesinnya mati dan mereka tidak dapat
menghindari ombak besar, bodi pun terbalik dan tiga orang masih bisa
diselamatkan oleh nelayan lain. Sedangkan satu orang hanyut terbawa arus dan
sampai sekarang masyarakat masih mencari,” kata Ridwan yang juga Sekretaris DPC
Partai Nasdem Kabupaten Bursel ini via pesan singkatnya, Rabu (23/8) malam dari
Desa Waemala.
Menurutnya, satu
nelayan yang masih hilang dan belum ditemukan itu atas nama La Uku Galeteng dan
tiga orang nelayan yang berhasil diselamatkan itu atas nama Markan Defretes, La
Haji Defretes dan Randi Tomia.
Dijelaskan,
proses pencarian yang dilakukan terhadap La Uku Galeteng hanya bisa dilakukan
oleh warga pada pesisir pantai saja, sementara pencarian dengan menggunakan
body tuna sementara dihentikan lantaran kondisi laut yang tidak bersahabat
sekaligus menghindari adanya korban.
“Kondisi laut
berombak dan sudah gelap. Pencarian lewat laut dihentikan. Titik fokus
pencarian di pesisir pantai,” ucap Ketua GP Anshor Kabupaten Bursel itu.
Selain itu,
dirinya mengaku, sebelum turun ke Desa Waemala pasca mendengar insiden itu,
dirinya telah memberitahukan kejadian itu kepada Kepala Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bursel Awath Mahulauw perihal insiden yang
dialami oleh nelayan dari Desa Waemala itu.
“Sebelum beta ke
Waemala, beta sudah telepon Kepala BPBD Kabupaten Bursel dan beta minta bantu
mantel mantel berenang. Beta ke Waemala dengan Kepala Seksi BPBD, Hamisan,”
ungkap Ketua PPNI Kabupaten Bursel tersebut.
Sementara itu,
Kepala BPBD Kabupaten Bursel Awath Mahulauw kepada wartawan di Kantor Bupati,
Rabu (23/8) siang mengaku mengetahui insiden itu setelah diberitahukan oleh
Ridwan.
“Beta tahu
kejadiannya setelah disampaikan oleh Bapa Dewan Ridwan bahwa ada orang yang
tenggelam dan hilang di laut Desa Waemala,” terang Awat.
Setelah
mendengar kejadian itu, dirinya pun langsung menugaskan 1 orang stafnya untuk
terjun langsung ke Desa Waemala guna membantu proses pencarian dengan
melibatkan warga setempat sebagai relawan.
“Berbagai
kebutuhan untuk pencarian dengan melibatkan warga setempat sebagai relawan
sudah kami lakukan setelah menugaskan satu orang staf untuk turun kesana untuk
membantu pencarian,” jelasnya.
Ditanyai terkait
apakah pihaknya akan melibatkan pihak Badan SAR guna membantu pencarian,
dirinya mengaku pihaknya belum mengkoordinasikan hal itu kepada pihak Badan
SAR, lantaran keterbatasan biaya untuk memfasilitasi kedatangan mereka.
“Saat ini masih
dilakukan pencarian seadanya dengan melibatkan warga, sebab kalau mau datangkan
mereka (Badan SAR) dibutuhkan biaya lagi,” terang mantan Kadispenda Kabupaten
Bursel tersebut.
Kendati begitu,
dirinya sangat berharap nelayan yang hilang tersebut dapat segera ditemukan
dalam keadaan selamat. (SBS-02)
إرسال تعليق
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!