Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buru Selatan (Bursel) Awath
Mahulauw mengaku La Uku Galeteng, La Uku Galeteng, nelayan asal Desa Waemala,
Kecamatan Leksula, Kabupaten Bursel yang tenggelam dan hilang dibawa ombak saat
melaut bersama tiga rekannya, Rabu (23/8) pagi belum ditemukan hingga Kamis
(24/5).
“Informasi yang
baru saya dapatkan, pencarian korban masih terus dilakukan, tetapi belum
ditemukan,” kata Mahulauw kepada wartawan via telepon selulernya, Kamis (24/8).
Untuk proses
pencarian sendiri, lanjut Mahulauw, telah dikerakan puluhan relawan yang
merupakan warga setempat atas permintaan BPBD bagi mereka untuk menjadi relawan
untuk mencari korban.
“Pencarian
tersebut dilakukan oleh masyarakat atas permintaan dari BPBD untuk jadi
relawan,” ucapnya.
Dimana, menurut
Mahulauw, pada pencarian yang dilakukan pada pagi hari dilakukan dengan
mengerahkan sebanyak 9 body tuna untuk melakukan pencarian dari laut Desa
Waemala menuju Kecamatan Kepala Madan dan kembali lagi pada siang hari untuk
beristirahat selama satu jam untuk mengambil perbekalan dan melanjutkan lagi
proses pencarian dari laut Desa Waemala menuju Leksula.
“Untuk pagi
hari, body yang dikerahkan untuk mencari korban ke Kecamatan Kepala Madan
berjumlah body. Sedangkan dari siang sampai saat ini dikerahkan 15 body untuk
mencari kea rah Kecamatan Leksula. Dimana, setiap body itu ada 3 sampai 4 orang
relawan,” urainya.
Sementara itu,
anggota DPRD Kabupaten Bursel yang juga putra asli Waemala, Riidwan Nurdin
kepada Wartawan via pesan singkatnya, Kamis (24/8) pun mengaku bahwa proses
pencarian terhadap korban belum membuahkan hasil.
“Pencarian masih
terus dilakukan sampai saat ini, tapi korban belum ditemukan,” kata Ridwan yang
juga Sekretaris DPC Partai Nasdem Kabupaten Bursel itu.
Ridwan
sebelumnya mengaku bahwa kronologis terjadinya insiden itu bermula ketika pada
Rabu (23/8) pukul 07.30 WIT, La Uku Galeteng bersama tiga nelayan lainnya yang
juga warga Desa Waemala hendak melaut untuk mencari ikan.
Ketika turun
melaut, kondisi laut kurang bersahabat dan berombak sehingga ketika masih dalam
areal laut Desa Waemala mesin body tuna yang mereka tumpangi pun tiba-tiba mati
dan mereka pun tak bisa menghindari ombak besar yang datang menghantam body
tuna yang mereka tumpangi untuk melaut itu.
“Mesin tiba-tiba
mati, tidak dapat menghindari ombak besar, body terbalik dan tiga orang masih
bisa diselamatkan oleh nelayan lain. Sedangkan satu orang hanyut terbawa arus
dan sampai sekarang masyarakat masih mencari,” kata Ridwan yang juga Sekretaris
DPC Partai Nasdem Kabupaten Bursel ini via pesan singkatnya, Rabu (23/8) malam
dari Desa Waemala.
Dijelaskan, satu
nelayan yang masih hilang dan belum ditemukan itu atas nama La Uku Galeteng dan
tiga orang nelayan yang berhasil diselamatkan itu atas nama Markan Defretes, La
Haji Defretes dan Randi Tomia.
Menurut Ridwan,
proses pencarian yang dilakukan terhadap La Uku Galeteng hanya bisa dilakukan
oleh warga pada pesisir pantai saja, sementara pencarian dengan menggunakan
body tuna sementara dihentikan lantaran kondisi laut yang tidak bersahabat
sekaligus menghindari adanya korban.
“Kondisi laut
berombak dan sudah gelap. Pencarian lewat laut dihentikan. Titik fokus
pencarian di pesisir pantai,” ucap Ketua GP Anshor Kabupaten Bursel itu.
Dirinya
mmengaku, sebelum turun ke Desa Waemala pasca mendengar insiden itu, dirinya
telah memberitahukan kejadian itu kepada Kepala Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kabupaten Bursel Awath Mahulauw perihal insiden yang dialami oleh
nelayan asal Desa Waemala itu.
“Sebelum beta ke
Waemala, beta sudah telepon Kepala BPBD Kabupaten Bursel dan beta minta bantu
mantel mantel berenang. Beta ke Waemala dengan Kepala Seksi BPBD, Hamisan,”
ungkap Ketua PPNI Kabupaten Burrsel tersebut. (SBS-01)
إرسال تعليق
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!