Close
Close

Kades Waeturen Bantah Tak Mampu Memberikan Pelayanan Publik Secara Baik

(Ilustrasi Sengketa Lahan)

Namrole, SBS
Persoalan sengketa dusun yang terjadi di Desa Waeturen Kecamatan Leksula, Kabupaten Buru Selatan (Bursel) yang mengakibatkan  terjadinya peristiwa pemukulan terhadap seorang warga desa waeturen yakni Yopi Tasane yang dipukul oleh bapak Nikolas Nustelu hingga babak belur ternyata sudah diselesaikan oleh Kepala Desa Waeturen Yacob Tasane di Polsek Leksula maupun di rumah secara kekeluargaan

“Karena semua sudah selesai berarti beta mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan persoalan ini bukan tidak mampu,” tegasnya Kades Waeturen Yacob Tasane Kepada SuaraBuruSelatan.com Via Telpon Selulernya Rabu (09/10).

Tasen menceritakan, anaknya si Yopi Tasane yang datang dari ambon, sewaktu berada di dalam rumah kades sudah mengamuk besar dan main pukul tembok-tembok rumah kades. Dan niat anak dari Yopi Tasane ini datang bukan untuk menyelesaikan persoalan namun untuk mencari cang de fretes.

“Jadi begini Bu, Persoalannya yang tadi dibilang Beta tidak mediasi, padahal bapak sudah mediasi dan panggil diruma, tapi yang hadir dirumah bukan untuk menyelesaikan persoalan karena semua yang hadir dalam emosi. Sikorban bapak yop ini pertama pukul ibuu tete dengan kursi, dan yang kedua kan dia (yopi) ini punya anak laki-laki datang dari ambon, dengan tujuan datang bukan untuk menyelesaikan persoalan dusun tapi untuk mencari Cang de Fretes,” ungkap Kades.

Kades menjelaskan Sebagai pimpinan kalau memang datang dengan tujuan bukan untuk menyelesaikan persoalan tetapi untuk cari Cang de Fretes berarti Ia (kades) tidak bisa mediasi persoalan ini, karena persoalan sudah selesai secara kekeluargaan.

“Memang kemarin ada laporan di Polisi Sektor (Polsek) Leksula dan beta sudah mediasi persoalan ini sampe selesai secara kekeluargaan, dan untuk batas-batas tanah yang di tanam dan yang menjadi inti persoalan ini sudah diserahkan langsung oleh si korban Bapak Yopi ini sendiri. Jadi dong sudah menyelesaikan akang secara kekeluargaan di polsek Leksula pada kamis lalu,” jela Tasane

Mungkin untuk persoalan itu mereka tau belum selesai padahal semuanya sudah selesai. Lain sudah minta maaf dengan yang lain, karena mereka yang bersengketa juga adalah keluarga dekat.
“Jadi mereka itu keluarga dekat bukan orang lain,” ucap tasane.

Tasane menambahkan setelah selesai penyelesaian di Polsek Leksula, Ia bersama Bapak Yopi (Korban) dan istrinya pulang langsung ke Waeturen untuk menyelesaikan batas tanah secara kekeluargaan di Waeturen juga.

Sebelumnya diberitakan bahwa Kades Waeturen Yacob Tasane dinilai tidak mampu melakukan pelayanan publik dan kemasyarakatan dengan baik selama menjabat kurang lebih enam (6) Tahun.

Masyarakat Desa Waeturen, Kecamatan Leksula, Kabupaten Buru Selatan mengaku sangat kesal dengan perlakukan Kepala Desa (Kades) mereka Yacob Tasane. Selama menjabat selam 6 Tahun dinilai tidak mampu melakukan pelayanan public dan kemasyarakatan dengan baik.

Demikian hal itu disampaikan oleh salah satu tokoh masyarakat Desa Waeturen kepada wartawan di Namrole, (8/10).

Tokoh masyarakat Desa Waeturen yang meminta namanya tidak dipublikasikan ini menjelaskan, ada peristiwa pemukulan terhadap seorang warga yakni Yopi Tasane yang dipukul oleh bapak Nikolas Nustelu, warga desa tersebut juga.

“Pemukulan sampai babak belur, darah keluar dari hidung dan telinga serta sampai pingsan setengah jam, tersadar setelah ditolong oleh warga,” jelasnya.

Dijelaskan, kronologis itu terjadi akibat sengketa lahan milik Yusak Nustelu yang di klaim oleh korban, bahwa lahan tersebut dibuat diatas tanah atau lahan milik korban, lanjutnya, peristiwa itu terjadi pada 30 September 2017 lalu.

“Pihak keluarga korban datang dari Ambon untuk menyelesaikan persoalan sengketa lahan itu. Dan meminta Kades mediasi untuk selesaikan sengketa,” jelasnya.

Masih jelasnya, namun dari pihak pelaku tidak datang, namun salah satu anak korban menjamin keselamatan oleh Kades Waeturen yakni Yacob Tasane.

“Sangat disayangkan ketika besoknya peristiwa pemukulan itu   terjadi disaat ada warga yang melakukan ibadah Unit,” ujarnya.

Yang lebih disesalinya lagi, sebelum pelaku yakni Niko dan anak-anaknya memukul korban, pelaku bersama Kades berpesta sopi (miras). Sebagai tokoh masyarakat sangat menyesalkan perilaku kades mereka.

“Kami sangat kesal dengan perilaku Kades yang suda 6 tahun pimpin desa tidak mampu melakukan penyelesaian pelayanan masyarakat, setiap persoalan di masyrakat tidak mampu diselesaikan,”ujarnya sesali.


Lanjutnya, malahan  lebih banyak membuat ulah dan onar dalam desa yang dipimpinnya sendiri.(SBS-02)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

أحدث أقدم