Namrole, SBS
Permasalahan pemekarang dusun menjadi desa yang menjadi polimik di kecamatan Waesama Kabupaten Buru Selatan (Bursel) mendapat kecaman keras dari Wakil Bupati Bursel Buce Ayub Seleky khusunya bagi kepala-kepala desa yang notabenenya anak asli Pulau Buru.
Permasalahan pemekarang dusun menjadi desa yang menjadi polimik di kecamatan Waesama Kabupaten Buru Selatan (Bursel) mendapat kecaman keras dari Wakil Bupati Bursel Buce Ayub Seleky khusunya bagi kepala-kepala desa yang notabenenya anak asli Pulau Buru.
“Kapala-kapala desa anak Buru sapa
yang ada di Waesama dan sapa yang menolak ini akan beta panggil. Dibawa ada di Lena,
Waelikut, Waeteba, dan lain-lain. Sudah saatnya kita orang Buru berdaulat
dengan kedaulatan kita sendiri, sudah saatnya orang Buru bangkit,” papar Seleky
saat melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh-tokoh adat dari 14 dusun di
ruang Rapat Wakil Bupati, Senin (26/02).
Seleky mengatakan yang melakukan
demo penolakan pemekaran dusun menjadi desa itu beberapa waktu lalu adalah
masalah lain.
“Itu masalah mereka dengan camat. Sekali
lagi beta tegaskan itu masalah lain. Tetapi kalau ada kehendak atau
kelompok-kelompok tertentu yang tidak ingin orang-orang Buru sejahtera, ini
harus kita perangi secara bersama-sama,” Ajak Seleky.
Dirinya mengaku, sebagai anak asli
Buru dirinya sangat berkepentingan dalam mensejahterahkan orang Buru asli,
apalagi dirinya saat ini sedang berada dalam system pemerintahan yang mempunyai
kewenangan lebih dalam memenuhi kesejahteraan masyarakat.
“Saya anak Buru asli, saya
berkepentingan dengan kesejahteraan saudara-saudara bukan dengan
kepentingan-kepentingan lain dan untuk itu ketika dimungkin oleh
ketentuan-ketentuan negara, wajib hukumnya untuk kita melakukan itu, karena
negara harus hadir dalan setiap kepentingan rakyat,” ungkap Wabup di hadapa
Para tua-tua adat.
Kalau ada proses yang dipersoalkan
secara prosedural, kata Seleky, sering orang bilang dia harus muncul secara
Buttom-Up, bukan Top- Down dan negara berkepentingan hadir dalam setiap
kepentingan.
“Ketika semua itu tidak bisa di
lakukan oleh beta pung sudara-sudara, kalau beta bilang deng bahasa kasar dong
balom bisa, masih bodoh, lalu kalau beta sudah ada dalam kewenangan seng
memperhatikan basudara lalu sapa yang perhatikan dong lai,” ungkapnya.
Oleh karena itu, dirinya menjelaskan
negara berkepentingan dan negara hadir untuk itu, dan kita sebagai pemerintah
daerah melakukan regulasi dari atas sesuai dengan studi kelayakan untuk
pemekaran kecamatan maka dalam memenuhinya harus ada sejumlah desa di dalamnya
karena itulah ketentuan dusun-dusun harus dimekarkan menjadi desa-desa.
Bukan hanya itu selain penolakan
pemekaran ini, Mantan Kepala Bappeda Bursel ini juga kaget ada Informasi yang Ia
peroleh dari masyarakat bahwa ada anak asli Buru yang mau di usir.
“Bukan soal pemekaran saja, beta
juga dengar ada yang mau usir orang Buru dari tanah Buru, coba sapa user
katong…!, kita berhak atas tanah ini,” tegasnya.
Dirinya mengajak kepada masyarkat
buru asli untuk tidak menjadi menjadi masyarakat yang tertinggal, masyarakat
terbelakang.
“Selama orang Buru masih dibilang
orang balakang maka pedang dan tombak tidak akan lepas dari genggaman kita.
Tapi kalau kita bilang di depan maka yang menjadi Prioritas yang
diperbincangkan oleh orang Buru hanya otak dan pena dan kita sudah ada untuk
itu,” ujarnya.
Sementara Itu, salah satu Tokoh adat
Walua Tasane yang mewakili tua-tua adat kepada wartawan mengatakan proses
pemekaran ini sangat di dukung dalam segi apapun oleh tua-tua adat yang ada di
kecamatan.
“Masyarakat dari 14 dusun
menginginkan kalau bole pemerintah sekarang ini bisa memekarkan mereka (Dusun)
menjadi desa defenitf, sehingga pembangunan kedepan nanti pada dusun yang sudah
menjadi desa bisa lebih baik dan kesejahteraan warganya bisa terpenuhi,” ucap
Tasane.
Diketahui dalam pertemuan bersama
dengan Wabup untuk menyuarakan dukungan penuh kepada pemekaran dusun ke desa
hadir perwakilan tokoh-tokoh adat dari Dusun Fatiban, Dusun Leahoni, Dusun
Kusu-kusu, Dusun Kabuti, Dusun Mangga Dua, Dusun Waesalae, Dusun Waehula, Dusun
Espate, Dusun Panteak, Dusun Waemalu, Dusun Denalahin, Dusun Fenamnesa, Dusun
Fenamlahi, dan Dusun Waesoar. (SBS-02)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!