Namrole, SBS
Rapat Koordinasi Daerah Gereja Sidang Jemaat Allah Maluku berlangsung
hari ini, Selasa 20 maret 2018 bertempat di gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA)
jemaat Ekklesia Desa Waenono, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan.
Kegiatan pertemuan semua para gembala-gembala (Pendeta) GSJA di Maluku tersebut
dibuka langsung oleh Wakil Bupati Buru Selatan (Bursel) Buce Ayub Seleky yang
ditandai dengan pemukulan tifa dan penyematan tanda peserta dari Wabup dan
Ketua Umum Badan Pengurus
Pusat GSJA Indonesia Pdt. Budi Setiawan.
Wabup mengawali sambutanya mengapresiasi kegiatan rapat koordinasi yang
diaksanakan oleh GSJA Jemaat Ekklesia yang menghadirkan para pendeta-pendeta
se-Maluku.
Dirinya mengaku tersanjung dengan apa yang di sampaikan Ketua Umum Badan Pengurus Pusat GSJA
Indonesia terkait kehadirannya di tengah-tengah kegiatan tersebut.
“Mengawali
sambutan ini, saya ingin sampaikan apresiasi yang besar karena berdasarkan apa
yang disampaikan Bapak Pendeta tadi bahwa tidak pernah ada pejabat yang hadir
dalam kegiatan-kegiatan seperti ini. Terima kasih Pak Pendeta karena saya ini
adalah orang yang peduli dengan perkara-perkara kecil maka sekarang saya dipercayakan
dengan perkara-perkara besar,” kata Seleky.
Dalam
sorotan Tema “RISE” (Naik Semakin Tinggi yang tertulis dalam kitab Efesus 5:14),
Seleky mengatakan Tema ini mengajarkan tentang bagaima sikap seorang pelayan
dalam mewujudkan kerajaan Allah dalam dunia. Yaitu semakin tinggi semangat
pelayananya dalam menjawab semua kebutuhan umat. Dengan suatu pengertian bahwa
pada saat kita memiliki kemampuan untuk naik semakin tinggi dan niat kita untuk
melayani Tuhan semakin teguh, maka di saat yang sama juga kita harus keluar
sebagai pemenang jiwa.
“Kata RISE
adalah perwujudan dari mengimplementasikan karakter Allah dalam pelayanan untuk
melayani umat yang sementara dipercayakan Tuhan kepada kita saat ini,” ucapnya.
Melalui
Rapat Koordinasi Daerah yang diselenggarakan saat ini, Seleky mengajak seluruh
Pelayan InjiI GSJA yang berada di Maluku supaya tetap semangat dalam melayani
Tuhan dengan sikap keteladanan yang semakin tinggi terhadap pelayanan untuk
mengeluarkan jemaat dari keterpurukan hidup.
“Dengan memiliki
sikap semangat yang tinggi untuk melayani Tuhan, maka semua perbedaan dapat
disatukan. Dengan demikian terciptanya suatu hubungan yang harmonis antara
orang basudara yang diikat dalam bingkai Kai Wait, Wali Dawen. lni tentunya merupakan
harapan kita semua agar kedamaiaan tercipta di Negeri ini dengan penuh kasih
dan sayang,” kata Wakil Bupati dua periode ini.
Rapat
Koordinasi menurut Matan Kepala BKD Bursel ini, tidak terlepas dari pembahasan
tentang evaluasi dan koordinasi berbagai kinerja Badan Pengurus Daerah dalam
menjalankan berbagai program yang telah ditetapkan selama satu tahun berjalan.
Dirinya juga
megatakan Pemerintah Daerah berharap, supaya seluruh pembahasan yang di lakukan
akan menghasilkan keputusan-keputusan yang signiflkan untuk pengembangan organisasi
GSJA Maluku ke depan.
“Saya mewakili
pemerintah memberikan apresasi kepada semua pimpinan daerah yang sampai saat
ini masi tetap eksis melayani Tuhan di daerah masing-masing, walaupun
dihadapkan dengan medan pelayanan yang begitu berat, namun tetap setia. Semoga dengan Rapat Koordinasi ini akan mendatangkan gagasan-gagasan penting untuk kemajuan
organisasi GSJA ke depan,” tutup Seleky.
Sementara Pdt. Budi Setiawan selaku Ketua Umum Badan Pengurus Pusat GSJA
Indonesia saat menyampaikan sambutannya mengatakan bahwa agenda Rapat Koordinasi Daerah Gereja Sidang Jemaat Allah Maluku yang
berlangsung di wilaya Bursel ini sangat penting dan dirinya bersyukur kegiatan
ini dapat berlangsung di Bursel.
Setiawan mengajak kepada semua peserta agar sama-sama berdoa sehingga
pergerakan GSJA dalam pertuumbuhan gereja akan sejalan dengan visi dan misi
pemerintah. Disamping itu keinginan untuk mewujudkan jemaat dan masyarakat yang
teduh, aman dan damai dapat terwujud.
Dirinya juga berharap efektifitas dan konsisten dari peserta sehingga
pertemuan ini bisa dinilai berhasil dan bisa mewujudkan peranan Gereja dalam
jemaat dan masyarakat.
“Persiapan gembala dan pekerja, ditambah dengan kita yang masuk ke
area-area yang baru untuk menemukan gereja-gereja yang baru dan diikuti dengan
sebuah pergerakan untuk meninjau dan mengawasi tempat-tempat yang lama harus
menjadi prioritas kita,” ungkap Setiawan
Ia juga mengingatkan kepada peserta untuk terus membaharui diri untuk
mecapai revolusi mental apalagi di kalangan pendeta karena pendeta adalah
pelayan.
“Tetaplah semangat dengan nilai-nilai GSJAI yaitu cinta Tuhan, rendah
hati, jujur dan rajin,” ajak Ketua Umum Badan Pengurus Pusat GSJA Indonesia periode
2016-2021 ini.
Sedangkan Ketua Panitia Pdt. Roswel Nurlatu dalam
Laporannya mengatakan, total dana yang diperole panitia sebanyak Rp.39 juta.
“Sumbangan-sumbangan tersebut di peroleh dari pemberian
Pemdah Bursel Rp. 30 Juta, Badan Pengurus GSJA Daerah Maluku Rp. 5 Juta, GSJA
Ekklesia Waenono Rp. 2 Juta, GSJA Filadelfia Labuang Rp. 500 Ribu, Bpk Ruben
Tasane Rp. 1 Juta, dan Bpk Sami Latbual Rp. 500 Ribu,” ungkap Nurlatu. (SBS-02)
إرسال تعليق
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!