Namlea, SBS
Bupati Buru,
Ramly Ibrahim Umasugi SPI MM menelanjangi ulah wakilnya Amustofa Besan SH yang
membikin gaduh roda pemerintahan di daerah itu.
Hal itu
dibongkar Bupati Ramly Ibrahim Umasugi SPI MM saat dimintai keterangannya di
hadapan para wakil rakyat Selasa (31/7).
Rapat dengar
pendapat itu dipimpin Ketua DPRD, Iksan Tinggapy SH, dihadiri dua pimpinan
dewan Aziz Hentihu dan Djalil Mukaddar.
Menjawab
pertanyaan para wakil rakyat soal laporan kuasa hukum Wabup ke Mendagri yang
berisi banyak point, Ramly dengan gamblang membuka apa yang terjadi paska ia
dan Amos dilantik setahun yang lalu. Justru yang sangat arogan dan tidak
beretika adalah wakilnya.
Karena wakilnya
terlanjur menyampaikan tantangan terbuka, ia lalu membuka satu per satu
tindakan Amustofa yang telah melenceng dari tugas dan kewenangannya selaku
pembantu bupati.
Dari awal star,
ada banyak tindakan Amos terhadap ASN sangat politis. Bahkan upaya melengserkan
Sekda Ahmad Assagaff karena khawatir akan berpartner dengan ketua dewan di
pilkada 2024 nanti.
Ramly ikut
mengelus dada, karena wakilnya itu tidak mendukung program pengangkatan Guru
Garis Depan (GGD). Padahal ia sudah meneken MOU dengan Pempus melalui
Kemendiknas.
Fatalnya lagi
sikap tidak suka itu dipertontonkan Wabup dengan arogansi, sampai mengancam dan
mengintimidasi para GGD saat mengukuti kegiatan prajabatan.
Dalam rapat
dengar pendapat itu, Ramly dan tiga pimpinan dewan membahas pula dengan serius proyek vital
pemerintah pusat di daerah itu, Bendung Waeapo yang nyaris terganggu, karena
ulah Wabup. Padahal Ramly sempat mempercayakan wakilnya turut serta mengamankan
kelancaran proyek vital ini.
Bahkan lebih memiriskan
hati lagi, Ramly juga membuka sepak terjang wakilnya di belakangnya dengan
menyampaikan ke para kepala soa, tokoh adat dan kades, kalau ia akan menjadi
bupati di tahun kedua.
Walau demikian,
melalui serangkaian tanya jawab yang panjang dengan wakil rakyat, Ramly
menunjukan sikap kebesarannya mau membuka pintu maaf bagi wakilnya.
Ia tidak
berkeberatan bila DPRD campur tangan mendamaikan dirinya dengan wakilnya. Hanya
ia juga heran dengan permintaan dari Amos yang inginkan dibuat kesepakatan
damai secara tertulis di hadapan notaris.
"Saya welecome.Tetapi tidak ada embel-embelnya.
Memangnya saya buat apa? SKPD pun semua melaksanakan tugas dengan heppy," tanggap
Ramly.
Sedangkan wakil
ketua dewan Aziz Hentihu ikut menegaskan langkah damai itu adalah skenario
pertama. Bila buntu, ada skenario kedua yang telah disiapkan dewan.
Dewan akan
menggunakan hak interpelasi. Bahkan berujung tindakan pemakzulan, karena Wabup dinilai
sudah membikin gaduh.
"Kata maaf
bagi kita tanpa ada catatan-catatan. Sebab itu kaitan dengan ketulusan, kaitan
dengan hati," tanggap Aziz.
Sementara itu,
Jafar Nurlatu wakil dari Partai Demokrat tanpa tedeng aling-aling, meminta rekan-rekannya
di DPRD agar mengambil langkah dan tindakan yang konkrit sesuai hukum
tatanegara dalam menyikapi kekisruhan ini.
Setelah
mempelajari masalah ini dengan cermat, dan juga membaca aduan Wabup melalui
lawyernya ke Mendagri. Dalam salah satu point isi surat itu, Nurlatu menuding
kalau isinya sangat provokatif.
"Masyarakat
adat telah kurang lebih 21 ribu orang sudah mengetahui kebijakan saudara bupati
terhadap wakilnya. Ini provokasi bos," tegaskan Nurlatu.
Menurut Nurlatu,
Provokasi dari kubu Wabup ini juga disampaikan lewat medsos.
"Ada di
facebook ada provokasi yang bilang katong kasih turun orang Waelua dan
Waetemon.vBeta mau bilang, beta punya orang dong tar sekolah.Tapi dong tau
hati, dong tau dosa. Dong juga tau hukum, dong takut bos," tandas dia.
Nurlatu
mengingatkan Amos agar jangan gegabah. Jangan menyeret masyarakat, khususnya
warga adat di konflik kepentingannya.
"Kalau itu
wilayah pemerintahan, kamong dua baku atur saja. Jang campur dengan katong. Jangan
diseret masyarakat yang tidak tahu menahu soal ini.Dasar hukum ketatanegaraan
kita, siapa yang melanggar, harus diambil tindakan," kata Jafar
mengingatkan.
Sedangkan bupati
dalam kata penutupnya di hadapan wakil rakyat, sangat memuji pimpinan dewan
yang kompak dan turut mengedepankan rasa dalam membangun komunikasi bersama
rekan-rekan di DPRD.
"Saya
apresiasi para wakil rakyat yang begitu kompak karena sangat mengedepankan
rasa. Kita di Pemda tidak distorsi nilai. Hanya yang satu itu,"celoteh Bupati.
"Semoga ke
depan kita baik baik saja dan insyaallah akan baik baik saja,"ucapnya
lagi.
Lalu disambung
Aziz Hentihu, dengan pesan bbmnya kepada Ramly sebelum pilkada lalu.
"Sebenarnya
insting beta cukup tajam dan pak bupati harus mengakui itu. Beta sudah prediksi
kemungkinan ini akan terjadi," usil Aziz.
"Beta
menyampaikan kemungkinan kondisi ini dalam delapan point sebelum pilkada.Point
ke delapan beta bilang,"Abangku, mohon simpan beta punya bbm ini baik-baik.
Beta yakin sungguh semua ini akan terjawab.
Point satu sampai tujuh itu abang yang betul atau beta yang
betul,"ingatkan Aziz dan ditanggapi bupati dengan senyum simpul.
Sementara
Tinggapy sebelum menutup pertemuan itu, turut menyentil isi surat kuasa hukum
wabup yang meminta partai pengusung mengevaluasi Ramly. Justru sebaliknya,
wakil Ramly yang perlu dievaluasi partai pengusung.
"Dia yang
memulai dan apa salahnya dia meminta maaf. Saya setuju dengan apa yang
disampaikan bupati,"dia yang memulai, dia yang menangis," ucap Iksan
Tinggapy.
Kata Tinggapy,
DPRD akan lanjutkan bentuk pansus atau tim kerja untuk tangani masalah ini.
Supaya bisa fokus satu per satu.
"Memaaafkan
itu memang mudah.Yang susah itu mempercayai kembali,"tutup Iksan. (SBS-10)
Post a Comment
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!