Close
Close

Kadis Perhubungan Akui Kapal Senilai Rp 3,4 Miliar Rusak



Namrole, SBS 
KM Tanjung Batu Peka senilai Rp. 3,4 miliar yang merupakan bantuan Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal di Tahun 2015 lalu kepada Pemerintah Kabupaten Buru Selatan (Bursel) kini mubasir karena telah rusak dan dibiarkan terbengkalai di dalam teluk Pelabuhan Namrole sejak dua tahun terakhir.

Kapal yang dibuat oleh PT. Krakatau Shipyard dengan berbahan Fiberglass Reinforced Plastik itu memang sudah mulai mengalami kerusakan pasca tiga bulan uji coba kapal tersebut dan ternyata kerusakan tersebut pun berlanjut hingga kini dan kapal tersebut pun tak dapat lagi digunakan untuk menunjang berbagai aktivitas pemerintahan di Kabupaten Bursel.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bursel, Sukri Muhammad yang dikonfirmasi wartawan di ruang kerjanya, Senin (27/8) pun mengakui kerusakan yang dialami kapal tersebut.

“Kapal itu memang sedang rusak dan sering rusak pada mesin untuk sirkulasi air dan kecepatanya itu juga menurun. Selanjutnya kita tidak punya tenaga ahli, tenaga ahli dalam arti kata perbaikan semuanya (seluru kapal),” kata Sukri.

Sukri mengaku bahwa jika kapal itu tak digunakan maka akan hancur kedepannya. Olehnya itu, ia telah berinisiatif agar kapal tersebut bisa dikelola oleh perusahaan swasta yang berpengalaman di usaha perkapalan.

“Saya sudah hubungi salah satu perusahan, PT Dharma Indah Permai melalui General Manager. Tapi bosnya itu saya belum ketemu, saya sudah buat surat (menyurat), semacam MoU. Tepatnya akan ditangani oleh pihak ketiga,” terangnya.

Ia mengaku, jika pihak PT. Dharma Inda Permai bersedia untuk mengelola kapal ini, maka kapal ini akan diupayakan untuk melayani masyarakat Kabupaten Bursel.

“Saya berencana operasionalnya untuk pelayanan lokal, supaya ini supaya bisa dimanfaatkan, maksud saya begitu. Sehingga kapal itu bisa bermanfaat bagi masyarakat Bursel. Dimana, saya juga sudah bicarakan juga dengan Pa Bupati supaya dikelola oleh satu perusahaan,” terangnya.

Lanjutnya, jika dioperasikan, maka kapal tersebut akan melayani rute Namrole-Leksula, Namrole-Tifu dan Namrole-Ambalau atau diprioritaskan bagi desa-desa yang telah memiliki dermaga.

Walau begitu, Sukri mengaku bahwa sejak penyerahan bantuan kapal tersebut, hingga kini belum dilakukan penanda tangangan berita acara penerimaan karena saat diserahkan, spesifikasi kapal tidak memungkinkan, baik dari kecepatan maupun sering mengalami kerusakan sehingga sampai saat ini kapal bernilai miliaran rupiah itu belum terdaftar sebagai aset Dinas Perhubungan Kabupaten Bursel. (SBS-01)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

Previous Post Next Post