Namlea, SBS
Kunjungan kerja
Komisi V DPR RI ke Kabupaten Buru sangat instan. Target pertama tinjau
Bendungan Waeapo di Kecamatan Longquba, dibatalkan, karena progres pekerjaan
dilapangan baru mencapai 2,53 persen.
Ketua rombongan
Komisi V dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ir H. Sigit Sosiantomo, saat
bertemu wakil Bupati Buru, Amus Besan, Forkopimda, pimpinan OPD dan masyarakat
di obyek wisata Pantai Jikumerasa menjelaskan, target pertama kunjungan rombongan
Komisi V DPR RI ini meninjau proyek infrastruktur Bendungan Waeapo yang
merupakan bagian dari program strategis nasional.
"Kita
sangat berkepentingan suksesnya program strategis nasional ini, yaitu Bendung
Waeapo,"tegas Sigit.
Namun saat tiba
di Kabupaten Buru, rombongan Komisi V DPR RI ini mendapat laporan kalau fisik
proyek Bendungan Waeapo yang sudah dikerjakan selama dua tahun anggaran masih
di bawah 10 persen.
Karena itu, di
hadapan tamu undangan yang hadir, Sigit kembali menanyakan kemajuan fisik
proyek yang menelan anggaran Rp.2,1 triliun ini.
"Informasi
terakhir masih dibawah 10 persen ya pak kepala balai?," tanya Sigit dan
rombongan mendapat jawaban kalau fisik proyeknya baru 2,53 persen.
Mendapatkan
jawaban singkat kemajuan pekerjaan Bendungan Waeapo ini, Sigit menukas, masih
belum ada yang bisa bisa dilihat. "Saya daluhu salah satu suvervaitor
proyek bangunan.Kalau persentasi seperti itu, tidak ada yang bisa
dilihat,"kata Sigit.
"Karena
tidak bisa dilihat, Jadi sekertaris Komisi V menyarankan untuk tidak bermalam
di sini."sambung Sigit.
Komisi V DPR RI
ini menargetkan akan ada kunjungan kedua untuk melihat langsung proyek
strategis di Kabupaten Buru ini.
Karena itu
dihadapan tamu undangan yang hadir, Sigit sempat menegur kepala balai agar proyek
strategis ini agar dipercepat.
"Kepala
Balai, sudah dua tahun progresnya masih dua persen.Kami berharap ada
percepatan,"tegur Sigit.
Sigit meminta
agar semua permasalahan dibuatkan laporan oleh kepala balai untuk disampaikan
ke bagian sekertariat" Kita akan jadikan bahan bahasan dengan Mentri PUPR
bagaimana ini sebaiknya," tanggap Sigit.
Dalam pertemuan
ini, rombongan Komisi V DPR RI tersentuh dengan paparan Wakil Bupati Buru soal
penurunan angka kemiskinan yang baru mencapai 0,7 persen per tahun.
Menurut Sigit,
angka penurunan kemiskinan ini belum satu digit.Dan masalah kemiskinan ini
bukan hanya tugas pemerintah Kabupaten Buru, tapi tugas bersama termasuk Komisi
V untuk menurunkan angka kemiskinan.
Oleh karena itu,
infrastruktur seperti bendungan waeapo ini diharapkan mempercepat laju
penurunan kemiskinan itu. "Sehingga kemiskinannya bukan turun nol koma,
tapi turunnya bisa satu atau dua persen. Harapan kita begitu,"ucap Sigit.
Sigit juga
sempat menyinggung surat dari Ketua Komisi A DPRD Buru tanggal 26 Juni 2019
lalu yang meminta Komisi V DPR RI berkunjung ke daerah itu.
"Akhirnya
kami satu rombongan berkunjung ke sini memenuhi permintaan teman-teman DPRD
Buru. Kami sendiri
punya target, yang pertama ingin melihat langsung infrastrukturnya seberapa besar
kemajuannya.Kami juga ingin melihat perumahan yang dibangun untuk masyarakat
berpenghasilan rendah.Juga pembangunan daerah tertinggal atau transmigrasi,
Basarnas, MBKG dan perhubungan," terang Sigit.
Akui Sigit, baru
menginjsksn kaki di Bandara Namniwel, rombongan
mendapat informasi, bahwa tidak ada penerbangan agak malam, sehingga
mereka harus mempercepat kunjungan ini
"Sebenarnya,
kami ingin ke Bendungan Waeapo.Kami berharap kunjungan kedua nanti, progres
Bendungan Waeapo sudah lebih bagus,"imbuh Sigit.
Kunjungan
rombongan Komisi V DPR RI ini sangat instan, karena mereka tiba pagi 07.14 wit
dengan pesawat Wings Air di Bandara Namniwel.
Buru-buru
melakukan tatap muka di obyek wisata Pantai Jikumerasa tanpa ada dialog dan
tanya jawab dengan alasan takut ketinggalan pesawat, Sigit mengatakan, masih
tetap menerima informasi dan masukan dari masyarakat, dari Pemda, dari teman
teman di DPRD.
"Tolong ada
yang menulis, atau sampaikan ke sekretariat kami karena ada yang masih tinggal
di kabupaten Buru sampai hari Sabtu.Walaupun kami sudah tidak ada, sekertariat
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari komisi V,"jelasnya.
Ternyata saat
lagi pertemuan di Pantai Jikumerasa, pesawat yang diharapkan akan mengangkut
rombongan telah duluan terbang ke Ambon
Akhirnya
rombongan Komisi V yang terdiri dari Ir H. Sigit Sosiantomo (Ketua Komisi
/ketua Tim dari fraksi),; Ir. Rendy M Affandy Lajadmiko, MM.MA (Fraksi PDIP),
H. Subarna, SE.M.si( Fraksi Gerindra), Willem Wandik ,S.sos (fraksi Demokrat),
H. Abdul Latif Hanafiah,M.sc (Fraksi PKB),Ir Bambang Hariyosokarto (Fraksi
Gerindra), Drs. H. Abubakar Wasahua (Fraksi PPP),dan Sahat Silaban, SE (Fraksi
Nasdem), harus kembali ke Ambon lewat laut dengan menggunakan Speedboat milik
Pemkab Buru dengan waktu tempuh tiga jam.
Rombongan
bertolak dari pelabuhan laut dalam kota lama, pada pukul 20.35 wit.
Rombongan sempat
ragu-ragu untuk menaiki Speedboat.Namun setelah diyakini kondisi laut aman,
akhirnya mereka berani menaiki Speedboat."200 tahun lalu Belanda sampai ke
Pulau Buru lewat laut, masa kita tidak bisa bepergian lewat laut hanya tiga
jam,"seloroh Sigit sebelum bertolak dari pantai Jikumerasa menuju
pelabuhan Speedboat Namlea.
Selama kunjungan
beberpa jam tadi, Sigit dan rombongan juga mengkritisi pelayanan di Bandara
Namniwel, karena dinilai belum mencapai standar pelayanan minimum
"Sepertinya bandara Namniwel perlu dirapikan lagi.Masih belum mencapai
strandar pelayanan minimum.Ke toilet saja tidak ada tutupnya.Saya yakin kalau
beli wastafel itu ada tutupnya, kemana tutupnya,"Soalkan Sigit. (SBS/11)
إرسال تعليق
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!