Close
Close

Pemda Bursel Diapresiasi dan Dikritik Soal Kehadiran 100 Dokter Unhas

Mias Solissa
Namrole, SBS 
Kehadiran 100 Dokter dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas) Cabang Makassar Timur di Bursel dalam rangka melakukan kerja sosial hasil kerjasama Pemda Kabupaten Bursel dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Ambon mendapat tanggapan dan apresiasi beragam dari masyarakat.

Ada yang memuji dan ada pula yang mempertanyakan kenapa 100 dokter tersebut tidak terbagi secara merata di 6 kecamatan yang ada di kabupaten Bursel.

“Saya sangat mengapresiasi Pemda Bursel yang telah menghadirkan kawan-kawan dokter dari luar daerah untuk melakukan pengobatan gratis di Kabupaten Bursel, namun kami menilai Pemda Bursel telah menempatkan posko-posko kesehatan yang tidak tepat sasaran,” kata aktivis muda asal Bursel, Mias Solissa kepada media ini melalui pesan Whatsappnya, Rabu (15/01/2020). 

Menurutnya,  seharusnya Pemda Bursel peka terhadap lokasi-lokasi dan kecamatan-kecamatan mana saja yang saat ini sangat membutuhkan sentuhan – sentuhan khususnya di bidang kesehatan.

“Kami menilai bahwa pemerintah sama sekali tidak jelih untuk melihat persoalan ini. Masyarkat tentu sangat membutuhkan sentuhan pelayanan kesehatan yang di selengarakan Pemda setempat. Namun dengan pembagian wilayah pengobatan yang tidak tepat sarasan menimbulkan kecemburuan di masyarakat yang tak mendapatkan sentuhan kesehatan tersebut,” ujarnya.

Solissa katakan, posko-posko harus dibagi di semua kecamatan, agar pemerataan pelayanan kesehatan dapat dirasakan secara menyeluruh oleh masyarakat Bursel. 

“Jangan poskoh-poskoh semua ditumpuk di kota kecamatan saja, tetapi harus di pusatkan di desa-desa yang sangat minim sentuhan pelayanan kesehatannya. Sehinga desa-desa yang jauh dari jangkauan dapat dengan mudah melakukan pemeriksaan, apalagi ini secara gratis,” ucapnya.

Pemuda yang aktif mengikuti perkembangan Kabupaten Bursel ini, menambahkan, seharusnya 100 dokter itu harus di bagi rata ke semua kecamatan yang ada dan bukan hanya dipusatkan di lokasi-lokasi kota kecamatan, sebab menurutnya, masyarakat Bursel yang jauh dari kota kecamatan maupun kota Kabupatenlah yang sangat membutuhkan sentuhan-sentuhan pelayanan kesehatan.

“Seharusnya Pemda bijak dan tau betul bahwa yang sangat membutuhkan sentuhan kesehatan adalah desa-desa yang jauh dari kota kecematan, begitu juga dengan kecamatan yang ada di pegunungan seperti kecamatan Fena Fafan dan Kecamatan Kepala Madan,” tandasnya.

Sebagaimana dikutip dari postingan akun facebook resmi milik Humas Pemda Bursel, disebutkan bahwa 100 dokter ahli gigi dari makasar, 12 dokter ahli gigi dari PDGI Ambon, 7 dokter spesialis dan 3 dokter umum akan melakukan pelayanan kesehatan gigi gratis dan pelayanan kesehatan spesialistik/ umum di 4 kecamatan di kabupaten Bursel dari tanggal 14 sampai 16 Januari 2020.

4 kecamatan yang dikunjungi para dokter ini adalah, Kecamatan Namrole dengan 4 Pokso yaitu di Desa Labuang, Desa Lektama, Desa Leku dan Desa Batu Tulis.

Dikecamatan Waesama dengan 2 posko yang terletak di Desa Waesili dan Wamsisi, sedangkan di kecamatan Leksula dengan dua Posko yang dipusatkan di Desa Nalbesi dan Waemala, sementara di Kecamatan Ambalau juga dengan dua Posko yaitu di Desa Ulima dan Desa Waelua.

Dua kecamatan yang tidak kebagian untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gratis ini adalah Kecamatan Fena Fafan dan Kecamatan Kepala Madan. 

Sekda Bursel Iskandar Walla yang dikonfirmasi terkait hal ini mengatakan sebenarnya hanya ada pada persoalan waktu dari bakti tersebut.

Sekda menjelaskan, para Dokter ini hanya memiliki waktu tiga hari di Kabupaten Bursel dan untuk penentuan lokasi sebagai posko ditentukan langsung oleh pihak dokter sesuai hasil survey yang dilakukan tahun 2019 lalu.

"Hanya soal waktu. Tim dokter dari Unhas hanya punya waktu bakti sosial selama 3 hari di tiap-tiap daerah. Dan untuk Penentuan 4 kecamatan itu sesuai hasil survey tim dari Unhas yang melakukan survey lapangan pertengahan Desember 2019, sehingga mereka putuskn hanya bisa di 4 kecamatan," jelas Sekda 

Untuk Kecamatan Kapala Madan dan Fena Fafan, kata Sekda, tidak dapat dijangkau karena waktu terlalu cepat untuk aksi sosial tersebut.

"Tidak terjangkau karena waktu praktek hanya 3 hari. Tidak ada waktu bila kedua kecamatan tersebut dijangkau sebab tim dokter dari Unhas hari Jumat sudah harus  ada Namrole karena Sabtu mereka sudah harus pulang ke Ambon langsung ke Makassar. Sedangkan untuk dokter ahli karena mereka baru tiba hari Kamis dan hanya praktek 3 hari, Kamis sampai Jumat di kecamatan Namrole saja karena minggu pagi mereka pulang ke Ambon dengan pesawat," tandasnya. (OR/Alan)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

أحدث أقدم