Namrole, SBS
Keindahan dan
kebersihan kota Namrole, Kabupaten Buru Selatan (Bursel) yang digadang-gadang
sebagai salah satu pendukung untuk mewujudkan Kota Namrole sebagai kota
tolerasi umat beragama nampaknya akan jauh dari harapan.
Sebab, kondisi
Kota Namrole di awal Tahun Baru 2020 sangat miris, dimana Kota Namrole saat ini
dipenuhi dengan sampah yang bertebaran di lokasi jalan utama Kota Namrole dan
tempat-tempat strategis yang ada di kota tersebut.
Keberadaan
sampah ini bukan hanya mengganggu pemandangan Kota Namrole, namun dengan
kehadiran sampah yang tidak diinginkan masyarakat ini turut mengganggu
pernapasan masyarakat yang melintasi lokasi tersebut.
Selain itu,
kondisi sampah yang tak terurus ini sudah pasti menggangu kesehatan warga Kota
Namrole dan ini harus menjadi perhatian serius Pemda Bursel melalui dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Bursel.
Dengan adanya
kondisi tersebut, keresahan dan tanda tanya mulai muncul di benak masyarakat,
terkait apa saja yang dilakukan Pemda Bursel dengan membiarkan sampah-sampah
berserahkan di tengah-tengah Kota Namrole saat ini.
Bahkan ada yang
menyesalkan kenapa Pemda Burel melalui dinas terkait tidak mampu mengatur
keberadaan sampah di Kota Namrole yang terbilang Kota yang cukup kecil untuk di
tata.
Seperti yang
ditulis Akun Facebook Juan Alsafo Latbual dalam postingannya 4 Januari 2020
pukul 19.07 WIT kemarin. Dimana akun ini mempertanyakan keberadaan mobil
pengangkut sampah di Kota Namrole.
“#Mobil sampah
su seng Ada lai di Kota Namrole ini kah?,” tulis Akun Juan Alsafo Latbual.
Bukan hanya akun
Juan Alsafo Latbual yang mengeluhkan hal itu, tetapi akun Facebook atas nama
Jusri Lesilawang pung memposting keluhan yang sama. Dimana akun tersebut
mengeluhkan bau busuk yang menyengat akibat sampah yang sudah berhari-hari
tidak diangkut dan dibuang oleh Dinas Lingkungan Hidup.
“Tumpukan Sampah
di Muka Green Namrole, Bau minta ampun.. Dinas Terkait Dmn (dimana) ni?,” tuis
Lesilawang dalam akunnya, Minggu (05/01).
Tak hanya
masyarakat yang mengeluh, Anggota DPRD dari Partai Golkar Vence Titawael juga
menyayangkan hal ini kenapa bisa terjadi. Padahal menurut Titawael, Kota
Namrole adalah wajah Kabupaten Bursel yang perlu di tata sebaik mungkin
sehingga dapat menunjukan ke daerah lain bahwa Bursel merupakan salah satu
kabupaten yang indah di Maluku dan layak dikunjungi oleh siapapun.
“Ironis ketika
belakangan ini kita keliling Kota Namrole, maka kita disuguhkan dengan
pemandangan yang kurang baik, yakni sampah berserakan sampai menutupi jalan dan
bau busuk sampah sangat menyengat, sehingga mengganggu aktivitas pengguna
jalan,” ujar Titawael melalui Pesan Wahsappnya, Senin (6/1).
Menurutnya,
dengan kejadian ini telah mengindikasikan bahwa masalah sampah belum mendapat
perhatian dan penanganan serius dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bursel.
Padahal lingkungan bersih, bebas sampah berimbas pada kesehatan masyakarat dan
meningkatnya harapan hidup masyarakat Bursel serta meningkatkan minat
masyarakat luar untuk bertandang ke Bursel.
“Sebaliknya
justru lingkungan kotor dan banyak sampah dapat memicuh timbulnya berbagai
penyakit yang berimbas pada menurunya angka harapan hidup masyarakat Bursel dan
menurunnya angka simpati warga dari luar baik wisatawan maupun masyarakat
Maluku yang ingin ke Bursel,” tandasnya.
Selaku
penyambung lidah rakyat, Titawael dengan tegas meminta kepada Dinas Lingkungan
Hidup untuk sesegera mungkin mengambil tindakan untuk membersihkan seluru
sampah yang ada di dalam Kota Namrole.
“Oleh karenanya
saya sebagai Anggota DPRD Kabupaten Bursel meminta dengan tegas agar Kepala
Dinas Lingkungan Hidup segera mengambil langkah strategis dan terukur guna
membebaskan Kota Namrole dari sampah,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Lukman Soulisa ketika
dihubungi via telepon selulernya tak merespon. Pesan singkat dan Pesan Whatsapp
yang di kirim pun tak digubrisnya. (SBS/02)
إرسال تعليق
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!