Namrole, SBS
Kepala Desa Oki
Baru, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan (Bursel) Gambir Latbual
mengatakan dirinya tidak pernah melakukan berbagai praktek korupsi sebagaimana
yang ditudingkan oleh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ketika
menggelar aksi demo di Kantor Inspektorat, Kantor Bupati dan Kantor DPRD
Kabupaten Bursel, Senin (3/2).
Menurut Kades,
aksi demo yang dilakukan oleh Sarif Latbual selaku Koordinator Lapangan
(Korlap) bersama Salim Salim Tasane (Tokoh Masyarakat), Naslim Latbual (Tokoh
Pemuda) dan Bahri Tasane serta Sukiman Sapsuha selaku perwakilan masyarakat dan
puluhan warga lainnya itu dilatar belakangi oleh rasa sakit hati lantaran ayah
Sarif yakni Hasan Latbual dan Salim Tasane tidak lolos pemilihan Kepala Desa
Tahun 2017 lalu.
“Itu tidak
pernah, pembicaraan itu bohong. Itu hanya mereka ada-adakan karena dendam, hati
sakit karena Dia punya Bapak (Hasan Latbual-red) ikut Kepala Desa tidak dapat
dan kemarin satunya lagi yang Salim itu ikut Kepala Desa juga tidak dapat,”
kata Gambir yang didampingi Sekretaris Desa Oki Baru Sukri Muhammad kepada
wartawan di Namrole, Rabu (5/2).
Menurutnya,
berbagai tudingan korupsi yang dilayangkan kepada dirinya bersama seluruh
perangkat Desa Oki Baru tidak jelas dan tidak dapat dipertanggung jawabkan oleh
mereka. “Itu semua tidak jelas,” paparnya.
Bahkan, Gambir
tak takut apabila harus diproses hukum oleh penegak hukum atas berbagai tudingan
para pendemo tersebut. Sebab, menurutnya, sebagai Kepala Desa dirinya mampu
mempertanggung jawabkan penggunaan semua DD dan ADD yang digunakan selama
menjabat sebagai Kepala Desa.
“Kami siap
bertanggung jawab, yang penting di lapangan sesuai denga apa yang kami biking
laporan,” tegasnya.
Sedangkan,
terkait dengan adanya tudingan bahwa dirinya hanya memperkaya diri dan keluarga
selama menjadi Kades pun dibantahnya.
“Itu tidak ada,
sebenarnya tudingan itu tidak benar. Sebab selama saya di Oki Baru itu saya
tidak pernah pilih kasih bahwa itu saya punya keluarga, bahkan saya punya
keluarga saya sampingkan,” jelasnya.
Tak hanya itu,
dalam berbagai bantuan yang tersalurkan ke Desa Oki Baru pun ketika ada nama
keluarganya, dirinya langsung menghapusnya lantaran ada orang lain yang lebih
berhak.
“Pertama, saya
lihat kepada orang-orang miskin, orang yang tidak mampu, saya punya maitua
(istri) saja dalam data penerima bantuan PKH ada nama, saya hapus. Diberikan
kepada masyarakat yang lain karena ada yang tidak mampu,” terangnya.
Hal itu,
lanjutnya, berbeda dengan kelakuan mantan Penjabat Desa Oki Baru, Hasan Latbual
yang adalah ayah dari Sarif Latbual. Sebab, ketika menjabat sebagai Penjabat
Kepala Desa, berbagai nepotisme pun sering dipraktekkan oleh Hasan untuk memperkaya
diri dan keluarga.
“Dia pung bapak
jadi penjabat, anaknya belum cukup umur jadi Bendahara,” ungkapnya.
Bahkan,
lanjutnya, ketika ada bantuan, Hasan selalu memprioritaskan keluarganya
terlebih dahulu, baik itu dari orang tuanya hingga anak-anaknya sehingga banyak
masyarakat yang berhak malah dikesampingkan.
Tak hanya itu,
pasca menjabat sebagai Kepala Desa pun berbagai aset desa tak pernah
dikembalikan ke Pemerintah Desa, baik itu Sepeda Motor, Televisi dan Leptob.
“Kalau pejabat
itu segala hal saya tahu, tapi selama ini saya tidak pernah buka-bukaan. Saya
tidak mau cari kesalahaan orang, nanti bertanggung jawab sendiri,” tuturnya.
Diberitakan
sebelumnya, Kades Oki Baru Gambir Latbual diduga telah melakukan praktek
korupsi terhadap Dana Desa (DD) dan Anggaran Dana Desa (ADD) Tahun 2017-2020
bernilai miliaran rupiah.
Atas dugaan itu,
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang dipimpin oleh Sarif Latbual
selaku Kordinator Lapangan (Korlap) melakukan aksi demo di Kantor Inspektorat
Kabupaten Bursel, Kantor Bupati Bursel dan Kantor DPRD Kabupaten Bursel, Senin
(3/2).
Para pendemo ini
datang ke Kantor Inspektorat, Kantor Bupati dan DPRD Kabupaten Bursel guna
menyuarakan berbagai indikasi korupsi yang diprekatekkan oleh Gambir Latbual.
(SBS/02)
إرسال تعليق
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!