Close
Close

ODP Buru Naik Pesat Jadi 33 Orang


Namlea, SBS 
Akibat pintu laut dan udara ke Kabupaten Buru masih dibiarkan terbuka bagi arus kedatangan manusia, kini status Orang Dalam Pengawasan (ODP) naik tajam menjadi 33 kasus.

Wartawan media ini melaporkan, sebelumnya ODP di Kabupaten Buru hanya 20 kasus. Kemudian 9 jemaah umroh yang baru balik dari Mekkah dan telah menjalani masa karantina mandiri 14 hari di rumah dan negatif tidak menderita sakit serta telah dicoret dari ODP, sehingga tertinggal 11 yang masuk kategori ODP.

Angka ODP ini kemudian naik tajam paska Bupati Ramly Ibrahim Umasugi meralat SKnya tertanggal 28 Meret lalu yang hendak menutup pintu dari arus manusia selama 14 hari sejak tanggal 1 s/d 14 April nanti.

Surat itu diralatnya sendiri tanggal 31 Maret tanpa ada disebutkan konsideran alasan dibatalkan SK sebelumnya.

Data yang diperoleh dari Jubir Covid19 Kabupaten Buru, Nani Rahim menyebutkan,  warga dari daerah terjangkit yang masuk lewat pelabuhan Namlea yang turun dari KM Dorolonda sebanyak 329 orang.

Penumpang yang turun itu berasal dari Jakarta, Surabaya, Bandung, Bogor, Kalimantan dan Makassar.

"Untuk warga yang masuk dari daerah terjangkit cukup banyak. Dari KM Dorolonda saja ada 329 orang yang berasal dari Jakarta, Surabaya, Bandung, Bogor, Jalimantan dan Makassar. Sehingga ODP yang tadinya turun dari 20 kasus  menjadi 11 kasus pada tangal 31 Maret, sekarang naik menjadi 33 kasus ODP," tulis Nani Rahim dalam pesan whatssappnya.

Dari 22 OPD baru ini, sesuai hasil penelusuran terungkap, ada sebanyak Empat orang yang tidak diperbolehkan pulang untuk jalani karantina mandiri di rumah.

Keempatnya diperlakukan khusus dan sedang diinapkan di Penginapan Silta yang letaknya dekat dengan RSU Lala. Mereka dalam pengawasan medis dan aparat keamanan.

Nani Rahim yang ditanya perihal empat ODP yang mendapat perlakuan khusus ini turut mengiyakannya. Dari keempat orang ini, tiga penduduk Buru dan satu lagi asal Namrole, Buru Selatan.

"Mereka menempati kamar masing-masing, di awasi oleh petugas keamanan. Gejala rata-rata batuk. Ada yang dengan riwayat demam.  Ada yang tinggal di wilayah dengan warga meninggal karenA positif covid," ungkap Nani Rahim.

"Setiap hari ada petugas kesehatan yang melakukan pemeiksaan dan pemantauan. Diinapkan sampai 14 hari," tambahkan Nani Rahim.

Ketika ditanya kesigapan satgas dan tenaga kesehatan untuk menjaga kemungkinan terburuk, Nani Rahim mengawalinya dengan mengucapkan kalimat Alhamduillah. "APDnya  sudah  diterima RSU Namlea. APD lengkap 2 pasang, Baju hazmat 50 buah, masker N95 2 boks, masker bedah 2 boks dan rapid test 2 boks," ujarnya.

Namun diakuinya, kalau yang sudah ada di tangan kesehatan Kabupaten Buru itu masih belum memenuhi kebutuhan. Karena itu Pemkab Buru sendiri ada memasok tambahan ADP lengkap sebanyak 200 pasang

Saat diberitahu ada keterangan dari staf ahli gubernur yang menginformasikan ada pasukan 2000 ADP dan 6000 rapid test yang telah tiba dan akan didistribusikan ke 11 kabupaten/kota, jubir covid19 Buru ini mengaku belum dikirimi bantuan tersebut.

"Saya belum konfirmasi ke Dinkes provinsi. Mudah-mudahan Buru bisa dapat lebih mengingat banyaknya jumlah ODP saat ini, yang sewaktu-waktu bisa saja statusnya naik menjadi PDP atau kasus positif," pungkasnya.(SBS/11)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

أحدث أقدم