Close
Close

Pasien Positif Corona Bursel Akui Tak Diobati Selama Berada di RS Lantamal

Namrole, SBS 
SB, pasien positif Corona Virus Disease (Covid-19) asal Desa Simi, Kecamatan Waesama, Kabupaten Buru Selatan (Bursel) mengaku bahwa dirinya tidak mendapatkan pengobatan sesuai harapan selama berada di RS Lantamal Ambon.

“Selama saya disini tidak ada proses pengobatan,” kata SB kepada Wartawan melalui pesan Mesengger, Jumat (14/04) sore.

Ia mengakui, bahwa pengobatan yang ia dapatkan hanya berupa pemberian Vitamin saat ia tiba di Rumah Sakit Lantamal Ambon setelah dievakuasi dari Kabupaten Bursel beberapa waktu lalu.

“Iya ada juga, tapi sudah habis, sudah lama,” ucapnya.

Ia mengaku bahwa dalam beberapa hari terakhir ini, Bidan hanya mewajibkan dirinya mengukur suhu tubuhnya sendiri dan memberitahukannya kepada Bidan tiap pagi melalui pesan singkat.

“Paling-paling tanya suhu. Saya yang tes suhu, nanti hasilnya SMS ke bidan tiap pagi,” ucap SB melalui pesan WhatsApp.

Namun, ia mengaku kondisinya baik-baik saja. Bahkan tidak ada gejala sakit sedikit pun sejak awal.

“Baik-baik saja, sehat di hari yang ke 18,” terangnya.

Ia menjelaskan bahwa selama berada di RS Lantamal Ambon, ada beberapa aktivitas yang ia lakukan setiap harinya.

“Makan, tidur, duduk, mandi, sholat, baca Quran, Dzikir, melamun dan lain-lain. Sudah 18 hari,” ungkapnya.

Sementara itu, Bupati Bursel, Tagop Sudarsono Soulisa yang dihubungi melalui pesan WhatsApp, Jumat (24/04) sore mengaku bahwa pasien SB masih menjalani proses perawatan di RS Lantamal Ambon.

“Pasien masih di rawat terus,” kata Tagop.

Ia pun membanta apa yang disampaikan oleh SB, menurutnya, tidak mungkin SB tidak diobati.

“Masa orang positif terkonfirmasi Corona kok tidak di obati? memang pengobatannya itu pemberian vitamin dan obat untuk peningkatan imunitas, karena Covid-19 belum ada vaksin untuk pengobatan langsung, yang ada hanya pengobatan dari diri kita sendiri,” ucap Tagop.

Menurut Tagop, untuk lebih jelasnya, dapat ditanyakan langsing ke Tim Gugus Tugas Provinsi Maluku karena pasien SB telah diserahkan ke Gugus Tugas Provinsi.

“Kalau mau jelasnya tanya saja ke Tim Gugus Tugas Provinsi karena sudah diserahkan ke sana. Ini kan orang bermain di air keruh untuk membuat ketidakpastian di masyarakat. Coba kalau pasien yang bersangkutan kita kasih tinggal saja di Namrole atau Simi dengan anggapan dia tidak sakit. Padahal dia positif, berapa banyak korban yang bisa terpapar di Bursel? Nanti kalau sudah terpapar ada yang korban sampai meninggal, yang disalahkan siapa?,” paparnya.

Tagop menjelaskan, SB dikatagorikan sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG) karena kemungkinan SB memiliki fisik yang kuat sehingga tidak ada gejala yang muncul atau dirasakan.

“Dia itu katagori Orang Tanpa Gejala. Karena orang kenal Corona itu kalau fisik kuat tidak apa-apa sampai nanti 14 hari, yang bahaya yang itu, karena dia itu yang bawa panyakit,” ucapnya.
Tagop menuding SB telah berbohong dengan memberikan keterangan-keterangan yang tidak benar.

“Dia parlente (berbohong), yang jelas protap kesehatan sesuai protokoler WHO sudah dilaksanakan ke dia untuk mencegah penambahan orang yang terpapar,” ujarnya.

Tambahnya, SB banyak berbohong, buktinya saja SB mengaku tidak dapat makan, padahal dapat makan dan dapat minum.

“Masa rumah sakit rujukan kok seng dapat makan dan seng dapat minum? baru dia bilang dia di Simi jaga makan musti pakai buah-buahan? Saya sampai katawa, kita yang tinggal di dalam Kota Namrole saja makan buah dengan susah, kong di Simi?,” ucapnya.

Tagop menjelaskan bahwa anggota Tim Covid-19 Kabupaten Bursel pun sudah memantau kondisi kesehatan SB hari Rabu (22/04/2020) lalu dan kondisinya sudah membaik dan berharap agar SB bisa cepat sembuh.

Ia berharap agar semua pihak tidak serta merta mempercayai informasi yang disampaikan oleh SB secara sepihak.

“Jadi semua boleh terima informasi, cuma harus lihat yang lebih dalam dan komprehensif karena pasien ini kan secara phisikologis pasti terganggu, makanya dia akan cari dukungan untuk membenarkan dia punya pendapat,” ucapnya.

Tagop mengaku bahwa tidak mungkin pihaknya memberikan keterangan yang tidak benar terkait dengan kondisi SB.

“Yang saya sampaikan itu kondisi yang sebenarnya dari hasil tes. Memangnya kalau hasil tes Rapid Test, PCR dan Swab tes kita tidak percayai, terus mau pakai tes apa. Masa saya Bupati dan Ketua Tim Covid mau bicara sembarangan-sembarangan? Saya kan bertanggung jawab sampai ke pusat?,” ucapnya.

Jadi, tambah Tagop, SB sementara mengkamuflase informasi karena SB dalam situasi stress dan terganggu psikologinya ketika sudah terkonfirmasi positif Corona, sehingga jangan dipercayai begitu saja.  (SBS/Tim)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

أحدث أقدم