Namrole, SBS
Musyawarah Daerah
ke IV DPD partai Golkar Kabupaten Buru Selatan (Bursel) tersendak ditengah
jalan, pasalnya terjadi keributan saat musyawarah Daerah (Musda) itu sedang
berlangsung.
Keributan dipicuh
terjadi klaim mengklaim soal mandat yang sah untuk memilih ketua DPD partai Golkar
kabupaten Bursel periode 2020-2025 oleh kubuh para Calon Ketua yang mendaftarkan
diri untuk berkompetisi merebut kursi orang nomor satu di partai Golkar
kabupaten Bursel tersebut.
Wartawan media ini melaporkan, Musda ini berjalan sangat alot karena yang bertarung
untuk memperebutkan kursi ketua yakni, Zainudin Booy (Ketua DPD II Partai
Golkar Bursel), Jamatiya Booy (Wakil Ketua DPRD Bursel), dan Asriyadi Tomia
(Anggota DPRD Kabupaten Bursel).
Kegiatan yang
berlangsung di aula Sartika, Desa Labuang, Kecamatan Namrole, Rabu (19/08/2020)
ini turut dihadiri oleh Pengurus DPD I Partai Golkar di bawa pimpinan Wakil
Ketua Bidang organisasi dan keanggotaan DPD I Partai Golkar Provinsi Maluku, Yusry
AK Mahedar.
Dalam Musda itu,
yang memiliki hak suara sebanyak 12 suara yang terdiri dari 6 suara mewakili 6
PAC di 6 kecamatan, 1 suara dari organisasi sayap, 1 suara dari Organisasi
Pendiri, 1 dari Oragnisasi Didirikan, 1 suara dari pengurus DPD II dan 1 dari
pengurus DPD II serta 1 dari dewan pembina partai.
Musyawarah ini
sempat di skorsing beberapa kali kemudian dilanjutkan hingga terjadi caos saat
salah satu peserta dari kecamatan Nomrole, Mustaqin Mahulauw tidak terima
dirinya dibatasi untuk berbicara dan membanting kursi yang ada diruangan
musyawarah.
Akibat kejadian
itu, Wakil Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Maluku, Yusry AK Mahedar langsung
mengskorsing sidang sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan.
Muhedar kepada
awak media mengatakan, Musda tersebut diskors karena dari awal pihaknya
berkeinginan agar Musda tersebut berjalan dengan aman dan nyaman.
“Kenapa saya
pindahkan Musda ini ke Ambon karena Saya sebagai pimpinan sidang dan penanggung
jawab butuh kenyamanan dalam memimpin sidang, kejadian sekecil apapun saya juga
punya sikap. DPD II sebagai pelaksana, dan saya sebagai DPD I penanggung jawab Musda,”
tegas Muhedar.
Ketua AMPI
Maluku ini menjelaskan, dalam klausal juklak 202 DPP Partai Golkar juga
dijelaskan apabila dalam Musda ini tidak berjalan dengan nyaman, pimpinan sidang
berhak mengskorsing, memutuskan dan memindahkan arena Musda.
Sehingga lanjutnya,
kebijakan sebagai pengurus DPD I yang mana bertanggung jawab dalam Musda tersebut
harus dibijaki sesuai aturan partai yang berlaku.
“Terkait dinamika
yang terjadi, biasalah dalam dinamik berpolitik, seperti yang perdebatan yang
terjadi sehingga ada keputusan yang saya ambil sebagai penanggung jawab Musda
di kabupaten untuk menskorskan sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan,”
paparnya.
Dengan kapasitasnya
sebagai Wakil ketua Bidang Organisasi DPD I Partai Golkar Maluku, ia mendapat
mandat untuk melaksanakan Musda di 11 kabupaten di provinsi Maluku.
“Kapasitas saya sebagai wakil ketua Bidang Organisasi dan keanggotaan DPD I Partai Golkar Maluku yang mendapat mandat untuk melaksanakan Musda di 11 kabupaten dan keputusanan saya,
saya kira teman-teman DPD II juaga akan menghargai dan kita sesama partai Golkar
saling mengertilah seperti apa dan bagaimana kondisi ini,” sambungnya.
Disinggung terkait
apakah penundaan Musda ke IV DPD II partai Golkar Kabupaten Bursel ini apakah
akan berpengaruh kepada rekomendasi Partai Golkar dalam mencalonkan Bupati dan
wakil bupati dalam pilkada Bursel tahun ini, muhedar langsung menepis dan
menegaskan bahwa tidak ada pengaruh, dan jika nanti rekomendasi dikeluarkan
oleh DPP partai Golkar maka wajib hukumnya semua kader mengamankan rekomendasi
tersebut, sebab jika tidak akan ada sanksi partai bagi setiap kader yang
membangkang.
“Tidak, yang
pasti DPP merekomendasikan siapapun kader partai Golkar maju sebagai calon bupati dan wakil bupati
saya sebagai ketua organisasi menyampaikan kepada semua kader Golkar di Bursel,
siapa yang lari dari keputusan DPP, saya pecat. Pecat ditempat,” tegasnya.
Bahkan Muhedar
menekankan bahwa untuk kali ini, bagi kader yang mbalelo akan dipecat dan tidak
akan dimaafkan karena telah melanggar keputusan partai Golkar.
“Golkar saat ini
menyiapkan diri untuk menang di Pileg, menang di Pilpres untuk menyiapkan ketua
umum calon presiden. Jadi tidak ada satu pun partai Golkar di kabupaten bursel
atau dikabupaten manapun yang melaksanakan pilkada apabila rekomendasi DPP
turun dan melakukan perlawanan, saya akan pecat dan tidak akan dikembalikan
lagi di partai Golkar,” ujarnya.
Lanjut Muhedar, selama
dirinya berada di jabatan Wakil Ketua Bidang organisasi dan keanggotaan DPD I Partai
Golkar Provinsi Maluku tidak ada istilah dikembalikan lagi kader yang sudah
dipecat dari partai Golkar.
“Tidak ada
istilah dikembalikan haknya, biar ada efek jerah karena di Golkar ini satu
dipecat sepuluh ingin masuk, sepuluh dipecat seribu ingin masuk karena partai Golkar
bukan partai kecil,” pungkasnya.
Sekedar diketahui,
Musda ke IV DPD II Partai Golkar Kabupaten Bursel ini berlangsung hingga pukul
00.00 WIT dan dikawal ketat oleh sejumlah Polisi yang berjaga-jaga di lokasi Musda. (SBS/02)
إرسال تعليق
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!