Close
Close

Pembunuh Elias Nurlatu Dikejar Polisi


Namlea, SBS
Paur Humas Polres Pulau Buru, Aipda MYS Djamaluddin menjelaskan, polisi kini sedang mengejar para pelaku pembunuhan Elias Nurlatu.


Selain melakukan pengejaran, Polres Pulau Buru juga menempatkan anggotanya di beberapa titik lokasi yang dianggap rawan, yakni di Tanah Merah, Unit 11 Desa Waegernangan dan Watempuli.


Dihubungi Minggu sore (25/04/2021), Aipda Djamaluddin lebih jauh menjelaskan, dari hasil pemeriksaan terhadap saksi-saksi, polisi sudah mengidentifikasi beberapa pelaku penyerangan.


Namun belum mau diungkap identitas para pelaku tersebut.

Ditanya, apakah para pelaku yang sudah teridentifikasi itu diantaranya ada salah satu adik dari korban Manpapal Latbual yang jadi korban pembunuhan sadis Mantimban Nurlatu tanggal 23 April lalu, Djamaluddin tidak mengiyakan dan juga tidak membantahnya.


"Belum bisa dipastikan," tukas Aipda Djamaluddin.


Ditambahkannya, kalau  jenazah korban Elias Nurlatu Minggu telah dipulangkan ke Desa Watempuli setelah selesai divisum.


Setelah tiba di Watimpuli, korban tidak langsung dimakamkan, karena masih menunggu kedatangan keluarganya dari tempat lain.


Satu sumber terpercaya yang dihubungi terpisah mengungkapkan, kejadian pembunuhan Elias Nurlatu merupakan rentetan dari peristiwa pembunuhan Manpapal Latbual oleh Mantimbang Nurlatu tanggal 23 Februari lalu.


Sumber ini juga mengungkapkan, di kalangan masyarakat Desa Watempuli sudah beredar satu nama yang diduga kuat menjadi pelaku tragedi pembunuhan sadis terhadap Elias Nurlatu. 


Sumber ini mengingatkan agar segera diambil langkah konkrit agar dua tragedi pembunuhan sadis tanggal 23 Februari dan tanggal 24 April ini tidak sampai menjadi ajang baku-balas.


Tidak bisa hanya menugaskan polisi untuk main tangkap lalu menindak, tapi yang utama peran bupati, wakil bupati dan pemerintah daerah untuk ikut campur tangan menengahi masalah ini. 


"Selama ini bupati dan wakil Bupati tutup mata dalam tragedi awal yang sudah ada nada sumbang nyawa dibayar nyawa," kata sumber ini.


Sebagaimana diberitakan, Esias Nurlatu (40), Warga Desa Watimpuli, Kecamatan Lolongquba, Kabupaten Buru, ditemukan tewas di Gunung Kadianlahing, dengan dua luka tombak dan terdapat banyak luka sayatan benda tajam di bagian kepala dan badan.


Kejadian pembunuhan ini sontak membikin heboh warga di Dataran Waeapo. Pasalnya dua bulan lalu, warga dari desa tersebut, Mantimbang Nurlatu juga terlibat pembunuhan seorang warga dari desa lain bernama Manpapal Latbual.


Paur Humas Polres Pulau Buru, Aipda MYS Djamaluddin yang ditanya apakah pembunuhan ini bermotif balas dendam karena kejadian tanggal 23 Februari lalu, ia sangat berhati-hati menjawabnya. 


"Belum bisa kami pastikan, karena masih memeriksa para saksi," ucap Aipda Djamaluddin.


Menurut Djamaluddin, kasus  pembunuhan Elias Nurlatu itu terjadi di  Gunung Kadianlahing Jalan Lintas menuju Desa Watimpuli, sekitar pukul 15.00 WIT, Sabtu (24/04/2021). 


"Korban telah dibawa ke rumahsakit pada Sabtu tengah malam untuk diambil visum," akui Aipda Djamaluddin, Minggu dini hari (25/04/2021).


Walau kasusnya terjadi masih sore hari, polisi baru dikhabari oleh Kepala Soa Watimpuli, Sinus Nurlatu beberapa jam setelah insiden itu. 


Setelah mendapatkan laporan tersebut, Kapolsek Waeapo, Ipda Zainal dan anggotanya serta sejumlah  dibantu  anggota Resmob kompi 3 Yon A Pelopor Namlea langsung menuju TKP dan tiba pukul 20.30 WIT.


Pukul 21.38 WIT kasat Reskrim Polres Pulau Buru, Iptu Hendri Dwi Ashari, bersama tim Buser dan Inafis Polres Pulau Buru juga tiba di TKP Pembunuhan untuk melakukan olah TKP dan dilakukan pemasangan police line. 


Iptu Hendri bergerak cepat dengan mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi. Usai olah TKP, korban langsung dibawa ke rumah sakit untuk divisum.


Polisi sudah mengantongi nama tiga  saksi kunci yang pertama kali mengetahui insiden pembunuhan itu, masing-masing MN, MNH dan MLN.


Dari TKP juga diamankan sejumlah barang bukti, antara lain dua buah mata tombak yang masih melekat di tubuh korban yang diduga milik pelaku, Dua buah gagang tombak (diduga milik pelaku), satu buah parang, Baju kaos warna biru dan celana pendek warna merah milik korban.


Selanjutnya, Aipda Djamaluddin lebih jauh menjelaskan, sebelum peristiwa naas itu terjadi, Elias Nurlatu bersama saksi MB, MNH dan MLN baru saja pulang belanja dari Dusun Mesayang, Desa Nafrua.


Saat Elias Nurlatu dan para saksi melintas di Gunung Kadianlahing hendak menuju Desa Watampuli. Ketiga rekannya berjalan di depan dan Elias berada di belakang sekitar 25 meter.


Tiba-tiba ketiganya dikejutkan dengan teriakan korban, sehingga spontan mereka menoleh (menengok) ke belakang.


"Ketiga saksi kunci ini menyaksikan ada tiga tujuh orang muncul dari balik tebing dan ada yang menombak Elias Nurlatu," tutur Aipda Djamaluddin.


Bukannya berbalik menolong Elias, tapi MN, MNH, dan MLN mengambil langkah seribu meninggalkan rekannya. Ketiganya berlari pulang ke Watimpuli lalu memberitahu warga.


Kemudian Kepala Soa Watampuli, Linus Nurlatu bersama masyarakat menuju ke TKP. Namun tujuh pelaku penyerang sudah tidak ada.

Sinus Nurlatu dan warganya melihat korban tergeletak di tepi jalan setapak dengan kondisi badan dan kepala bermandikan darah, akibat banyak luka sayatan benda tajam.


Ada dua mata tombak juga tertancap di tubuh korban. Satu gagang tombak masih utuh dengan matanya dan satu lagi sudah patah dan tertinggal di sisi korban.


Kepala Soa Linus Nurlatu bersama masyarakat Desa Watampuli berupaya mencari para pelaku di sekitar TKP, namun tidak ditemukan. Sesudah itu baru Sinus Nurlatu melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian. (SBS/10)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

أحدث أقدم