Namrole, SBS
Sejumlah pemuda Bursel yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Kai Wait Institut, Jumat (23/7/21) turun jalan melakukan aksi meminta Bupati Bursel, Safitri Malik Soulisa dan Wakil Bupati Bursel, Gerson Eliaser Selsily segera mencopot Hadi Longa dari jabatannya sebagai Sekwan.
Menggunakan Mobil Pickup bernomor polisi DE 8993 AD, dilengkapi dengan pengeras suara, Bendera GMNI dan Bendera Merah Putih, pemuda Bursel ini melakukan aksi sepanjang jalan di kota Namrole. Aksi ini mendapat pengawalan ketat dari sejumlah personil Polsek Namrole dan satuan Pol PP Bursel.
Saat melakukan aksi di depan kantor DPRD, mereka dengan lantang meminta pertanggung jawaban Sekwan dan pihak-pihak terkait karena tidak menghadirkan mantan Bupati Bursel, Tagop Sudarsono Soulisa dan para Tokoh - Tokoh Pemekaran kabupaten Bursel.
"Kami mempertanyakan kenapa Tokoh - Tokoh pemekaran tidak diundang dalam Paripurna HUT kabupaten ke 13 tanggal 21 Juli kemarin," ucap Ricky Nurlatu membuka orasinya didepan kantor DPRD Bursel.
Pihaknya menuding bahwa, Sekwan Bursel, Hadi Longa sengaja ingin mengaburkan sejarah Bursel.
Sehingga mau tidak mau Hadi Longa harus dicopot dari jabatannya karena terkesan tidak menghargai para Tokoh pemekaran yang karena jasa merekalah Hadi Longa mendapatkan jabatannya saat ini sebagai Sekwan.
"Kami meminta pertanggungjawaban saudara Hadi Longa atas apa yang terjadi pada paripurna kemarin. Karena hal itu bagian dari cara-cara untuk mengaburkan sejarah berdirinya kabupaten Bursel dan melupakan jasa Tokoh -Tokoh pemekaran," tambah Korlap II, Aser Biloro memperkaya narasi tuntutan mereka.
Biloro mengancam, jika Hadi Longa dibiarkan masih menjabat sebagai Sekwan, dan tuntutan pencopotannya tidak digubris, maka mereka siap menduduki kantor bupati dan kantor DPRD dengan masa yang lebih bnyak.
"Kami siap baikot kantor bupati dan kantor DPRD. Kami akan datang dengan masa yang lebih banyak jika Sekwan tidak di copot," teriak Biloro.
Sementara ketua GMNI kabupaten Bursel, Epot Latbual selain menuntut pencopotan Sekwan, dia juga menyingung ketidakhadiran anggota dan pimpinan DPRD saat mereka melakukan aksi.
Akibatnya, Latbual mengancam akan menjadikan kantor Bupati dan kantor DPRD sebagai penginapan semalam jika tuntutan mereka diabaikan.
"Kami sesalkan hari ini tidak ada pimpinan dan anggota DPRD, bahkan Sekwan pun tidak masuk kantor. Kami mengancam akan menjadikan kantor Bupati dan kantor DPRD sebagai penginapan semalam jika tuntutan tidak diindakan," ucapnya.
Ia menegaskan dan meminta Sekwan Bursel, Hadi Longa untuk sadar, bahwa dirinya digaji oleh uang rakyat, untuk itu dirinya tidak boleh malas berkantor.
"Saudara Hadi Longa, kantor anda di Bursel bukan di Namlea, jangan hanya kegiatan baru datang ke Namrole untuk kegiatan. Kita yang tidak digaji saja rajin datang di kantor DPRD apalagi saudara yang di gaji oleh negara, oleh uang rakyat," paparnya.
Sementara Robi Biloro, menuntut agar Sekwan meminta maaf terkait permasalahan itu di depan masyarakat Bursel.
"Satu tuntutan kami, Sekwan harus dicopot, kemudian dia harus meminta maaf dihadapan masyarakat Bursel atas perbuatannya," kata Robi.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Korlap I, Zulkifli Nustelu. Dimana Nustelu meminta Sekwan harus dicopot karena tidak mampu mengakomodir para Tokoh - Tokoh pemekaran dalam Paripurna Istimewa HUT kabupaten ke 13 tahun.
"Satu tekad satu tujuan, copot Sekwan," teriak Nustelu.
Selama berorasi kurang lebih 30 menit dan tidak mendapat respon baik dari pihak DPRD lantaran tidak ada Anggota dan Pimpinan DPRD maupun Sekwan yang masuk kantor, masa pun bergerak ke kantor Bupati untuk menyampaikan tuntutannya.
Dikantor Bupati, mereka kemudian menyampaikan tuntutan mereka supaya Bupati dan Wakil Bupati segera mencopot Hadi Longa dari jabatannya sebagai Sekwan.
Mereka juga meminta agar Hadi Longa membuka siapa-siapa saja yang terlibat dan bermain di belakang kejadian ini.
Setelah berorasi lebih dari 1 Jam di depan Kantor Bupati, pendemo kemudian diundang untuk beraudiens dengan Bupati dan Wakil Bupati untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Saat beraudiens bersama Bupati, Wakil Bupati dan Sekda, pendemo menyampaikan maksud aksinya yakni meminta Hadi Longa di copot dari jabatan karena terkesan melupakan jasa para Tokoh pemekaran kabupaten Bursel.
Mendengar hal itu, Bupati Bursel, Safitri Malik Soulisa menyampaikan bahwa saat ini dirinya hanya bisa mengevalusi kinerja Hadi Longa sebagai Sekwan. Sebab sesuai aturan dirinya belum bisa melakukan mutasi jabatan bagi bawahannya sebelum 6 bulan pemerintahannya berjalan.
Hal ini turut dibenarkan oleh Sekretaris Daerah, Iskandar Walla yang turut menyampaikan bahwa pemecatan itu harus disesuaikan dengan aturan yang berlaku di negara Indonesia.Mendengar penjelasan tersebut, para pendemo pun membubarkan diri.
Akan tetapi, ditengah ganasnya para aksi menyampaikan tuntutan mereka, berbagai sumber menyebutkan bahwa aksi untuk melengserkan Hadi Longa dari jabatannya sebagai Sekwan sudah ditunggangi oleh orang - orang berdasi yang sengaja mengambil kesempatan dalam kejadian tersebut.
"Ada yang menunggangi dan mereka adalah kaum intelektual yang sengaja menggerakkan masa untuk melengserkan Pak Hadi Longa," ucap sumber kepada media ini di Namrole sambil meminta namanya dirahasiakan.
Menurut sumber, masih banyak permasalahan di daerah ini yang perlu diselesaikan dan bukan hanya masalah teknis pendistribusian undangan.
"Undangannya kan sudah didistribusi berarti pak Hadi Longa tidak salah. Kalau mau disalahkan berati semua yang terlibat termasuk DPRD juga dipersalahkan. Lagian banyak masalah di daerah ini kenapa hanya Sekwan yang di Demo. Ini akal jahat sudah ambil alih," tandasnya. (SBS/01)
إرسال تعليق
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!