Namlea, SBS
Kepala Desa Kaki Air, Rahmawati Dafrulla menjelaskan, kalau korban S ditemukan sudah meninggal pada Jumat dini hari sekitar pukul 03.00 WIT oleh orang tua kandungnya dan beberapa warga yang melakukan pencarian dengan menggunakan Speedboat.
Kepada awak media lewat telepon, Rahmawati Dafrullah lebih jauh menceritakan, kalau ia terus memotivasi warganya agar terus membantu Baba dan keluarganya terus mencari korban.
Karena itu walau malam Jumat, Baba dan warga terus berupaya mencari S. Mereka terus termotivasi mencari, setelah beberapa jam sebelumnya ada yang berhasil menangkap dan menembak mati buaya berukuran besar yang dicurigai menerkam korban.
Perut buaya sempat di belah warga dan tidak ditemukan jenazah korban di sana, sehingga warga yakin korban masih ada tersimpan di suatu tempat dan belum sempat jadi santapan buaya.
Menurut Kades, ortu S, Baba dan juga warga sangat yakin kalau anaknya berada di sekitar lokasi saat buaya pertamakali ditemukan dan ditembak mati. Akhirnya fokus pencarian terpusat di lokasi tersebut dan korban ditemukan Pukul 03.00 WIT.
"Korban ditemukan sudah meninggal. Pada tubuh korban ada luka gigitan di kaki dan luka cakaran di dada," jelas Kades.
Sebagaimana diberitakan, khabar duka datang dari keluarga Baba Bugis di Desa Kaki Air, Kecamatan Teluk Kayeli, Kabupaten Buru, setelah anak perempuannya berusia 8 tahun berinitial S telah dua hari hilang akibat diterkam buaya.
Wartawan media ini melaporkan dari Namlea, Kamis sore (14/10/2021), upaya pencarian terus dilakukan dari Rabu sore, namun sampai berita ini dikirim , tidak ada tanda-tanda buaya yang menerkam bocah malang itu ditemukan di lokasi pencarian.
Sutarsih, salah satu wartawati yang ikut bersama rombongan tim pencari yang berhasil dihubungi lewat HP menjelaskan, kalau pencarian ikut mengerahkan satu tim armada Basarnas dan satu tim armada dari Polrairud Polres Pulau Buru.
Masyarakat Desa Kaki Air juga menurunkan sejumlah armada nelayan dan bersama-sama melakukan pencarian. Pencarian dilakukan dari titik TKP dengan radius mencapai 30 mil, menyisir jauh ke dalam Sungai Waeapo dan juga menyisir bibir laut dari teluk kayeli hingga Teluk Namlea. Tapi masih juga belum didapati korban maupun buaya yang diduga menerkam bocah malang itu.
"Pencarian sudah dari kemarin sore, tapi bocah yang malang ini berikut buayanya belum ditemukan," tutur Sutarsih.
Selanjutnya, keterangan yang berhasil dihimpun dari pihak kepolisian menyebutkan, bahwa bocah S diterkam buaya saat sedang bermain bersama tujuh orang temannya di Kali Kaki Air Waeapo, pada Pukul 15.30 WIT, Rabu kemarin (14/10/2021).
Sebelum peristiwa naas itu terjadi, bocah S bersama rekan-rekannya lagi keasyikan bermain di Kali Kaki Air Waeapo, tepat di depan rumah Dedy Suardi.
Saat itu air lagi sedang surut , sehingga kedelapan bocah ini bermain sepuas-puasnya di sana. Berselang kemudian, ada empat bocah yang naik ke darat dan hanya S bersama tiga rekan sebaya dua perempuan dan satu laki-lakinya berinitial N, C dan R yang terus bermain.
Namun tiba-tiba saja datang seekor buaya yang langsung menerkam S di depan mata N, C dan R. Menyaksikan S dibawa buaya, bocah N, C dan R sontak berteriak sehingga mengagetkan warga. Namun saat warga hendak menolong, buaya yang membawa S telah raib dari TKP.
Tiga bocah yang tidak menjadi korban ini kepada warga Desa Kaki Air menceritakan melihat S dipeluk buaya dan langsung dibawa pergi menjauh ke kali di kawasan RT 03 Desa Kaki Air. (SBS/10)
إرسال تعليق
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!