Namrole, SBS
Kepada wartawan melalui selulernya, Rabu, (23/3/22) La Majuni mengungkapkan bahwa apa yang disampaikan masyarakat adalah hal yang tidak sepenuhnya benar.
Menurutnya, dia selalu fokus dan terus mengurus SD Batu layar yang saat ini dipimpinnya.
"Apa yang disampaikan masyarakat Batu Layar itu tidak benar. Beta ini tinggal di Dusun Daru Satap, desa Sekat tapi beta selalu ke Batu Layar," ucapnya.
Meskipun terkadang dirinya juga tidak dapat ke Batu Layar karena kondisi cuaca, bukan berarti dirinya tidak peduli kepada siswa - siswi di SD Batu Layar.
"Kalaupun ada yang bilang beta lebih peduli ke SD Negeri 9 Daru Satap beta kira itu pernyataan keliru. Sebab harus dipahami bahwa beta dari Sekat mau ke Batu Layar kan aksesnya hanya melalui laut. Jadi kalau beta tidak dapat ke Batu Layar itu wajar kalau cuacanya tidak memungkinkan, namun komunikasi beta dengan guru-guru di Batu Layar tetap lancar dan selama ini aman-aman saja," jelasnya.
Terkait dirinya yang dituding mencairkan Dana Bos dua sekolah (SD Batu Layar dan SD Negeri 9 Daru Satap) pihaknya menjelaskan bahwa ia tidak punya hak dan kewenangan mencairkan dana bos sekolah lain selain SD Batu Layar yang dipimpinnya.
"Tidak benar itu, beta tidak punya kewenangan disitu. Yang beta cairkan hanya dana Bos SD Batu Layar, kalau SD Daru Satap itu beta hanya bantu Kepseknya yang saat itu baru malahirkan. Kepseknya ini beta punya istri jadi beta bantu karena kondisinya tahun 2021 itu baru selesai melahirkan. Selanjutnya untuk pencairan dilakukan oleh bendahara sekolah bukan beta. Beta hanya bantu lain - lainnya saja," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (PK) Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Edison Biloro diminta mengevaluasi kepala SD Batu Layar, La Majuni Pune.
Hal ini disampaikan salah satu masyarakat Desa Batu Layar, Kecamatan Kepala Madan, Kabupaten Bursel yang enggan namanya disebutkan, Selasa (22/3/22).
Menurut sumber, Kepsek SD Batu Layar, La Majuni Pune sudah tidak fokus lagi dengan Sekolah yang dipimpinnya melainkan lebih fokus kepada SD Negeri 9 Daru Satap, Dusun Daru Satap, Desa Sekat yang seharusnya menjadi tanggung jawab Sumartini Ngidihu selaku Kepsek SD Negeri 9 Daru Satap.
"Kami minta La Majuni Pune dievaluasi oleh Dinas Pendidikan sebab dia lebih fokus mengurus SD Negeri 9 Daru Satap dari pada SD Batu Layar yang menjadi tanggung jawabnya," ucap sumber.
Menurutnya, tindakan La Majuni ini sudah meresahkan orang tua murid di SD Batu Layar, sehingga dia berharap La Majuni harus ditegur bila perlu diganti.
"Dia itu cair dana BOS di dua sekolah, di SD Batu Layar dan SD Negeri 9 Daru Satap. Ini bagaimana, seharusnya dia fokus ke sekolah yang dipimpinnya kenapa dia harus urus sekolah lain? Sekolahnya juga belum tertata tapi sudah mengurus SD Negeri 9 Daru Satap," paparnya.
Tidak mau anak-anak desa Batu Layar jadi korban, ia kembali meminta agar La Majuni segera di evaluasi.
"Bagaimana dia bisa cair dana bos dua sekolah, sementara untuk pencairan butuh tanda tangan dari Kepsek yang memimpin di sekolah tersebut. Harusnya hal ini juga menjadi perhatian dinas terkait. Kami tegaskan agar orang seperti ini harus di evaluasi," ungkapnya.
Sampai berita ini dikirim, Kepsek SD Batu Layar, La Majuni yang dikonfirmasi tidak merespon. Pesan whatsapp yang dikirim pun hanya dibaca. (SBS/01)
إرسال تعليق
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!