Close
Close

Polres Buru Evakuasi Marni Jamrud ke Polda Maluku


Namlea, SBS
Tim dari Satreskrimsus Polda Maluku telah mengevakuasi pengusaha emas ilegal, Mirna Jamrud ke Polda Maluku.

Wartawan media ini melaporkan, Mirna Jamrud bersama barang bukti dievakuasi ke Ambon dengan menggunakan feri Garda Maritim yang bertolak dari pelabuhan feri Namlea, Senin malam (7/3/2022).

Sejumlah saksi mata yang berada di pelabuhan feri Namlea menuturkan, kalau barang bukti yang disita polisi dari rumah Mirna Jamrud diangkut dengan mobil avansa warna putih.

Saat mobil itu naik ke dalam feri Garda Maritim, pintu belakang terbuka , sehingga penumpang dan buruh pelabuhan dapat melihat jelas barang bukti tersebut yang ditumpuk didalam mobil.

Sementara Mirna Jamrud terlihat merobah penampilannya dengan mengenakan busana muslim warna gelap hijau Dongker juga wajahnya sebagian tertutup masker , sehingga nyaris tidak ada yang mengenalinya.

Mirna Jamrud terlihat turun dari mobil hitam. di pelataran Kemudian ia berjalan kaki di dalam feri Maritim dan dikawal petugas satreskrimsus berpakaian preman.

Sampai berita ini dikirim, Paur Humas Polres Pulau Buru, Aipda MYS Djamaludin belum dapat dimintai dikonfirmasi perihal evakuasi Mirna Jamrud. Dihubungi lewat hp, namun nomornya di luar jangkauan.

Namun beberapa sumber kepolisian yang berhasil dihubungi malam ini, ikut menguatkan informasi kalau Mirna Jamrud dan barang bukti telah dibawa ke Ambon tadi malam.

Sebagaimana diberitakan, Tim dari Satreskrimsus Polda Maluku  menggrebek rumah pengusaha emas, Mirna Jamrud di Desa Kayeli, Kec.Teluk Kayeli, Kabupaten Buru, Senin (28/2/2020).

Dikabarkan, dari rumah Mirna Jamrud, polisi menyita CN sebanyak 12 doz dan 7 kaleng.

Ikut disita 2 karung kostik, 2 karung kapur dan 10 karung material emas.

Dari tangan Sirna Jamrud diamankan juga emas sebanyak 620 gram.

Sejumlah saksi mata yang berada di TKP mengisahkan, penangkapan Mirna Jamrud berlangsung dramatis dan berjalan cepat, sehingga "donatur" tambang ilegal di GB ini dibuat tidak berkutik.

Sebelum penangkapan tadi, Mirna Jamrud dan sejumlah oknum pengusaha nakal yang bermain di tambang ilegal Gunung Botak minggu lalu pernah dipanggil Kejaksaan Negeri Buru. Namun mereka ogah datang penuhi panggilan kejaksaan.

Tapi kali ini Mirna Jamrud kena batunya setelah didatangi enam anggota polisi berpakaian preman dipimpin Ipda Robert.

Rudy, seorang saksi mata menuturkan, polisi berpakaian preman mengincar rumah Mirna Jamrud alias Bunda sejak pukul 09.00 pagi hari.

Pertama , ada empat orang berpakaian preman yang datang ke rumah Bunda.

Lalu ada yang menanyakan Asam Cianida (CN) dan bahan pendukung lainnya untuk mengolah emas ilegal di GB.

Setelah itu, ada yang menanyakan keberadaan kepala gudang yang bertanggungjawab dengan keberadaan CN dan lain-lain.

Topik pertanyaan berobah setelah Bunda muncul menemui keempat orang ini yang juga sudah ikut bergabung dua orang lagi berpakaian preman.

Tutur Rudy, para pria berpakaian preman yang ternyata anggota kepolisian ini lalu menanyakan kepada Bunda, ada oknum polisi siapa saja yang suka datang kepadanya dan dijawab hanya Babinkamtibmas Desa Kayeli.

Selang beberapa saat kemudian, Bunda diminta menyuruh karyawannya membuka pintu gudang. Polisi berpakaian preman lalu masuk ke dalam. 

Setelah itu Rudy dan sejumlah saksi mata melihat ada sejumlah barang yang dibawa keluar dan dinaikan ke mobil.

"Ada barang yang disita dan Bunda juga dibawa oleh pak polisi berpakaian preman ini menuju Namlea,"tutur Rudy.

Ibrahim Wael, tokoh masyarakat Petuanan Kayeli menyambut positif langkah polisi yang mulai menyentuh para pengusaha dan donatur tambang emas ilegal GB.

Aku Ibrahim Wael, selama ini polisi hanya menahan  para PETI yang ecek-ecek Sedangkan yang kakap tidak pernah tersentuh 

Namun ia mengharapkan, penggebrekan dan penangkapan itu jangan sampai   berhenti di Mirna Jamrud.

Sesuai data di kejaksaan, lanjut dia, ada 25 oknum pengusaha Haji Sultan dan Haji Markus dkk yang bermain di tambang ilegal GB.

Kerusakan lingkungan  tambang ilegal GB sebagaimana diungkap mantan Kajari Buru, Muhtadi, ada kaitan juga dengan para oknum ini.

"Di Desa Kayeli ada juga yang nama Ibu Sinar.Rumahnya hanya berjarak 200 meter dari ibu Mirna Jamrud juga menekuni usaha yang sama. Tapi tidak ikut digrebek,"sayangkan Ibrahim Wael. (SBS/01)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

أحدث أقدم