Close
Close

Abrasi Mengancam, Masyarakat Pesisir Bursel Minta Perhatian Pemda

Namrole, SBS - Abrasi yang terjadi di pesisir Buru Selatan (Bursel) beberapa tahun belakang ini mengakibatkan masyarakat resah akibat bencana pesisir yang terjadi.


Ditambah lagi dengan gelombang pasang yang terjadi pada bulan desember ini mengakibatkan banyak masyarakat yang mengalami kerugian akibat rumah mereka dirobohkan oleh derasnya ombak tersebut.


Padahal permasalahan ini sejatinya sudah dilaporkan oleh masyarakat ke Pemda Bursel baik secara langsung maupun melalui DPRD sebagai penyambung aspirasi masyarakat.


Namun kenyataanya, sampai saat ini talud penahan ombak belum juga dibangun padahal kehadiran talud menjadi bagian yang urgent untuk masyarakat pesisir Bursel.


"Di Bursel ini kita tidak bisa menentukan kapan gelombang tinggi dan angin kencang tapi sudah seharusnya kita yang di pesisir ini diperhatikan oleh Pemda Bursel mengingat cuaca ekstrim di Bursel terjadi tidak menentu dan ini sangat mengkhawatirkan," ucap Dang Solissa dengan mata berkaca-kaca, Kamis (29/12/2022).


Solissa menjelaskan, saat ini akibat angin kencang disertai gelombang tinggi, banyak rumah warga yang sudah ambruk akibat terkikis abrasi.


"Kondisi ini membuat kita yang berada di pesisir susah, hidup dan makan tidak tenang apalagi tidur. Kita selalu dihantui oleh kekhawatiran akan bencana abrasi ini," keluhnya.


"Banyak dapur di Kecamatan Leksula sudah ambruk, seharusnya Pemda Bursel jeli dengan memprioritaskan pembangunan talud di wilayah-wilayah yang ramai penduduk dan di wilayah - wilayah yang rawan abrasi," sambungnya.


Solissa berharap, Pemda Bursel melalui dinas terkait tidak berdiam diri dengan kondisi yang saat ini menimpa masyarakat pesisir.


"Sudah kami sampaikan ke DPRD yang turun reses dan DPRD sudah sampaikan saat paripurna maupun sidang -sidang komisi bersama Pemda melalui dinas - dinas tertentu, namun sampai sekarang tidak ada kepedulian dari Pemda Bursel," tuturnya.

"Kami berharap Pemda Bursel melalui dinas terkait bisa bersikap cepat dan efektif dalam melihat masalah ini. Mungkin Pemda melihat ini sepele tapi bagi kami ini ancaman. Korban materil sudah kami alami jangan terus dibiarkan karena bisa saja selanjutnya itu korban nyawa," tandasnya.


Senada dengan Solissa, sejumlah warga Desa Waenono, Kecamatan Namrole, Kabupaten setempat juga angkat bicara terkait masalah tersebut.


Warga sangat kecewa karena hampir dua tahun dilaporkan ke Pemda Bursel namun tak ada respon dan Pemda terkesan cuek dengan keadaan yang ada.


Dengan demikian, belasan rumah warga yang berada di pesisir pantai Desa Waenono dan sekitarnya, terancam terbawa air laut. 


Hal ini juga disebabkan karena talud penahan ombak telah ambruk sejak cuaca buruk yang melanda wilayah Bursel akhir tahun 2020 kemarin.


“Tahun - tahun kemarin terjadi angin kencang disertai gelombang tinggi yang menyebabkan talud penahan ombak di Desa Waenono patah dan ambruk. Akhirnya belasan rumah kami di bagian pesisir terancam rusak. Jika terlambat ditangani dengan cuaca gelombang laut yang tinggi saat ini, bisa jadi kami menjadi korban seperti yang terjadi di desa Waesili, Kecamatan Waesama," keluh sejumlah warga.


Karena respon Pemda yang terkesan lambat, kata mereka, sebagian masyarakat sudah berinisiatif membuat talud penahan ombak menggunakan batang pohon kelapa.

"Kami berupaya membuat penahan ombak dari pohon kelapa karena Pemda terkesan tutup mata, kami tidak ingin menjadi korban maknya segala upaya dan daya kami lakukan," terang mereka.


Warga sangat mendukung semua kebijakan Bupati Bursel, Safitri Malik Soulisa dan Wakil Bupati, Gerson Eliaser Selsily demi kemajuan Bursel, namun dengan kondisi saat ini Pemda Bursel juga harus memprioritaskan apa yang harus didahulukan karena ini demi kemanan dan kenyamanan orang banyak.


"Pemda harus bisa menjadi pelindung, pemberi rasa aman bagi kami selaku warga Bursel. Ini yang kami perlukan disaat abrasi datang sebagai ancaman bagi kami. Kemudian pembangunan itu dilakukan dan diprioritaskan bagi lokasi-lokasi yang rawan. Kalaupun APBD kita kecil kan bisa lobi ke pusat untuk mendapatkan anggaran pembangunan menggunakan APBN,"  tutur mereka.


"Kami harap Pemda hadir membawa solusi bukan hanya janji," tandasnya. (TIM)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

أحدث أقدم