Close
Close

GSJA Wilayah Maluku Gelar Natal 2022

Namrole, SBS
Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Wilayah Buru Selatan (Bursel) menggelar Perayaan Natal, Rabu malam (14/12/2022) pukul 19.00 WIT.


Perayaan Natal dengan tema "Yesuslah Jalan Kebenaran dan Hidup" ini berlangsung di gedung gereja Ekklesia, Jemaat GSJA Waenono.


Hadir dalam perayaan Natal GSJA wilayah Bursel tersebut, Badan Pengurus Daerah GSJA Maluku yang di wakili oleh Wakil Ketua GSJA Daerah Maluku, Pdt Johanis Tity; Pemda Bursel yang diwakili Kadis Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan, Dominggus Lesnussa; Wakapolres Bursel, Kompol Novy Sapulette; Kapolsek Namrole, AKP Alfius; Danton Brimob Kompi A Namrole, IPDA Beny Dawi; Jemaat GSJA Labuang; Jemaat GSJA Kilometer 3; Jemaat GSJA Kilometer 9 Emori; Jemaat GSJA Wawali; Jemaat GSJA Neath, Jemaat GSJA  Liang; Jemaat GSJA Siopot,  Jemaat GSJA Walafau, gereja - gereja tetangga, dan tamu undangan lainnya.


Ibadah perayaan Natal di awali dengan puji-pujian yang dipimpin oleh di Worship Leader, Roulie Tasane.


Wakil Ketua GSJA Daerah Maluku, Pdt. Johanis Tity dalam refleksi firman yang terambil dalam Yohanis 14 : 5 - 6 mengatakan, Natal kali ini harus dimaknai bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan kebenaran dan hidup. Hanya melalui Dia saja manusia akan memperoleh keselamatan, berkat dan hidup yang kekal.

"Manusia bukan sumber kebenaran dan sumber kebenaran Adalah Yesus sesuai apa yang di tulis dalam Alkitab. Hidup dalam kebenaran berarti hidup secara jujur atau tampa kemunafikan," ucap Tity.


Menurutnya, saat ini manusia paling suka mendengar khotbah tentang berkah dan kesembuhan. Tapi sangat tidak suka kalau pendeta berkhotbah tentang kebenaran.


Sebab jika berbicara tentang kebenaran, maka seperti mempertontonkan kain yang kotor, seperti duan yang layu lalu gugur.


Sebagai orang Kristen yang mengaku diri sebagai pengikut Kristus harus mampu mempraktekkan diri bahwa Allah adalah sumber kebenaran. Mampu mengaktualisasikan kebenaran bukan hanya sebatas kata - kata namun harus dalam bentuk aksi dan tindakan dalam kehidupan sehari - hari.


"Menyimpang dari kebenaran adalah menyusahkan diri dan keluarga, menciderai tubuh Kristus dan menghancurkan derajat gereja dan bangsa. Melakukan kebenaran adalah meninggikan harkat Gereja dan bangsa," paparnya.


"Kita dituntut untuk hidup dalam kebenaran. Hidup dalam kebenaran wajib hukumnya tidak ada pilihan. Jika tidak taat maka ada resiko dan jika kita melakukan kebenaran dalam hidup maka kita akan menyenangkan hati Tuhan," sambungnya.


Ia menekankan, sebagai umat Kristiani wajib hukumnya hidup dalam kebenaran. Sebab dalam Kitab Amsal mengatakan, siapa yang mengerjakan kebenaran akan hidup dalam kebenaran dan kehormatan. 

"Artinya hidup dalam kebenaran tidak membuat harga diri kita jatuh, tidak membuat nama kita buruk, tapi justru hidup dalam kebenaran kita mendapatkan kehormatan. Itu sudah pasti, hidup dalam kebenaran sudah pasti Tuhan akan memakai kita sebagai pemimpin - pemimpin di negeri ini," paparnya.


Setiap pemimpin lanjut Tity,  tidak akan bermanfaat jika moralnya hancur.  Sebagai anak-anak Tuhan kita dituntut harus memiliki moral yang baik dalam menunjukan jati diri kita sebagai pengikut Kristus.


"Hidup dalam kebenaran mendatangkan kehormatan, tidak hidup dalam kebenaran berarti mempermalukan diri. Kristus adalah kebenaran, maka fokus kita adalah Kristus sebagai figur, sebagai sumber kebenaran. Dampak hidup dalam kebenaran mendatangkan damai sejahtera. Kebenaran tidak membuat kita dirugikan dalam segala kehidupan baik itu bisnis dan lain - lain," ujarnya.


Tity menambahkan, sesungguhnya hidup dalam kebenaran tidak mendatangkan kerugian. Kebenaran selalu menepatkan manusia dalam kesuksesan. 


"Hidup dalam kebenaran itu jangan iri dengan orang tidak hidup ada dalam kebenaran. Jangan cemburu, orang yang tidak hidup dalam kebenaran akan mendapatkan malapetaka. Tidak ada jalan kebenaran lain selain Yesus Kristus. Dialah satu satunya keselamatan. Dialah kebenaran sesungguhnya," imbuhnya.


Lebih jauh dalam kotbahnya, Tity menegaskan bahwa segala sesuatu harus dimulai dari Kristus, kesuksesan di mulai dari Kristus. Kegagalan terjadi karena mengandalkan diri. 


"Teruslah berdiri dalam kebenaran, banggalah menjadi pengikut Kristus maka hidupmu akan memiliki kesuksesan. Jika kita mengandalkan Kristus di dalam segalanya, maka hidup kita akan tenang dan dipenuhi berkat," tambahnya.


Dikesempatan itu juga sebagai pesan Natal, Tity mengajak semua warga GSJA wilayah Bursel untuk memahami kondisi dan situasi dunia saat ini.


Dimana dengan kondisi krisis saat ini, akan terjadi kesulitan-kesulitan besar yang akan dialami setiap manusia.


"Situasi kita sebenarnya akan ada dalam kesulitan. Bijaklah menggunakan berkat - berkat saudara sehingga kita bisa menghadapi kesulitan ekonomi bangsa ini," ajaknya.


"Natal yang kita rayakan adalah peristiwa yang kita sepakati sebagai kelahiran juru selamat. Untuk itu tunjukan diri kita sebagai pengikut Kristus, jangan menjadikan Natal sebagai pesta miras, hura-hura, dan penuh persaingan yang membawa kita untuk saling membenci, tapi jagalah keamanan dan ketertiban sehingga Natal bisa berlangsung dengan baik. Mari kita hidup dengan apa adanya, jagalah persatuan dan kesatuan karena inilah Natal kita. Perbedaan selalu ada, kemauan kita berbeda, jangan buat perbedaan itu menjadi jarak bagi kita tapi jadikan Natal sebagai perekat silaturahmi," tandasnya.

Sementara itu, sambutan Wakil Bupati Bursel, Gerson Eliaser Selsily yang dibacakan Kadis Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Kabupaten Bursel, Dominggus Lesnussa menyampaikan bahwa Natal bukan sekedar perayaan semata namun harus benar-benar murni dirayakan sehingga Natal bisa membawa damai sejahtera.


"Ditengah sukacita, merayakan Natal bukan sekedar kebiasaan semata tapi benar-benar murni, Natal adalah aktualisasi iman dan pelayanan," kata Lesnussa.


Lanjutnya, Natal mengajak kita mencari jalan terbaik dalam hidup, mampu membangun hubungan baik dengan sesama dan menjaga ketertiban dan kemanan.


"Kita harus berjalan bersama, dengan begitu kita mampu membangun kasih dan menghindari kekerasan. Berjalan bersama akan menghasilkan kekuatan yang luar biasa," paparnya.


Natal harus dijadikan sebagai semangat baru untuk menata masa depan yang lebih baik untuk segenap masyarakat Bursel.


Perayaan natal merupakan salah satu bentuk pengakuan iman umat Kristiani pada Allah yang telah mengaruniakan anak-Nya yang sebagai juru selamat, raja damai pembawa terang bagi umat manusia. 


"Ia datang ke dalam dunia untuk membawa syalom bagi seluruh umat manusia. Saya mengajak kita semua untuk hidup kudus, penuh pengharapan, senantiasa berpikir cerdas dan bekerja keras mengupayakan alam ciptaan-nya ini menjadi berkat bagi semua manusia," ajak Lesnussa.


Dikesempatan itu, Lesnussa mengatakan meskipun kita berbeda agama, suku dan golongan namun kebersamaan sangat diperlukan dalam membangun Bursel yang semakin baik.


"Meskipun kita berbeda agama, suku, golongan dan budaya tetapi kita harus berjalan bersama supaya kita mampu menghadapi tantangan dunia, dengan berjalan bersama kita mampu membangun peradaban dan merajut kembali toleransi yang mulai memudar. Dengan begitu kita mampu membangun Bursel ke arah yang lebih baik," tandasnya.

Perayaan Natal Wilayah GSJA Bursel turut diwarnai dengan pentas drama penciptaan hingga lahirnya Yesus sebagai juru selamat manusia. Drama ini diprakasai Itha Hukunala sebagai ketua panitia Natal GSJA Wilayah Bursel.


Selain itu, ada juga pembagian bingkisan Natal bagi ibu - ibu janda yang ada dalam setiap rayon GSJA Bursel.


Bingkisan Natal pertama diserahkan oleh Kadis Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan, Dominggus Lesnussa kepada rayon 1 yang diwakili oleh Pdt. Roswel Nurlatu.


Bingkisan kedua diserahkan Wakil Ketua GSJA Daerah Maluku, Pdt. Johanis Tity kepada rayon dua yang di wakili Pdt. Aty Makuku dan bingkisan ketiga diserahkan oleh Plt. Ketua Wilayah GSJA bursel, Jery Palihema dan diterima oleh Pdt. Merlin Matulessy. (SBS/01)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

أحدث أقدم