Close
Close

Sidak Gabungan Temukan Produk Kadaluarsa Masih Terjual di Namrole

Namrole, SBS
Sidak gabungan yang di gelar Tim Pengendali Inflasi Daerah ( TPID ) Kabupaten Buru Selatan ( Bursel ) di sejumlah distributor sembako terkait ketersediaan stok dan harga beras, menemukan sejumlah produk kadaluarsa, yang masih terjual di beberapa toko dan Swalayan Green di Kota Kabupaten Namrole. 


Demikian dikemukakan Sekretaris TPID Kabupaten Bursel Sumarni Solissa, kepada media ini, via pesan whatsappnya, Kamis, 14 Maret 2024.


" Hasil sidak stok beras, alhamdulillah aman. Memang ada kenaikan harga beras secara nasional untuk semua daerah, tetapi kami menemukan masih ada banyak produk yang sudah kadaluarsa, yang masih terpajang di  etalase sejumlah toko," kata Solissa. 


Menurutnya, kebanyakan di temukan produk cemilan anak-anak, susu dan bahan makanan lainnya, yang masa kadaluarsanya sudah lewat, tapi masih terpajang di etalase toko. 

Sumarni mengaku pihaknya sudah memberikan sanksi, apabila pada sidak berikutnya masih juga terpajang, maka kita akan lalukan sanksi hukum. 


Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Christy Lesnussa juga mengakui hal senada. "Saat sidak pekan lalu di temukan barang yang sudah Expired berupa susu kaleng, makanan ringan serta penyedap rasa berupa saos tomat dan kecap botol, " tutur Lesnussa, kepada wartawan media ini, via pesan whatsapp.

 

Chriesty mengaku, temuan produk kadaluarsa itu ada di dua toko dan satu swalayan. Dua toko yakni toko hoky di Kamlanglale, toko Wafik di Kilo satu dan swalayan Green di Labuang. 

Sementara itu, penelusuran wartawan media ini, paska sidak gabungan yang melibatkan Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perdagangan, Kepolisian Resor (Polres) Bursel di dua lokasi sudah tidak terdapat lagi penjualan produk kadaluarsa yang di pajang di etalase toko seperti di toko Holy dan toko Wafik, namun sayangnya produk kadaluarsa masih kedapatan di pajang di etalase Swalayan Green. 


Wa Ambe pemilik toko Wafik mengaku, produk kadaluarsa sudah dia angkat dan tidak di perjual belikan. Sementara saat wartawan mengecek toko Hoky tidak di temukan susu kaleng cap enak dan mi instan yang telah kadaluarsa yang berhasil di amankan pada saat sidak gabungan, Jumat 8 Maret 2024 lalu. 


Sebelumnya juga, ada salah satu konsumen Swalayan Green yang sebelum sidak tersebut di gelar telah berbelanja salah satu minuman serbuk merek jas jus yang kala itu terpajang promo dengan batas kadaluarsa Maret 2024.


Konsumen tersebut mengeluhkan bahwa dia tidak menyangka produk promo tersebut ada produk yang sudah tidak layak lagi untuk di konsumsi. Bahkan ironisnya lagi, jas jus itu tanpa sepengetahuan konsumen tersebut itu, telah di seduh oleh salah satu keluarganya yang tidak mengetahui kondisi jas jus tersebut sudah expired dan pasca meminumnya, beberapa saat berselang membuat kedua anak tersebut merasa mual dan muntah-muntah. Setelah di cek, mereka sebelumnya baru mengkonsumsi Jas Jus itu.


" Jadi adik kami tanpa mengetahui kondisi jas jus, dia langsung mengkonsumsi jas jus dan sempat memberikan pada salah satu adik sepupunyanya lagi, beberapa waktu berselang kedua mengalami mual-mual dan muntah, " ujar konsumen yang memilih namanya tidak di publikasikan ini. 


Kedua kakak beradik ini akhirnya di tolong oleh keluarganya dengan memberikan minuman santan, baru di berikan susu beruang juga. Untung saja mereka tidak mengkonsumsi dalam jumlah yang banyak, yang dapat memperparah kesehatannya. Keduanya akhirnya dapat tertolong. 


Berdasarkan informasi tersebut, awak media melalukan penelusuran di Swalayan milik dokter Selvie Liemena, dan ternyata, bukan hanya jas jus saja yang kedapatan kadaluarsa, tetapi juga ada mama suka tepung bumbu ayam ala korea dan sejumlah biskuit rose cream yang sudah melewati masa kadaluarsanya yang masih terpajang rapi di etalase yang bertuliskan promo. 

Salah satu penanggung jawab swalayan Green Yuni yang berhasil di jumpai awak media, dan bersama-sama berjalan menuju etalase untuk mengecek kebenaran tersebut. Ternyata masih terdapat jas jus yang sudah kadaluarsa tersebut. Seketika itu, produk tersebut langsung di turunkan dari etalase dan di amankan di gudang. 


" Kalau produk kadaluarsa di jumpai di swalayan kami itu sudah sering terjadi, di mana saat kedapatan produk yang kami jual itu kadaluarsa, konsumen memberitahu dan kami mengantikan produk tersebut, " kata Yuni mengakui temuan awak media. 


Sementara itu, pemilik swalayan Green dr Selvie Liemena, yang di konfirmasi media ini mengaku, bila ada produk kadaluarsa yang di jumpai di swalayan miliknya, itu akibat kelalaian karyawan dan biasanya mereka di berikan sanksi. 


" Nanti saya kasih punishment buat anak-anak, jadi mulai sekarang, dan ke depan insya Allah seng ada barang expired lagi, " ucap Liemena. 


" Memang sih setiap pemeriksaan ada saja yang terlewatkan, mungkin karena item barangnya banyak ya. Memang di semua swalayan itu item barang sangat banyak, tidak bisa di cek satu-satu, " tuturnya membela diri. 


Meski demikian, dirinya juga heran barang di sana (Green) juga tidak terlalu banyak, tetapi mengapa bisa terjadi hal begitu ( produk kadaluarsa ). Kendati begitu, menurut Selvie jas jus tersebut belum masuk kadaluarsa namun dengan adanya informasi ini maka pihaknya akan menariknya dari etalase. 

Meski dari penelusuran media ini bahwa kondisi jas jus tersebut sudah kelihatan berubah warna namun menurut Selvie yang kesehariannya berprofesi sebagai seorang dokter mengaku masih layak di konsumsi dan itu banyak seperti itu di Namlea. 


" Di sana anak-anak juga minum tidak apa-apa. Nanti diambil aja, coba diuji di laboratorium saja, " ujar Selvie, sambil pamitan karena mau ke Rumah Sakit. 


" Ya itu, namanya manusia tidak luput dari kelalaian. Padahal saya sudah kasih punishment potong gaji. Yang jelas kita tidak ada unsur kesengajaan untuk menjual produk expired. Buat apa jual produk expired nilainya tidak seberapa, tapi risikonya besar. Saya sudah tegaskan ke penanggung jawab di green, kalau saya tidak mau ada produk expired di sana lagi. Kalau ada nanti risiko tanggung pribadi saja, " tutur pemilik Green ini mengakhiri percakapannya. 


Entah benar ada unsur kesengajaan dalam menjual sejumlah produk yang telah kadaluarsa ataukah memang murni kelalaian karyawan.


Sehingga biskuit rose cream varian lemon dan pineapple flavour, yang sudah expired sejak 3 Maret 2024 dan mama suka tepung bumbu ayam goreng ala korea yang sudah sejak 9 Maret 2024 lalu expired tapi masih ada juga di etalase pada 11 Maret 2024 lalu masih terpajang di etalase Swalayan Green Namrole. 


Menurut Liemena, untuk Jasjus yang masa expirednya Maret, ini kan belum selesai Maret, kalau dari Badan Pemeriksa Obat dan Makanan ( BPOM ) itu tertera Maret maka sampai Maret selesai baru di katakan kadaluarsa. Jadi masih bisa di konsumsi, kecuali kita jualnya April nanti maka di katakan kita jual produk kadaluarsa. Kalau sekarang kan belum kadaluarsa. Kalau ada tertera tanggal 1 Maret berarti saat ini sudah expired, ini kan hanya tertera bulan Maret, maka sampai selesai Maret baru expired. 


Sementara itu, pihaknya berjanji akan memberikan susu dan kompensasi bagi anak konsumen yang sudah terlanjur mengkonsumsi jas jus itu. 


Ia mengaku, biasanya kalau kedapatan expired pegawainya di suruh ganti. Biasanya dari BPOM mengingatkan untuk jangan lupa produk Expired itu di angkat. 


" Untuk produk promo yang sudah melewati batas kadaluarsa untuk di jual di Swalayan, tidak ada aturan begitu dari saya. Biasa satu sampai tiga bulan sebelum expired sudah di promokan. Ini di luar kontrol saya, nanti akan saya perhatikan, " ucap Selvie. 


Pihaknya mengaku, di Namlea juga banyak temuan barang kadaluarsa. 


"Di sini juga ada beberapa kali kedapatan kalau pemeriksaan BPOM. Kadang kadang karyawan itu tidak terlalu peduli, padahal sudah ada punishment yang di berikan ke mereka," tandasnya. (Tim)

Beri Komentar Anda

Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!

أحدث أقدم