Namrole, SBS
Kesepakatan LHM-GES disampaikan kedua Balon Bupati dan Wabup Kabupaten Bursel, La Hamidi, Selasa, 1 Oktober 2024, saat melakukan orasi politiknya, pada kampanye tatap muka/terbatas perdana, yang dilaksanakan di Desa Oki Lama, Oki Baru, Tikbari dan Leku, Kecamatan Namrole.
"Pemimpin itu adalah pelayan, saya dan pak Gerson siap untuk jadi pelayan untuk semua, pelayan para petani, nelayan, siap melayani kesehatan dan memfasilitasi kesehatan, memfasilitasi pendidikan, " ujar La Hamidi.
Menurut pasangan LHM-GES, mereka berdua maju, bukan untuk menjadi raja atau penguasa, Tapi kita berdua berkomitmen maju sebagai Bupati dan Wabup Bursel, untuk siap menjadi pelayan bagi masyarakat Bursel," ucap kedua kandidat tersebut, di setiap orasi politiknya.
Pelayan yang dimaksudkan LHM adalah mampu memberikan kontribusi jelas bagi seluruh kepentingan masyarakat baik di bidang perikanan, pertanian, kesehatan, pendidikan maupun infrastruktur.
"Kita berdua ini pernah merasakan jadi petani, nelayan sehingga kita tahu kebutuhan masyarakat Bursel seperti apa," ujar La Hamidi.
La Hamidi menyebut, selama menjadi DPRD, Bursel, dirinya hanya melayani masyarakat dapil Leksula-Kepala Madan, dan berangkat dari pelayan itu LHM ingin melayani masyarakat Bursel secara menyeluruh."Sebagai Wakil Ketua DPRD kewenangan saya terbatas dan tidak bisa mengeksekusi apa yang menjadi kehendak rakyat, saya menyadari bahwa menjadi orang besar itu tidak bisa berpikir untuk kepentingan sendiri tapi kepentingan masyarakat yang lebih diutamakan di atas kepentingan pribadi, " kata sarjana hukum ini.
Senada dengan Cabup, Calon Wakil Bupati (Cawabup), Gerson Eliaser Selsily juga mengaku tidak bisa melayani masyarakat dengan baik selama menjadi Wabup aktif.
Hal ini merupakan dampak dari tidak adanya pendelegasian kewenangan seorang Bupati kepada Wabup dalam mengatur pemerintahan termasuk mengeksekusi kepentingan masyarakat Bursel.
"Pilkada tahun 2024, Saya memilih tidak lagi bersama beliau, saya lawan beliau makanya saya berpisah dari ibu itu. Bagaimana saya mau melayani masyarakat sedangkan tidak diberi kewenangan," ucap Selsily berapi-api.
Akhirnya, Wabup aktif ini lebih memilih berpisah dengan Safitri Malik Soulisa, karena melihat banyak kejanggalan dalam pemerintahan yang terkesan diatur sesuka hati tanpa mempertimbangkan dampak bagi masyarakat.
"Dahulu bicara sopan, halus dengan masyarakat padahal semua masih gelap. SK pagi untuk orang lain, sore sudah orang lain, Insentif tokoh-tokoh adat di pimpong kiri kanan, pemerintahan ini hancur bubur. Daerah ini mereka atur ikut maunya mereka dan lupa dampaknya bagi masyarakat," kata Gerson.
Menutup orasinya, GES meminta dukungan dan doa dari seluruh masyarakat supaya apa yang belum dilakukannya pada periode pertama bisa ia ekseskusi bersama LHM.
"Saya lawan karena saya tidak diberi kewenangan untuk berbuat banyak bagi masyarakat, saya tidak bisa bantu masyarakat karena kewenangan mereka ambil semuanya. Jadi dukung kita dua, pada 27 November pilih nomor 1," ujar Eliaser disambut tepuk tangan dan sorak sorai dari ratusan masyarakat. (Yul)
إرسال تعليق
Mohon berkomentar dengan attitude yang baik...
Dilarang menggunakan Anonymous !!!